Ini Dia, Tiga Tren Fit-Out Ruang Kantor di Tahun 2022

Selain penerapan desain dan standar fit-out, solusi teknologi yang terintegrasi untuk karyawan yang bekerja di lokasi maupun di luar lokasi pun kini menjadi kebutuhan.

Foto: Pixabay
Foto: Pixabay

RealEstat.id (Jakarta) – Pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir sangat berdampak pada tren fit-out ruang kantor, di mana perusahaan mulai banyak mengadopsi cara kerja yang lebih fleksibel.

Konsultan properti Cushman & Wakefield mencatat, terjadinya perubahan dalam cara perusahaan merencanakan kebutuhan ruang kerja, yang pada akhirnya berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk fit-out, semua dalam lingkup di mana komponen biaya terus diamati secara cermat.

"Selain penerapan desain yang menyeluruh dan penerapan standar fit-out, ada kebutuhan bagi penghuni korporat untuk menyediakan solusi teknologi yang terintegrasi secara mulus untuk karyawan yang bekerja di lokasi maupun di luar lokasi. Ada juga penekanan yang lebih besar untuk menyediakan tempat kerja yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mengutamakan kesejahteraan karyawan,” jelas Tom Gibson, Head of Project & Development Services Cushman & Wakefield Asia Pasifik.

Baca Juga: Hybrid Working Mengubah Fit-Out Ruang Kantor, Seperti Apa?

Dinukil dari riset Cushman & Wakefield bertajuk "2022 Asia Pacific Office Fit-out Cost Guide", ada tiga tren fit-out ruang kantor untuk tahun 2022:

1. Perencanaan Hybrid yang Permanen
Ketika negara-negara Asia Pasifik berada di berbagai tahap “kembali ke kantor”, para karyawan menerapkan spektrum praktik kerja fleksibel yang semakin populer. Tipologi fit-out juga berubah, dengan menyediakan lebih banyak ruang kolaboratif serta ruang untuk pekerjaan yang terfokus.

Ada minat yang bertumbuh dalam memahami bagaimana caranya merancang ekosistem hibrid yang ideal, seperti berapa banyak ruang yang dibutuhkan, seperti apa ruangannya nanti, berapa biaya untuk menyesuaikannya, dan juga untuk memenuhi tuntutan desain yang terus berkembang dari tempat kerja yang fleksibel.

2. Desain Fokus Pada Pengalaman
Pandangan dari perangkat strategi tempat kerja Cushman & Wakefield, Experience per Square FootTM (XSF), telah menunjukkan bahwa karyawan di semua pasar menginginkan fleksibilitas tempat kerja yang lebih besar, meskipun pada tingkat yang berbeda-beda.

Pengusaha sedang mempelajari bagaimana mengadopsi fleksibilitas yang lebih besar sambil mempertahankan budaya perusahaan dan kesetaraan pengalaman karyawan dan semakin lebih memilih kualitas daripada kuantitas ruangan.

Baca Juga: Pola Kerja Hybrid Jadi Tren, Ini Strategi Pengembang Perkantoran di CBD Jakarta

Bangunan berkualitas tinggi yang menitikberatkan pentingnya kualitas kesehatan dan kesejahteraan menjadi wajib, seperti kebutuhan akan solusi teknologi yang terintegrasi mulus untuk pekerjaan di dalam dan di luar lokasi.

Penerapan desain yang cermat dan standar fit-out menjadi sangat penting untuk mencerminkan peran dan tujuan kantor yang bermuara pada pengalaman, keterlibatan, kolaborasi, budaya, dan kesejahteraan.

3. Faktor ESG
Cushman & Wakefield melihat para tenant dan investor mulai lebih menekankan pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di semua aspek real estat mereka saat mereka menghadapi tantangan yang terkait dengan kompetisi perekrutan tenaga kerja, komitmen LST perusahaan, dan munculnya green capital.

Penghuni semakin menyadari pentingnya sertifikasi hijau dan kesehatan untuk proyek mereka dengan melibatkan konsultan di awal proses desain. Manajer proyek memainkan peran penting di sini untuk memaparkan kepada klien strategi desain tempat kerja yang terbaru dan membantu mengintegrasikan prinsip-prinsip LST di tempat kerja mereka.

Baca Juga: Apa Implikasi Hybrid Working dalam Pengelolaan Perkantoran dan Ruang Kerja?

Tom Gibson mengatakan, pihaknya berharap akan melihat perkembangan tren lebih lanjut dalam fit-out ruang kantor yang mempromosikan tempat kerja yang sehat dan bisa menyediakan platform kuat yang berkontribusi pada kesuksesan bisnis.

"Tidak ada 'satu solusi untuk semua' di sini, tetapi data terus memperkuat pentingnya kantor dalam ekosistem tempat kerja dan kebutuhan untuk memberikan kebebasan pada karyawan untuk memilih lokasi tempat kerja mereka. Manajer proyek memiliki peran penting dalam menyediakan solusi komprehensif yang peka terhadap lingkungan,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)