Kawasan Industri Koridor Timur Jakarta Bergerak Aktif, Sektor Otomotif Jadi Pendorong Utama?

Kawasan industri di Koridor Timur Jakarta masih menjadi primadona bagi sektor industri data center maupun otomotif, yang mendominasi pembelian lahan.

Salah satu kawasan industri di Koridor Timur Jakarta adalah Suryacipta Karawang, Jawa Barat. (Sumber: Surya Cipta)
Salah satu kawasan industri di Koridor Timur Jakarta adalah Suryacipta Karawang, Jawa Barat. (Sumber: Surya Cipta)

RealEstat.id (Jakarta) - Kawasan industri di sepanjang Koridor Timur Jakarta terpantau lebih aktif jika dibandingkan dengan area Barat.

Hal ini berdasarkan laporan tren pasar properti terbaru pada kuartal I-2024 yang dirilis oleh konsultan real estat global, Cushman & Wakefield.

Mereka mencatat bahwa telah terjadi transaksi penjualan lahan yang didominasi oleh sektor data center dan otomotif selama kuartal pertama di tahun ini.

Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo menerangkan transaksi penjualan lahan kawasan industri di Koridor Timur Jakarta sebesar 64,41 hektare.

Baca Juga: Suplai Data Center Asia Pasifik Tumbuh 300%, Jakarta Nomor Dua

"Sektor data center dan otomotif menyumbang 47% dari transaksi penjualan lahan selama kuartal I-2024. Sisanya datang dari sektor lain, seperti tekstile, logistik dan kimia," kata Arief dalam keterangan pers, Rabu (15/05/2024).

Sekedar informasi, baru-baru ini perusahaan motor listrik asal China, PT Yadea Teknologi Indonesia baru saja melakukan grounbreaking pembangunan pabriknya di Suryacipta City of Industry, Karawang, Jawa Barat.

Hadirnya pabrik Yadea dengan nilai investasi mencapai lebih dari USD150 juta itu, bakal meramaikan pasar kawasan industri di Koridor Timur Jakarta.

Baca Juga: Akhir 2024, Kota Mandiri Subang Smartpolitan Bakal Beroperasi

Pasokan Lahan Industri Baru

Selain penjualan, Cushman & Wakefield juga memprediksi akan ada penambahan ruang gudang baru yang mencapai 95.000 m2.

Hal ini menyusul adanya perluasan Jababeka 9 yang menambah pasok lahan industri baru di wilayah Jabodetabke seluas 60 hektare, selama kuartal pertama tahun 2024.

Dengan demikian total pasokan gudang yang disewakan di Jabodetabek menjadi 2,76 juta m2, dengan permintaan terutama berasal dari sektor logistik.

Baca Juga: Mengapa Lahan Kawasan Industri di Bekasi dan Karawang Jadi Incaran?

Adapun tingkat hunian rata-rata gudang yang disewakan di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan sedikit, mencapai 86,3%.

"Hal ini menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," kata Arief.

Pola permintaan yang serupa dengan kuartal sebelumnya diamati, dengan permintaan utama berasal dari sektor logistik, diikuti oleh otomotif
dan FMCG.

Kenaikan Harga yang Moderat

Sedangkan dari sisi harga, lahan kawasan industri di Timur Jakarta tetap relatif stabil selama beberapa kuartal terakhir.

Konsultan properti global tersebut mencatat bahwa harga tanah di kawasan industri kuartal I-2024 berada di angka Rp2.749.000/m2.

Baca Juga: Timur Jakarta: Teori Telur Ceplok dan Momentum Pengembangan Kota

"Angka lahan itu menandai kenaikan per kuartal yang moderat sebesar 2,35% dan pertumbuhan tahunan sebesar 4,6%," papar Arief.

Kecenderungan harga yang meningkat diperkirakan akan terus berlanjut karena keterbatasan ketersediaan lahan di area yang menguntungkan.

Sedangkan tarif sewa rata-rata gudang yang disewakan di area industri Jabodetabek tetap relatif stabil, yakni Rp78.000/m2 per bln dengan sedikit kenaikan sebagai antisipasi dinamika pasar yang kompetitif.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com
Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud,  Bali (Foto: Dok. Metland)
Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud, Bali (Foto: Dok. Metland)