Properti di Parung Panjang, Bogor Makin Diminati, Ini Alasannya

Potensi properti di Parung Panjang, terutama didukung RDTR yang meliputi rencana pengembangan pusat pelayanan, jaringan transportasi, dan prasarana.

Stasiun Parung Panjang (Foto: Google Street View)
Stasiun Parung Panjang (Foto: Google Street View)

RealEstat.id (Jakarta) – Bogor, Jawa Barat tercatat menduduki peringkat pertama area yang paling banyak diminati oleh para pencari properti di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) pada pertengahan 2020 hingga pertengahan 2021. Salah satu kawasan di Bogor yang memiliki potensi di mata pencari properti adalah Parung Panjang.

Jarak Bogor yang dekat membuat Kota Hujan ini menjadi lokasi pilihan bagi para pekerja yang berkantor di Ibu Kota Jakarta. Banyaknya pilihan transportasi umum dan akses menuju pusat kota Jakarta pun membuat para pekerja ini nyaman memiliki hunian di Bogor.

Baca Juga: Dua Cluster Sold-Out, Summarecon Bogor Kantongi Rp1,5 Triliun

Di sisi lain, Bogor juga menarik minat para pengembang. Hal ini terbukti dengan maraknya proyek perumahan yang menawarkan beragam pilihan seiring dengan meningkatnya permintaan hunian di Kota Hujan tersebut.

“Kami melihat potensi yang besar dari Bogor yang secara konsisten menempati peringkat pertama area paling dicari di Lamudi.co.id. Kami berkomitmen untuk memberikan opsi bagi pencari properti di area ini dengan memberikan akses ke beragam perumahan berkualitas,” kata Mart Polman, CEO Lamudi.co.id saat perjanjian kerja sama dengan Greenwoods, pengembang properti yang tengah membangun proyek Citaville Parung Panjang.

Parung Panjang, imbuhnya, memiliki potensi sebagai kawasan yang maju dan berkualitas, terutama dengan dukungan pemerintah Kabupaten Bogor mulai merancang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Baca Juga: Kini, Konsumen The Sanctuary Collection Bisa Gunakan KPR Bank Syariah Indonesia

Jangka waktu berlakunya RDTR Perkotaan Parung Panjang yaitu 20 tahun atau dimulai dari tahun 2021 sampai tahun 2041, di mana RDTR meliputi rencana pengembangan pusat pelayanan, rencana jaringan transportasi, dan rencana jaringan prasarana.

Dengan pembangunan yang terus berlanjut dan kemudahan akses hunian di wilayah ini, Parung Panjang  menjadi opsi menarik bagi para pencari properti, terutama properti residensial, sebagai tempat tinggal atau berinvestasi.

“Parung Panjang memiliki potensi untuk menjadi kawasan perkotaan yang sukses dan proyek properti kami, Citaville Parung Panjang diharapkan  berkontribusi  dalam kemajuan wilayah.  Ini dapat dicapai dengan meyakinkan para calon pembeli dengan menghadirkan perumahan dengan  konsep modern dan didukung fasilitas memadai,” ungkap Antonius Congles, Direktur Greenwoods.

Baca Juga: Tawarkan Rumah Siap Huni, Harvest City Beri Diskon Hingga Rp100 Jutaan

Perumahan Citaville Parung Panjang dirancang oleh Tektonik Arsitektur yang menghadirkan properti hunian dengan desain minimalis untuk gaya hidup modern. Perumahan Citaville Parung Panjang, imbuh Antonius Congles, ideal untuk para profesional muda yang ingin mewujudkan impiannya untuk memiliki rumah dan investasi.

Perumahan Citaville Parung Panjang menawarkan tiga tipe rumah dengan konsep modern: Alberta (LB: 23/LT: 60) rumah 1 lantai dan 1 kamar tidur seharga Rp200 jutaan, Belfast (30/60) 1 lantai dan 2 kamar tidur dengan harga Rp300 jutaan, dan Calgary (48/60) 2 lantai dan 2 kamar tidur dengan harga Rp400 jutaan.

Lokasi perumahan Citaville Parung Panjang dapat dijangkau hanya 15 menit dari stasiun Parung Panjang, 30 menit ke AEON Mall BSD City, Universitas Prasetiya Mulya dan ICE BSD serta sekitar 45 menit ke Summarecon Mall Serpong dan Karawaci.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)