RealEstat.id (Bekasi) - Pembangunan proyek infrastruktur yang sangat masif di Koridor Timur Jakarta sudah barang tentu membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan properti di kawasan ini. Salah satu pengembang yang menangguk untung dari pembangunan infrastruktur di Timur Jakarta adalah PT Summarecon Agung, Tbk. yang mengembangkan Summarecon Bekasi dan Summarecon Emerald Karawang.
Executive Director PT Summarecon Agung, Tbk., Albert Luhur menjelaskan, pembangunan proyek lanjutan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 2B, Jalan Tol elevated highway Jakarta – Cikampek, Light Rail Transit (LRT) yang telah mencapai Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta – Bandung, Mass Rapid Transit (MRT) fase III Balaraja – Cikarang, Jakarta Outer Ring Road (JORR) tahap 2 dari Bandara Soekarno Hatta – Cilincing sepanjang 111 kilometer, Automated People Mover (APM) yang mengoneksikan kawasan Industri di Koridor Timur Jakarta, KRL Commuter Line Double-Double Track (DDT) sepanjang 35 kilometer, Pelabuhan Patimban dengan terminal cargo yang dapat mencakup hingga 7,5 juta TEUs, hingga Bandara Internasional Kertajati yang sudah beroperasi sejak Juli 2019, semuanya mendukung aksesibilitas kawasan ini terhadap pusat aktivitas di Jakarta.
Baca Juga: Timur Jakarta Dominasi Permintaan Ruang Kawasan Industri Jabodetabek
"Memang jika dilihat dari segi geografis, Koridor Timur Jakarta merupakan pintu gerbang yang menghubungkan kawasan Jakarta ke berbagai kota besar yang ada di Pulau Jawa," kata Albert Luhur.
Dengan semua pembangunan insfrastruktur tersebut, imbuh Albert, ke depannya masyarakat tidak lagi berbicara jarak tempuh, tapi waktu tempuh. Selain itu, kemudahan dari dan menuju Koridor Timur Jakarta ditandai dengan lengkapnya transportasi massal yang praktis dan mudah seperti KRL Commuter Line Jakarta - Cikarang, Feeder Busway, JR Connexion, Transjakarta yang terintegrasi denganTranspatriot serta Royaltrans.
"Maka, tak heran masyarakat nantinya akan makin nyaman tinggal di wilayah koridor timur. Proses pengembangan kawasan timur Jakarta yang menjadi lebih cepat dan distribusi berbagai faktor makin merata, karena semua yang terkait mobilisasi menjadi kian mudah," katanya.
Konsep Pengembangan
Menurut Albert, karakteristik konsumen di Timur Jakarta sendiri sebenarnya sangat heterogen. Kendati demikian, konsumen memiliki kesamaan dalam membeli properti, yaitu tidak terburu-buru dan memperhatikan beberapa aspek, mulai kemampuan daya beli, rekam jejak pengembang properti, hingga lokasi proyek yang ditawarkan.
Lokasi yang strategis dengan didukung aksesibilitas yang baik menjadi pertimbangan dalam membeli sebuah properti. Tak terkecuali dengan konsep pengembangan kawasan yang ditawarkan. Banyak dari konsumen saat ini mencari hunian dengan lingkungan yang asri dan mendukung gaya hidup sehat.
Baca Juga: Timur Jakarta Digadang Jadi Kawasan Industri Terbesar di Asia Tenggara
"Jika melihat tren dan dinamika yang terjadi dengan protokol adaptasi kebiasaan baru saat ini, membawa kebutuhan yang kian tinggi akan hunian yang mampu membuat semua penghuninya merasa aman dan nyaman walaupun harus melakukan semua kegiatan di rumah saja. Jadi penting memiliki lingkungan yang support dengan gaya hidup sehat," urainya.
Dalam memenuhi semua kebutuhan yang dinamis ini, Summarecon Bekasi yang sejak awal memang dirancang sebagai township yang berwawasan lingkungan, telah menerapkan langkah-langkah antisipatif selama pandemi, yakni penyemprotan kawasan dan cluster secara berkala, pengecekan suhu kepada semua yang memasuki kawasan hunian, baik penghuni, pengunjung hingga karyawan yang bertugas.
"Kami juga secara rutin melakukan sosialisasi wajib menggunakan masker dan wajib cuci tangan, kemudian melakukan penyemprotan disinfektan untuk setiap paket yang masuk kawasan dan karantina sehat bagi pekerja proyek," jelasnya.
Baca Juga: Timur Jakarta: Teori Telur Ceplok dan Momentum Pengembangan Kota
Untuk lingkungannya sendiri, sebanyak 8.885 pohon telah ditanam untuk pemenuhan oksigen bagi lebih dari 16.000 jiwa, yang kini dapat dinikmati oleh 11.000 warga yang sudah tinggal di Summarecon Bekasi. Tak hanya lingkungan luar, layout ruangan disiapkan optimal memberikan fungsionalitas yang lebih baik, dilengkapi jendela berukuran lebar untuk pencahayaan alami yang maksimal dan pertukaran udara dari luar ke dalam rumah. Keberadaan taman turut memberikan keasrian dan kesejukan, jadi kualitas hidup penghuni bisa terjamin.
