Tinggal di LRT City Bekasi-Eastern Green Lebih Efisien, Ini Hitungannya!

Hunian vertikal berkonsep TOD, seperti LRT City Bekasi-Eastern Green dinilai memiliki kelebihan di sisi fleksibilitas, efektivitas, hingga efisiensi. Bagaimana perhitungannya?

LRT City Bekasi-Eastern Green.
LRT City Bekasi-Eastern Green.

RealEstat.id (Jakarta) - Pemerintah terus mendorong pertumbuhan hunian yang terintegrasi dengan sarana transportasi atau Transit Oriented Development (TOD) di pusat-pusat kepadatan kota agar para penglaju (komuter) bisa hidup dengan lebih efisien. Melihat hal ini, PT Adhi Commuter Properti (PT ACP)—anak usaha PT Adhi Karya (Persero), Tbk—mengembangkan proyek LRT City, sebagai salah satu pengejawantahan konsep kawasan yang mengintegrasikan hunian dengan sarana transportasi tersebut.

Menurut Direktur Pemasaran PT Adhi Commuter Properti, Indra Syahruzza, secara berkelanjutan sarana transportasi modern seperti LRT akan menjadi tren dan kebutuhan di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini, imbuhnya, terlihat dari antusiasme masyarakat terkait transportasi massal modern seperti KRL Commuter Line maupun moda raya terpadu (MRT).

Baca Juga: Terapkan New Normal, LRT City Beri Diskon Khusus Buat Tenaga Kesehatan

“Dengan semakin berkembangnya transportasi massal seperti KRL, MRT, dan LRT, masyarakat semakin sadar dengan kelebihan fasilitas ini. Maka, hunian yang terintegrasi dengan sarana transportasi akan berimbas pada waktu tunggu hingga waktu tempuh yang dapat diprediksi dan itulah tren gaya hidup di kota-kota maju dunia yang mulai berkembang di Indonesia,” ujarnya.

Menyitir data Polda Metro Jaya, Indra mengatakan, lalu lintas kota Jakarta sangat berat, dengan total panjang jalan yang hanya 5.621 kilometer dan hanya bertambah 0,01% per tahun. Sementara, pertambahan kendaraan sepeda motor sebanyak 4.500 unit dan mobil 1.500 unit setiap harinya, dengan pertambahan kendaraan mencapai 12% per tahun.

Baca Juga: LRT City Bekasi – Eastern Green Tingkatkan Digital Marketing di Masa Pandemi

Tidak hanya itu, berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta tahun 2014, lebih dari 1,38 juta warga sekitar Jakarta (Bodetabek) melakukan perjalanan ulang-alik ke Jakarta untuk bekerja, sekolah, maupun melakukan keperluan lainnya. Dari angka itu, tingkat penglaju terbanyak yang masuk ke Jakarta berasal dari wilayah Bekasi dengan persentase mencapai 26,02%.

Persentase ini bukan hanya sekadar statistik karena kenyataannya kegiatan ini telah memakan begitu banyak energi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai Rp10,7 triliun per tahun. Kemacetan Jakarta juga mengakibatkan kerugian hilangnya waktu produktif hingga mencapai Rp9,7 triliun per tahun, dan kerugian kesehatan sebesar Rp5,8 triliun per tahun.

Usung Konsep “Your Smart Move”
Dengan besarnya jumlah penglaju dari area Bekasi yang bekerja di Jakarta, salah satu proyek LRT City di Bekasi yaitu LRT City Bekasi-Eastern Green bisa menjadi solusi hunian yang sekaligus terintegrasi dengan fasilitas transportasi umum. Berlokasi 0 kilometer dari Stasiun LRT Jatimulya dan exit tol Bekasi Timur, LRT City Bekasi-Eastern Green juga dilengkapi dengan sarana Bus Rapid Transit (BRT) Transjabodetabek yang membuat kawasan hunian ini memiliki sarana transportasi publik yang lengkap.

Project Director LRT City Bekasi-Eastern Green, Setya Aji Pramana memaparkan, berbagai keunggulan lokasi, fasilitas, maupun integrasi dengan transportasi masal di proyeknya dapat mengusung konsep hunian “Your Smart Move”. Hal inilah yang membuat proyek ini menjadi sangat lengkap sebagai sebuah hunian yang digabungkan dengan sarana transportasi hingga penyediaan sarana lifestyle yang sesuai untuk penghuninya.

Baca Juga: Usung Konsep TOD, Cisauk Point Andalkan Moda Transportasi Massal Terintegrasi

“'Your Smart Move' merupakan konsep di mana LRT City Bekasi-Eastern Green menjadi pilihan cerdas untuk sebuah hunian dengan konsep yang ditawarkan dan memudahkan penghuni dari segi aksesibilitasnya. Bukan hanya itu, hunian ini juga dilengkapi dengan konsep smart home, smart access, hingga smart facility yang mencakup seluruh kawasannya,” jelas Setya Aji Pramana.

