Sektor Pusat Data Dominasi Permintaan Lahan di Kawasan Industri

Selain sektor pusat data, permintaan lahan di kawasan industri juga diperkirakan datang dari sektor lain, seperti otomotif, logistik, dan kendaraan listrik.

Sektor pusat data mendominasi permintaan lahan di kawasan industri jabodetabek menurut laporan colliers international. (Sumber: Shutterstock)
Sektor pusat data mendominasi permintaan lahan di kawasan industri jabodetabek menurut laporan colliers international. (Sumber: Shutterstock)

RealEstat.id (Jakarta) - Sektor pusat data diprediksi akan terus mendominasi permintaan lahan properti kawasan industri di Jabodetabek sepanjang tahun 2024.

Menurut Head of Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto hal ini terjadi seiring dengan masifnya perkembangan teknologi informasi dan juga transformasi digital saat ini.

"Minat yang meningkat dan antusiasme terhadap penggunaan big data serta artificial intelligence, menjadi faktor yang mendorong permintaan tinggi dari sektor ini," kata Ferry.

Sekedar informasi, apa yang dimaksud dengan pusat data adalah fasilitas fisik yang digunakan untuk menyimpan data digital perusahaan.

Baca Juga: Colliers: Pasar Ritel Jakarta Bangkit di Kuartal IV 2023, Apa Indikasinya?

Berdasarkan laporan Colliers Quarterly Property Market Report Kuartal-2023, penjualan total lahan industri mencapai 214,2 hektare.

Adapun Bekasi dan Karawang sebagai kontributor utama dari permintaan lahan tersebut.

"Bekasi dan Karawang memberikan kontribusi yang cukup seimbang. Masing-masing, mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare," papar dia.

Baca Juga: Minimalkan Dampak Lingkungan, Industri Data Center Mesti Perhatikan 3 Hal Ini

Mendominasi Penjualan

Lebih lanjut, Ferry Salanto menerangkan bahwa di tahun 2023 lalu sektor pusat data mendominasi transaksi jual-beli properti, yakni sebesar 31% atau 67,4 hektar dari total luas lahan yang terjual.

Sektor itu juga memberikan kontribusi sebesar 30% atau sekitar 63,17 hektare, dari total penjualan lahan di kawasan industri selama tahun 2022.

Kendati demikian, menurut Ferry kesuksesan bisnis kawasan industri memerlukan kepastian hukum dan peraturan yang transparan.

Baca Juga: Suplai Data Center Asia Pasifik Tumbuh 300%, Jakarta Nomor Dua

Selain sektor pusat data, permintaan lahan di kawasan industri juga diperkirakan akan muncul dari sektor lain, seperti otomotif, FMCG, kimia, logistik, dan kendaraan listrik.

Colliers juga memprediksi masih terdapat potensi pertumbuhan serta penjualan di kawasan industri Jabodetabek dan wilayah Indonesia lainnya.

"Kami berharap pertumbuhan bisnis kawasan industri ini akan berlangsung di tahun 202," tandas Ferry Salanto.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)