"Mengenai harga properti yang paling diminati, jika merujuk pada Summarecon Bekasi sendiri, produk di mulai dari Rp1 miliar hingga Rp2 miliar sangat diminati, bahkan pada masa pandemi ini, dalam satu kali weekend (tiga hari) kami berhasil menjual 15 unit di Bekasi dan Karawang, termasuk di dalamnya produk seharga Rp7 miliaran seperti Morizen yang terjual hingga tiga unit," tutur Albert.
Konsorsium Pengembang Timur Jakarta
Terkait dengan berdirinya konsorsium pengembang Timur Jakarta, Albert berharap bisa menyampaikan dan mempromosikan perkembangan kawasan ini, termasuk perkembangan komersial, hunian, hingga fasilitas kawasan kepada masyarakat, sehingga kelebihan-kelebihan yang dimiliki kawasan Timur Jakarta ini dapat diketahui dengan baik oleh masyarakat.
"Kami dapat men-support semua kemajuan masing-masing dengan tetap menghadirkan produk berkualitas terbaik, terus melakukan survei pasar, terus menghadirkan kreasi dan inovasi serta diversifikasi produk, agar masyarakat memiliki banyak pilihan yang sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan mereka. Kami juga berusaha bersama memberikan kontribusi terkait aspek-aspek seperti fasilitas umum, infrastruktur dan hal-hal terkait kawasan," katanya.
Baca Juga: Jababeka Residence: Dari TOD City Menuju “Silicon Valley”
Dibentuknya Komite Pengembang Koridor Timur Jakarta, menurut Albert, lebih untuk mensinergikan semua pengembang di wilayah ini untuk bersama-sama menginformasikan mengenai potensinya sebagai destinasi investasi, pembangunan infrastruktur, kemajuan industri, dan hunian paling terbaru serta potensial yang sesuai dengan kebutuhan.
"Jika semua informasi tersebut dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat, maka harapan kami kawasan Timur Jakarta akan menjadi destinasi hunian dan investasi yang semakin maju dan berkembang sama dengan berbagai kawasan lainnya di Jakarta," jelas Albert.
Utamakan Kualitas Hidup
Tentang kawasan Timur Jakarta yang dinilai kurang ideal sebagai tempat hunian, Summarecon Bekasi "menjawabnya" dengan melakukan komunikasi berkelanjutan dengan menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menghadirkan sebuah lingkungan yang ideal bagi masyarakat. Summarecon Bekasi sendiri terus menunjukkan komitmen dalam mewujudkan visi menghadirkan Modern Smart City berwawasan lingkungan, dengan pemanfaatan ruang terbuka hijau seluas 14 hektar, danau 9 hektar, dan upaya pelestarian lingkungan untuk menjaga kawasan tetap hijau dan lestari.
Hal ini dapat terlihat di kawasan Summarecon Bekasi yang sangat mengedepankan kualitas hidup warganya dengan memenuhi kebutuhan akan kualitas udara yang baik. Sebanyak kurang lebih 11.000 jiwa (total penghuni Summarecon Bekasi) yang harus dipenuhi kebutuhan kualitas udara baik.
Baca Juga: KJIE Luncurkan Perumahan Rolling Hills Seharga Rp499 Juta di Karawang
Dalam perhitungan Air Quality meter, berarti dibutuhkan sekurangnya 5.500 pohon, sementara untuk kawasan Summarecon Bekasi sendiri sudah tertanam sebanyak 8.885 pohon atau hampir dua kali lipat dari jumlah pohon yang dibutuhkan. Nah, dari data ini, membuktikan bahwa kawasan Summarecon Bekasi mampu memberikan kualitas udara yang baik.
Selain kualitas udara, sebagai kota yang memperhatikan manajemen tata air maka sangat diperhatikan dari mulai pengolahan air kawasan hingga di lingkungan cluster hunian. Untuk penghuni kawasan penyediaan air bersih Summarecon membeli air curah dari PDAM, lalu melakukan pengelolaan air sendiri di WTP (Water Treatment Plan) dengan sistem ultraviolet menggunakan pipa anti korosi dan anti bakteri. Dalam ruang ultraviolet inilah kualitas air terjaga.
"Kami senantiasa berupaya mengurangi pemakaian air limbah yang ada dengan mengolah dan dimanfaatkan kembali. Untuk penanganan air kotor atau limbah rumah tangga, Summarecon Bekasi akan mengolah limbah tersebut ke dalam Instalasi Pengolahan Limbah WWTP (Waste Water Treatment Plan) sehingga setelah melalui proses tertentu air kotor tersebut akan menjadi bersih kembali dan dapat dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. Semua ini tentunya tak lepas dari pengelolaan oleh Town Management profesional," papar Albert.