Dia pun mengajak berhitung terkait fleksibilitas, efektivitas, hingga efisiensi hunian seperti ini di LRT City Bekasi-Eastern Green.

"Bila kita menggunakan kendaraan pribadi, biaya yang harus dikeluarkan antara lain untuk BBM sekitar Rp50.000 per hari, biaya jalan tol Rp35.000 dan biaya parkir Rp50.000. Secara total dibutuhkan biaya harian sekitar Rp135.000 apabila kita tinggal di Bekasi dan berkantor di wilayah Sudirman ataupun Kuningan," katanya.

Baca Juga: 4 Manfaat Proyek TOD Menurut Kementerian PUPR

Ini belum memperhitungkan biaya perawatan mobil, pajak kendaraan, dan biaya lainnya. Sementara bila menggunakan LRT sebagai transportasi harian, biayanya hanya Rp24.000 per hari dan kita terbebas dari biaya parkir, BBM, tol, dan biaya-biaya lainnya. Artinya, ada penghematan lebih dari Rp100.000 setiap harinya bila kita menggunakan transportasi umum seperti LRT.

Waktu tempuhnya pun juga lebih terukur dan bisa diprediksi. Dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, dari Stasiun LRT Jatimulya ke Stasiun LRT Jatibening hanya 15 menit atau ke Stasiun LRT Cawang hanya 28 menit dan ke Stasiun LRT Dukuh Atas hanya memakan waktu 50 menit. LRT Jabodebek juga akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnya, seperti Transjakarta, KRL, hingga angkutan perkotaan lain sehingga memudahkan kita untuk melangkah ke manapun di wilayah Jabodebek.

“Saat ini LRT City Bekasi-Eastern Green sudah mulai dihuni sehingga masyarakat sudah bisa merasakan berbagai sarana maupun fasilitas hunian dengan konsep modern seperti di kota-kota maju. Dengan berbagai sarana transportasi umum yang tersedia, tinggal di sini seperti memiliki kendaraan pribadi yang siap mengantar kita ke manapun dengan mudah, namun tentunya lebih murah, aman dan cepat serta semuanya dapat diakses cukup dengan berjalan kaki,” jelas Setya.

Baca Juga: Pemerintah Susun Buku Pengembangan Hunian Berbasis Transit (TOD)

LRT City Bekasi-Eastern Green dibangun di atas lahan seluas 1,4 ha dengan mengusung berbagai fungsi properti (mixed-use) mulai dari hunian, mal, ruko, plaza, dan sebagainya. Dilengkapi juga dengan jalur pejalan kaki dan bicycle track. Proyek ini terdiri dari dua tower apartemen yaitu Tower Primrose (634 unit) dan Tower Clove (302 unit).

LRT City Bekasi – Eastern Green Tower Primrose sudah siap huni di tahun ini. Saat ini harga tipe studio (27,21 m2) berkisar di angka Rp600 jutaan dan tipe 2 bedroom (50,51 m2) harganya berkisar di Rp1,1 miliar. Ada pula beberapa promo di bulan November, seperti NOWvember! Now or Never!, booking fee hanya Rp5 juta, subsidi DP hingga 4,5%, bebas bunga satu tahun dan bebas biaya KPA (syarat ketentuan berlaku). Lalu untuk pengguna Bank BTN dan Bank BNI bebas angsuran satu tahun pertama atau nol rupiah angsuran di tahun pertama.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land (kiri) dan Mario Susanto, VP Marketing Paramount Land. (Foto: Realestat.id)
Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land (kiri) dan Mario Susanto, VP Marketing Paramount Land. (Foto: Realestat.id)
OXO The Residences, Bali, besutan OXO Group Indonesia dan Alexis Dornier. (Foto: Dok. OXO Group)
OXO The Residences, Bali, besutan OXO Group Indonesia dan Alexis Dornier. (Foto: Dok. OXO Group)
Dari kiri ke kanan: Chandra Sugiarto (Joint Venture Project Division Head of Sinar Mas Land), Anna Budiman (CEO Commercial BSD Sinar Mas Land), James Widjaja (Director of Dwijaya Karya), dan Eric Widjaja (Director of Dwijaya Karya) meresmikan show unit apartemen Tipe 2BR Upper West, BSD City, Ahad, 21 April 2024 (Foto: Dok. Sinar Mas Land)
Dari kiri ke kanan: Chandra Sugiarto (Joint Venture Project Division Head of Sinar Mas Land), Anna Budiman (CEO Commercial BSD Sinar Mas Land), James Widjaja (Director of Dwijaya Karya), dan Eric Widjaja (Director of Dwijaya Karya) meresmikan show unit apartemen Tipe 2BR Upper West, BSD City, Ahad, 21 April 2024 (Foto: Dok. Sinar Mas Land)