Jabodetabek dan Batam Pimpin Ekspansi Data Center di Indonesia: Riset Colliers

Pertumbuhan berkelanjutan sektor Informasi, Komunikasi, dan Teknologi tetap menjadi pendorong utama permintaan data center (pusat data) di Indonesia.

Data center (Foto: Pixabay.com)
Data center (Foto: Pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) – Perkembangan ekonomi digital yang relatif stabil di Indonesia mendorong lonjakan investasi dalam infrastruktur digital. Di samping itu, penggunaan smartphone dan layanan streaming yang luas telah menciptakan kebutuhan penyimpanan dan penyebaran data.

Untuk mengantisipasi permintaan tersebut, semakin banyak pusat data (data center) yang didirikan di Indonesia, terutama di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) serta kawasan Batam.

Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia mengatakan, saat ini di Indonesia, lonjakan lalu lintas internet dan volume data tidak tertandingi.

"Indikator kunci meliputi peningkatan minat pengguna sebesar 57%, tingkat penetrasi internet sebesar 77%, kenaikan pengguna media sosial sebesar 60,4%, dan peningkatan rata-rata waktu yang dihabiskan penggunaan ponsel sebesar 46%," jelasnya.

Baca Juga: Suplai Data Center Asia Pasifik Tumbuh 300%, Jakarta Nomor Dua

Selain angka-angka tersebut sangat mengesankan, imbuh Ferry, penting untuk diakui bahwa aplikasi dan kemajuan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang kuat selama beberapa tahun terakhir.

"Pertumbuhan berkelanjutan sektor Informasi, Komunikasi, dan Teknologi tetap menjadi pendorong utama permintaan data center (pusat data) di Indonesia,” jelas Ferry dalam siaran pers yang diterima Realestat.id.

Data Colliers Indonesia menyebut, sampai akhir tahun 2023, terdapat total 35 proyek pusat data, termasuk tipe hyperscale dan collocation beroperasi di Jakarta dan sekitarnya, terutama berlokasi di pusat kota, untuk melayani industri Perbankan, Jasa Keuangan, dan Asuransi.

Meski demikian, terdapat tren yang mencolok yaitu pusat data hyperscale dikembangkan di daerah tepi luar Jakarta seperti Bekasi, Karawang, dan Bogor.

Baca Juga: Minimalkan Dampak Lingkungan, Industri Data Center Mesti Perhatikan 3 Hal Ini

Perubahan ini didorong oleh kebutuhan akan fasilitas berukuran lebih besar dengan kapasitas daya yang lebih tinggi, serta keuntungan harga tanah yang lebih murah di luar kota.

Selain itu, terdapat lima proyek pusat data hyperscale yang sedang dibangun di Batam, termasuk yang paling mencolok adalah Nongsa Digital Park, dengan total daya sebesar 221 MW, dan dijadwalkan rampung pada tahun 2024–2025.

Proyek yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini, bertujuan untuk menjadi “jembatan digital” antara Indonesia dan Singapura, untuk mendorong aktivitas ekonomi digital.

Menyadari adanya potensi ekonomi digital yang dimiliki oleh Indonesia, investor asing dan perusahaan teknologi turut berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan industri pusat data.

Baca Juga: Siapkan Lahan 300 Hektare, Kota Deltamas Kembangkan Zona Industri Khusus Data Center

Kemitraan strategis dan investasi asing berkontribusi pada pengembangan fasilitas berteknologi mutakhir, membawa keahlian global dan teknologi canggih masuk ke pasar Indonesia.

Perjalanan Indonesia menuju era digital secara intrinsik terkait dengan ekspansi data center yang cepat. Disaat negara ini mulai memfokuskan diri pada transformasi digital, pengembangan infrastruktur data yang kuat menjadi penting agar dapat membuka potensi ekonomi digital sepenuhnya.

Lingkungan regulasi yang mendukung, investasi asing yang meningkat, dan komitmen terhadap keberlanjutan, membuat industri data center Indonesia siap untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan digital.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)