Peluang Pasar Perkantoran di Sepanjang Jalur LRT Jabodebek: Riset Colliers Indonesia

harga sewa ruang perkantoran yang berlokasi di jalur LRT tergolong masih sangat kompetitif bila dibandingkan dengan kantor di CBD dan Non-CBD.

LRT Jabodebek (Foto: Wikipedia)
LRT Jabodebek (Foto: Wikipedia)


RealEstat.id
 (Jakarta)
 – Kendati saat ini sektor perkantoran Jakarta masih mengalami kelebihan pasokan (over supply), namun subsektor properti ini ternyata diprediksi akan kembali membaik di tahun 2026. Demikian hasil riset Colliers Indonesia di Kuartal III 2023.

Seperti yang diketahui secara umum bahwa kota metropolitan seperti Jakarta terus bergelut dengan tantangan akan kepadatan penduduk dan kemacetan yang tinggi.

Untuk menyiasati tantangan ini, salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah adalah membangun infrastruktur transportasi, termasuk Light Rail Transit (LRT), guna dapat memecah kemacatan dan mempermudah pergerakan masyarakat Jakarta pulang dan pergi dari kota satelit di sekitarnya.

Baca Juga: Tahun 2026 Bakal Jadi Titik Balik Bisnis Gedung Perkantoran Jakarta

“Ketika wilayah Jabodebek telah terhubung dengan baik, dan transportasi umum terintegrasi dengan efisien, hal ini akan turut membuat sektor perkantoran menjadi menarik,” jelas Bagus Adikusumo, Head of Office Servies Colliers Indonesia.

Menurut Bagus, LRT Jabodebek membuka peluang bagi pengembang gedung perkantoran. Bagi developer yang memiliki daya beli kuat, saat ini menjadi merupakan waktu yang tepat untuk mengakuisisi aset.

"Harga tanah sepanjang jalur LRT tergolong masih kompetitif, sehingga ini dapat menjadi daya tarik bagi developer untuk membangun kawasan perkantoran multifungsi," katanya.

Baca Juga: Tenant Harus Lakukan 3 Hal Ini Sebelum Menyewa Ruang Kantor

Lokasi gedung perkantoran non-CBD yang identik berada di TB Simatupang ataupun di Jakarta Barat, berpotensi untuk ekspansi ke wilayah JaBoDeBek. Sehingga akan sangat akan berpotensi nantinya untuk menarik penyewa terutama yang mencari ruang kantor agar dekat dengan tempat tinggal para karyawan, beberapa kawasan industri, dan lainnya.

"Seiring kondisi pasar yang membaik, developer dapat membangun perkantoran satelit pada titik strategis sepanjang jalur LRT atau mengembangkan co-working spaces," tutur Bagus.

Di sisi lain, jalur LRT juga membuka peluang bagi para konsumen ruang perkantoran. Pasalnya, harga sewa ruang perkantoran yang berlokasi di jalur LRT tergolong masih sangat kompetitif bila dibandingkan dengan kantor di CBD dan Non-CBD.

Baca Juga: Kinerja Perkantoran Grade A di CBD Jakarta Makin Menjanjikan

Jalur LRT juga dapat membuat waktu perjalanan yang lebih singkat ke tempat kerja atau lokasi proyek, sehingga dapat meningkatkan produktivitas bekerja karyawan.

Kantor yang dekat dengan rumah karyawan, ataupun vendor, dan konsumen akan menjadi faktor penting yang secara signifikan dapat berdampak pada biaya operasional.

"Hal tersebut juga akan meningkatkan efisiensi bekerja dalam perusahaan. Penyewa juga bisa memaksimalkan area ruang kantor turut serta membantu mereduksi belanja modal perusahaan (CAPEX)," jelas Bagus.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia