Potensi Kawasan Industri di Luar Jabodetabek

Besarnya investasi yang akan masuk ke Indonesia, harus dibarengi dengan ketersediaan lahan. Hal ini dapat dipenuhi oleh kawasan industri di luar Jabodetabek.

Lahan Kawasan Industri. (Foto: Dok. Bekasi Fajar Industrial Estate)
Lahan Kawasan Industri. (Foto: Dok. Bekasi Fajar Industrial Estate)

RealEstat.id (Jakarta) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menyebut, sebanyak 16 perusahaan asing berencana merelokasi investasinya ke Indonesia. Menyikapi hal tersebut, pengembang kawasan industri di Indonesia, terutama kawasan industri di luar Jabodetabek, saat ini sedang dalam tahap peningkatan kesiapan. Pasalnya, berapapun besarnya investasi yang akan masuk ke Indonesia, hal yang terpenting adalah ketersediaan lahan.

Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia menjelaskan, selain Kawasan Industri Terpadu Batang yang menjadi salah satu tujuan investasi, ada beberapa kawasan industri lain yang akan segera tersedia untuk dipasarkan. Demikian juga beberapa area lahan yang berpotensi dibebaskan dan dialihkan fungsinya menjadi kawasan industri.

Menurutnya, pengembang perlu memastikan semua izin sudah siap, karena dengan masuknya investor ke pasar, harus ada perbaikan yang nyata di area ini.

Baca Juga: Aktivitas Logistik Dominasi Sektor Industri di Masa Pandemi

Pengembang perlu memastikan bahwa persiapan juga mencakup sudah dikeluarkannya izin AMDAL dan izin pengembangan kawasan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas telah dimulai, jalur listrik telah ditentukan, kebutuhan fasilitas WTP (Water Treatment Plant) dan IPAL (Waste Water Treatment Plant) sudah jelas, berapa banyak lahan yang nantinya akan diolah, dan masih banyak lagi.

"Masalah ini penting untuk ditangani agar investor dapat merasa percaya diri dalam mengambil keputusan," tutur Ferry Salanto dalam keterangan tertulis yang diterima RealEstat.id.

Dengan perkembangan kawasan industri saat ini yang menghadirkan cukup banyak pilihan. Penting bagi investor untuk memiliki pengetahuan yang baik dalam menentukan di mana mereka ingin membangun pabrik, gudang, dan lain-lain.

"Perkembangan infrastruktur pemerintah yang cukup besar saat ini juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Harga Lahan Industri Jabodetabek Naik Karena Dua Hal Ini

Di sisi lain, selain investor baru, investor asing maupun domestik seperti yang berasal dari sektor consumer goods juga mulai merapat dan memperluas pabriknya. Colliers Indonesia mencatat, ada beberapa perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, kawasan industri yang berada di luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) atau pulau Jawa memiliki peluang yang cukup baik.

"Namun, hal ini mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena faktor ketidakpastian secara global saat ini, dan juga kesiapan infrastruktur yang ada. Untuk saat ini, tampaknya kawasan industri yang ada masih menjadi fokus perluasan, ditambah dengan kawasan di sekitar Patimban, Batang atau bahkan Kendal, Semarang," tutur Ferry.

Kendati demikian, strategi investasi yang direncanakan oleh Pemerintah juga secara jelas mengacu pada perluasan kawasan industri ke depannya. Kondisi sektor industri dan logistik tahun ini diproyeksikan lebih baik dibandingkan tahun lalu, meski peningkatannya tidak terlalu signifikan.

"Masuknya industri-industri baru seperti kendaraan listrik dan baterai menunjukkan peluang besar bagi kawasan industri di Indonesia untuk menyambut berbagai jenis industri lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Vaksin COVID-19, Peluang Bagi Fasilitas Logistik Penyimpanan Dingin

Lebih lanjut, Ferry mengatakan, pilihan kawasan industri beragam, tetapi tidak semuanya sesuai. Untuk itu, diperlukan analisis mendalam untuk menilai kawasan tersebut. Terlepas dari apakah ini industri baru atau bukan, pemilihan lokasi penting dilakukan, dan beberapa area sedang disiapkan oleh pemerintah dan juga pihak swasta.

Selain kesiapan khusus untuk industri baru, ada persiapan lain, seperti keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kendal, kemudian sekitar Patimban dan beberapa daerah lainnya. Ada juga potensi bagi industri tertentu yang memasuki Kawasan ekonomi khusus untuk mendapatkan tax holiday.

Masuknya kendaraan listrik dan baterai ke pasar, imbuh Ferry, tampaknya akan menjadi bintang baru bagi sektor industri dan logistik di Indonesia. Namun, barang konsumsi dan e-commerce akan terus meluas, dan juga data center serta fasilitas cold storage masih tetap berkembang, seperti halnya berbagai industri lainnya.

"Dengan mempertimbangkan potensi dan peluang serta berbagai langkah khusus yang dilakukan pemerintah, kesiapan sektor industri untuk menyambut industri baru terlihat positif. Ini memberikan peluang yang luar biasa bagi sektor industri dan iklim investasi di Indonesia," tutupnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)