RUPST Summarecon: Bukukan Rp5,94 Triliun, Serpong Masih Jadi Andalan

Dalam RUPST kali ini, Summarecon memutuskan untuk merevisi target penjualan atau marketing sales di 2020 menjadi Rp2,5 triliun.

Kawasan The Springs, Summarecon Serpong. (Foto: summareconserpong.com)
Kawasan The Springs, Summarecon Serpong. (Foto: summareconserpong.com)

RealEstat.id (Jakarta) - Meski 2019 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan, namun PT Summarecon Agung, Tbk. (SMRA) dapat membukukan pra-penjualan sebesar Rp4,1 triliun melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp4,0 triliun. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Summarecon Agung, Tbk. yang diselenggarakan pada Rabu (12/8/2020), Perseroan melaporkan pendapatan sebesar Rp5,94 triliun di 2019 atau meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya. 

Sementara itu, dalam RUPST dilaporkan, sebaran penjualan Summarecon berdasarkan produk yakni: penjualan rumah mencapai 66%, apartemen 14%, ruko 12%, dan kavling tanah 8%. 

Baca Juga: Summarecon Mutiara Makassar Segera Luncurkan Blue Crystal Residence

Unit Pengembangan Bisnis Properti Summarecon mencatat pendapatan sebesar Rp3.617 miliar. Angka ini meningkat sebesar Rp181 miliar atau 5% jika dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp3.436 miliar. 

Unit bisnis pengembangan properti ini merupakan kontributor terbesar bagi kinerja perseroan dengan kontribusi sebesar 61% dari total pendapatan tahun ini. Sementara, kawasan Serpong masih merupakan kontributor pendapatan terbesar dengan kontribusi 40% dari total pendapatan unit bisnis Pengembangan Properti.

Baca Juga: Gelar RUPS, Metland Laporkan Laba Bersih Rp487 Miliar

Pendapatan dari Unit Bisnis Investasi dan Manajemen Properti Summarecon tercatat mencapai Rp1.599 miliar atau menyumbang 27% dari total pendapatan perusahaan. Angka pendapatan mengalami kenaikan Rp107 miliar (sekitar 7%) jika dibandingkan dengan tahun 2018. Sebagai unit bisnis yang memberikan stabilitas pendapatan berulang, Perseroan akan terus melanjutkan pertumbuhan unit bisnis ini. 

Di sisi lain, beberapa segmen bisnis lainnya yang termasuk adalah hotel, klub rekreasi, manajemen pengelolaan kota dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung kota terpadu. Bisnis ini mencatat pendapatan sebesar Rp726 miliar, atau turun sebesar Rp8 miliar (1%) dibandingkan tahun sebelumnya. Secara kolektif bisnis-bisnis ini menyumbang 12% dari total pendapatan Perusahaan selama tahun ini dan hanya 5% dari total laba usaha. 

Baca Juga: Selenggarakan RUPST, Intiland Beberkan Strategi di Masa Pandemi

Pada RUPST kali ini, Summarecon juga mengumumkan jajaran Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai berikut: 

Dewan Komisaris: Soetjipto Nagaria (Komisaris Utama), Harto Djojo Nagaria (Komisaris), Edi Darnadi (Komisaris Independen), Lexy Arie Tumiwa (Komisaris Independen), Ge Lilies Yamin (Komisaris Independen). 

Direksi: Adrianto P. Adhi (Direktur Utama), Liliawati Rahardjo (Direktur), Soegianto Nagaria (Direktur), Herman Nagaria (Direktur), Sharif Benyamin (Direktur), Lidya Tjio (Direktur), Nanik Widjaja (Direktur), Jason Lim (Direktur).

Revisi Target Penjualan
Dalam pemaparan RUPST, Adrianto P. Adhi, President Director PT Summarecon Agung, Tbk. mengatakan, harapan ekonomi global di 2019 akan jauh lebih baik dibandingkan tahun 2018 tidak berjalan seperti yang diharapkan. Gejolak ekonomi dan geopolitik, perang perdagangan, dan sentimen proteksionis oleh Amerika Serikat dengan China dan mitra dagang lainnya terus berdampak signifikan terhadap ekonomi global pada tahun 2019. 

“Kami juga memprediksikan beberapa tantangan yang dapat terjadi dari pemilihan Legislatif dan Presiden pada 2019 namun semuanya dapat berjalan dengan lancar,” kata Adrianto P. Adhi dalam Public Expose yang berlangsung secara virtual. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 5,02% tidak terlalu tinggi jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, Hal ini menunjukkan bahwa PDB yang lebih rendah disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dalam perdagangan, industri, konstruksi, informasi komunikasi, dan sektor lainnya. 

Baca Juga: Jababeka Residence: Dari TOD City Menuju “Silicon Valley”

Dia menambahkan, tahun 2020 ini adalah tahun yang cukup berat karena dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Melemahnya harga minyak mentah dengan kelebihan pasokan serta perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang masih terus berlanjut juga menyebabkan iklim ketidakpastian pada dunia usaha dan tekanan ekonomi yang berat.

Tak hanya itu, akibat pandemi, Summarecon juga memutuskan untuk merevisi target penjualan atau marketing sales di 2020 menjadi Rp2,5 triliun. Sebelumnya perseroan menargetkan, target penjualan sebesar Rp4,5 triliun.

“Kami memperkirakan perlambatan ekonomi juga akan berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan properti di tahun ini. Namun kami percaya segala peluang selalu dapat diraih, selain itu Pemerintah juga menyediakan berbagai insentif dan kebijakan untuk meningkatkan perekonomian diantaranya penurunan tingkat suku bunga dan keringanan pajak. Kami juga senantiasa beradaptasi dan berinovasi untuk menghadirkan produk-produk yang menarik. Kami melakukan perubahan kegiatan promosi dan marketing seperti memaksimalkan penggunaan teknologi digital dan media sosial untuk mengenalkan produk-produk kami kepada masyarakat,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)