Peluang Indonesia Membangun Ketahanan Rantai Pasokan di Tengah Dominasi Manufaktur China

Status China sebagai pusat manufaktur dengan tenaga kerja berpengalaman dan infrastruktur yang kokoh secara historis telah mengungguli pemain lain di wilayah Asia Pasifik.

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Kendati kekuatan manufaktur China menyebabkan tantangan bagi perusahaan yang mencari diversifikasi, krisis Laut Merah baru-baru ini menegaskan pentingnya ketahanan rantai pasokan.

Menurut laporan terbaru perusahaan jasa real estat global, Cushman & Wakefield, upaya diversifikasi akan memakan waktu, namun Indonesia memiliki peluang besar dalam situasi yang terus berubah,

Status China sebagai pusat manufaktur dengan tenaga kerja berpengalaman dan infrastruktur yang kokoh secara historis telah mengungguli pemain lain di wilayah Asia Pasifik.

Namun, gangguan yang disebabkan oleh pandemi dan ketegangan geopolitik telah mendorong perusahaan untuk mengevaluasi kembali ketergantungan mereka pada rantai pasokan yang berpusat di China.

Baca Juga: Sektor Pusat Data Dominasi Permintaan Lahan di Kawasan Industri

Tim Foster, Head of Supply Chain and Logistics Advisory Cushman & Wakefield Asia Pasifik menggarisbawahi, gangguan terbaru dalam jalur pengiriman global menjadi pengingat akan pentingnya membangun rantai pasokan yang tangguh.

Bagi Indonesia, tantangan diversifikasi termasuk menangani isu seperti tenaga kerja yang belum terampil, infrastruktur pelabuhan yang terbatas, dan kompleksitas regulasi.

Namun, Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting Cushman and Wakefield Indonesia percaya bahwa meskipun terdapat berbagai tantangan, ada pula peluang untuk pertumbuhan.

Inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk menarik investasi asing dan mempromosikan manufaktur, ditambah dengan lokasi geografis strategis Indonesia, membuat Indonesia menjadi tujuan menarik bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi operasional mereka.

Baca Juga: Kawasan Industri Jabodetabek: Koridor Timur Jakarta Kuasai Pasokan

Berikut ini beberapa peluang yang menyoroti potensi Indonesia:

1. Ukuran dan Komposisi Populasi

Indonesia merupakan negara keempat terpadat di dunia dengan total 278.696.200 juta penduduk pada tahun 2023. Lebih dari separuh populasi tinggal di daerah perkotaan, menandakan adanya konsentrasi konsumen dan angkatan kerja potensial di pusat-pusat ekonomi utama.

2. Kelas Menengah yang Berkembang

Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dalam segmen kelas menengahnya. Perubahan demografis ini menandakan adanya peningkatan daya beli, pola konsumsi, dan permintaan akan berbagai barang dan jasa, sehingga menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan di berbagai sektor.

3. Dinamika Pasar Konsumen

Pertumbuhan ekonomi yang kuat di Indonesia mendorong salah satu pasar konsumen yang berkembang paling cepat di dunia. Tren ini terutama terlihat dalam bidang e-commerce, dengan lonjakan yang luar biasa dalam pengeluaran ritel online.

Dinamika pasar seperti itu menegaskan perlunya solusi logistik yang efisien untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat.

Baca Juga: Bekasi dan Karawang Dominasi Pasokan Lahan Kawasan Industri di 2024, Data Center Tak Lagi Jadi Primadona

4. Penanaman Modal Asing (FDI) dan Iklim Investasi

Perbaikan iklim investasi negara dan masuknya penanaman modal asing menandakan kepercayaan dari bisnis internasional terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Tren ini tidak hanya meningkatkan pembangunan ekonomi tetapi juga mendorong kemitraan, transfer teknologi, dan pertukaran pengetahuan yang merangsang berbagai sektor, termasuk logistik.

5. Cakupan Logistik Regional

Lokasi strategis Indonesia dan statusnya yang semakin berkembang sebagai kekuatan global di Asia Tenggara menarik minat investor, terutama di sektor logistik. Dengan meningkatnya cakupan investor di pasar logistik Asia Tenggara, Indonesia menjadi pusat penting untuk perdagangan dan konektivitas regional.

6. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia siap untuk pertumbuhan PDB riil yang berkelanjutan. Prospek ekonomi yang positif ini menciptakan situasi menarik bagi perusahaan yang mencari peluang investasi jangka panjang dan strategi ekspansi pasar.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)