Koridor Timur Jakarta Kian Propsektif di Tahun 2023, Developer Besar Ramai Usung Proyek Hunian Ramah Lingkungan

Koridor Timur Jakarta diproyeksikan kian potensial bagi investasi properti, seiring dengan keberadaan infrastuktur dan fasilitas umum yang semakin lengkap.

(Foto: Realestat.id / Adhitya Putra)
(Foto: Realestat.id / Adhitya Putra)

RealEstat.id (Jakarta) - Geliat pertumbuhan ekonomi area Koridor Timur Jakarta dinilai kian prospektif, kendati masih dibayangi isu resesi dan kenaikan suku bunga bank.

Perkembangan ekonomi itu kemudian turut mendorong pertumbuhan pelbagai proyek properti di area yang mencakup wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi hingga Karawang tersebut.

Bahkan, koridor timur diproyeksikan akan terus melebar sampai Bodebek Punjur seiring dengan tingginya aksesbilitas dan konektivitas rencana infrastruktur.

Seperti diketahui, koridor timur telah terhubung dengan moda Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek dan kereta cepat Jakarta Bandung.

Baca Juga: Timur Jakarta Digadang Jadi Kawasan Industri Terbesar di Asia Tenggara

Adapula sejumlah ruas jalan bebas hambatan seperti tol Becakayu, tol Cibitung-Cilincing hungga jalan tol layang Jakarta-Cikampek.

Terkini, pemerintah berencana membangun moda MRT Bekasi-Jakarta Balaraja pada tahun 2024 mendatang.

Pastinya, sederet infrastruktur tersebut menambah daya tarik tersendiri bagi kawasan Timur Jakarta.

Hal ini mengemuka saat diskusi bertajuk "Merangkai Potensi Koridor Timur Jakarta sebagai Pintu Gerbang Jawa Barat" pada Ahad (19/02/2023) lalu di BTN Synergy Property Expo.

Baca Juga: Kembangkan Transit Oriented Development (TOD), Summarecon Bekasi Gandeng PT KAI

Diskusi ini dihadiri oleh Hari Ganie, Sekjen Real Estat Indonesia (REI) dan Suteja S Darmono, Presiden Direktur Jababeka Residence.

Adapula Albert Luhur, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk dan juga Ali Tranghanda, Executive Director Indonesia Property Watch (IPW).

Koridor Timur Jakarta Masa Depan Indonesia

Para pengembang koridor timur jakarta di BTN Synergy Property Expo

Hari Ganie mengatakan bila Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi alias Jabodetabek kini telah menjadi kawasan mega urban.

Khusus untuk area Timur Jakarta, dia berpendapat bahwa pembangunannya terbilang paling masif dan telah menjelma sebagai industrial township.

Menurut Hari, dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang semakin lengkap, pengembangan area tersebut menjadi sangat menjanjikan sebagai kawasan hunian dan commercial yang nyaman.

Baca Juga: Timur Jakarta: Teori Telur Ceplok dan Momentum Pengembangan Kota

"Pemerintah cukup konsisten untuk membangun infrastruktur di Timur Jakarta," kata dia.

"Melihat perkembangan yang ada, maka Timur Jakarta bisa dibilang masa depannya Indonesia," tandas Hari.

Sementara itu, Sutedja menilai dengan kebutuhan hunian yang besar, membuat area di sekitar Jakarta ini menjadi kawasan dengan fasilitas yang lengkap.

Apalagi, ditambah dengan keberadaan jalur MRT hingga timur Bekasi yang kelak akan dibangun pemerintah pada 2024 mendatang.

"Jadi, seharusnya masyarakat tidak ragu lagi akan prospek Koridor Timur Jakarta di masa depan. Maka, ambilah momentumnya sekarang," ujar Sutedja.

Baca Juga: Koridor Timur Jakarta Bakal Salip Barat Jakarta, Ini Penyebabnya

Hal senada pun diutarakan oleh Albert Luhur yang menilai bila kawasan di sekitar Jakarta itu memiliki transportasi publik paling lengkap.

"Area ini memiliki kekuatan dan potensi yang luar biasa besar," kata Albert.

Hunian Nyaman dan Terkoneksi Transprotasi

summarecon bekasi salah satu proyek kawasan kota mandiri di koridor timur jakarta
(Sumber: Summareconbekasi.com)

Dengan mengedepankan hunian selaras alam dan keberlanjutan, pengembang di Koridor Timur Jakarta kini menawarkan kenyamanan gaya hidup sehat dan kawasan ramah lingkungan.

Contohnya, Summarecon yang memiliki 3 township di area tersebut yakni Summarecon Bekasi, Summarecon Emerald Karawang dan terbaru Summarecon Crown Gading.

"2 tahun terakhir, 70% pembeli produk kami adalah milenial. Mereka tidak hanya mencari lingkungan nyaman, tetapi juga infrastruktur yang saling terkoneksi," ujar Albert.

Baca Juga: Summarecon Crown Gading Kantongi Rp827 Miliar Pada Penjualan Perdana

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan lingkungan yang nyaman.

Hal ini terlihat dari pemanfaatan ruang terbuka hijau seluas 14 hektar, danau 9 hektar, dan beragam upaya pelestarian lingkungan lainnya di Summarecon Bekasi.

"Untuk menghadirkan kualitas udara terbaik, kamu juga telah menanam lebih dari 12.000 pohon," tuturnya.

Kota Pintar Ramah Lingkungan

fasilitas Jababeka-Golf-Country-Club jababeka residence
(Sumber: Jababekaresidence.com)

Pengembangan kota mandiri terintegrasi, ramah lingkungan dan berbasis healthy lifestyle juga dilakukan oleh Jababeka.

Suteja Sidarta Darmono mengatakan bahwa pihaknya selalu menghadirkan konsep pengembangan kota pintar ramah lingkungan.

Baca Juga: Jababeka: Pengembangan TOD Perlu Sinergi Pemerintah dan Swasta

“Kami menghadirkan konsep pengembangan kota pintar ramah lingkungan dengan pemanfaatan solar panel system, water treatment plan mandiri, serta menyediakan sejumlah ruang terbuka hijau," ujar Suteja.

Sebagai penunjang gaya hidup sehat, kawasan Jababeka pun hadir dengan beragam fasilitas seperti Lapangan golf berskala Internasional (Jababeka Golf & Country Club).

Adapula Jababeka Eco Park, Sport Hub Jababeka dan fasilitas olahraga lainnya.

"Kami pun bangga telah menjadi pengembang kawasan pertama di Asia Tenggara yang berkomitmen dalam inisiatif Net Zero Emission di skala global," tandas Sutedja.

Nah, itulah informasi terkait potensi Koridor Timur Jakarta yang semakin menggeliat dan potensial untuk hunian dan investasi di masa mendatang.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)