Di Tengah Pandemi, Crown Group Catat Penjualan Rp630 Miliar

Crown Group mencatat rata-rata penjualan lebih dari Rp200 miliar per bulan pada rentang Februari – April 2020, dengan total Rp630 miliar.

Prisca Edwards, Direktur Penjualan Crown Group. (Foto: Dok. Crown Group)
Prisca Edwards, Direktur Penjualan Crown Group. (Foto: Dok. Crown Group)

RealEstat.id (Sydney) - Di tengah pandemi COVID-19, Crown Group, pengembang properti asal Sydney, Australia, melaporkan penjualan produk mereka tetap stabil. Rata-rata penjualan lebih dari Rp200 miliar per bulan pada rentang Februari - April 2020, dengan total Rp630 miliar. 

Menurut Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards, saat ini calon konsumen mencari kepastian dan keamanan dalam berinvestasi properti lebih dari sebelumnya, sementara mereka yang berkantong tebal, sangat siap untuk membeli.

Baca Juga: WFH Bawa Berkah Bagi Hotel SKYE Suites Milik Crown Group

Kendati demikian, Prisca mengakui ada permintaan yang tertahan di Sydney. Pihak Crown Group masih akan melihat perkembangannya di pekan ini saat membuka kembali unit display di Waterfall by Crown Group dan Mastery by Crown Group.

“Permintaan secara online dan traffic website kami telah meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir. Selain itu, kami melihat minat besar calon konsumen pada video proyek dan video 360 derajat kami. Kami berharap tren ini tetap berlanjut meskipun unit display telah dibuka kembali,” jelas Prisca Edwards dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id

Baca Juga: Akuisisi Lahan Rampung, Crown Group Bangun SkyTrees, Proyek Pertama di Amerika Serikat

Dia menambahkan, berita gembira juga datang dari China terkait COVID-19, di mana situasi di sana sudah berangsur stabil. Hal ini baik untuk pengembang, karena akan ada tingkat optimisme dari pembeli asal China, mengingat nilai Dolar Australia yang lebih rendah dibandingkan Dolar Amerika Serikat.

“Saya pikir pandemi COVID-19 akan mendorong gelombang migrasi kuat berikutnya, karena semakin banyak orang di luar negeri yang mungkin khawatir tentang sistem kesehatan di negara mereka, sehingga mencari tempat yang lebih aman untuk hidup, terutama mengingat rendahnya jumlah kasus COVID-19 di Australia dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya,” tutur Prisca Edwards.

Pelonggaran Pembatasan Sosial
Sebelumnya, negara bagian New South Wales, melalui Menteri Keuangannya, Dominic Perrottet, mengumumkan pembatasan sosial akibat COVID-19 akan dicabut setelah hampir enam pekan dengan pedoman kesehatan yang ketat. Pengumuman ini merupakan bagian dari langkah-langkah pemerintah Australia untuk mendorong ekonomi NSW.

Baca Juga: Tyas Sudaryomo: Crown Group Indonesia Bidik Tiga Segmen Pembeli Properti

Adapun peraturan pemerintah yang dilonggarkan adalah larangan bagi mereka yang ingin melakukan kunjungan open house. Dengan demikian, masyarakat awal pekan ini sudah diperbolehkan melakukan kegiatan tersebut meskipun hanya melalui appointment dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat. 

Regulasi baru ini akan memberi industri dorongan dan membantu mengembalikan kepercayaan stakeholder sektor properti. Pelonggaran ini dapat berarti persaingan yang lebih kuat di industri properti Sydney,” ungkap Kepala Institut Real Estat NSW, Tim McKibbin.

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)