Teknologi Jadi Kunci Bisnis Properti Sewa Bertahan Hadapi Pandemi

Pengelola properti sewa tengah menghadapi tantangan untuk menjaga unit tetap penuh, penyewaan tetap berjalan, dan memastikan bahwa penghuni selalu aman.

Seiring pandemi COVID-19 yang belum hilang, banyak pemilik lahan dan pengelola gedung kian tersadar untuk 
menciptakan lingkungan bangunan yang sehat dan nyaman. (Foto: i-stock)
Seiring pandemi COVID-19 yang belum hilang, banyak pemilik lahan dan pengelola gedung kian tersadar untuk menciptakan lingkungan bangunan yang sehat dan nyaman. (Foto: i-stock)

RealEstat.id (Jakarta) - Setahun lebih pandemi COVID-19 muncul di Indonesia. Terkini, pengelola properti sewa masih terus beradaptasi dengan mempraktikkan strategi dan solusi terbaik, untuk ruang perkantoran maupun pusat perbelanjaan.

Hal ini dilakukan agar roda bisnis sewa properti tetap berjalan, meski masih ada regulasi ketat yang harus ditaati, terutama terkait protokol kesehatan.

Baca Juga: Iklim Investasi Properti Dunia Akan Rebound di 2021, Apa Penyebabnya?

Menurut laporan Colliers International pengelola gedung sewa tengah menghadapi tantangan harus mencoba untuk menjaga unit tetap penuh, penyewaan tetap berjalan, dan memastikan bahwa penghuni selalu aman.

Adaptasi Building Management
Sebagai bagian dari solusi menangkal virus Corona, penggunaan teknologi yang dapat mendukung kesehatan dan kenyamanan semakin popular digunakan pada sektor building management.

Banyak pemilik lahan dan pengelola properti kian tersadar untuk menciptakan lingkungan bangunan yang sehat dengan penggunaan sinar UV untuk disinfeksi; treatmen ruangan memakai nano technology; hingga contact tracing menggunakan aplikasi.

Baca Juga: Panduan Transformasi Area Kerja di Perkantoran

Andy Harsanto, Head of Real Estate Management Services Colliers Indonesia mengatakan bahwa inovasi dan teknologi tersebut dalam jangka panjang dapat dilihat sebagai standardisasi baru sebuah gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan.

"Tidak menutup kemungkinan tingkat kesehatan suatu gedung dan tempat kerja akan menjadi komponen baru yang dicari dan dibutuhkan oleh penghuninya," terang Andy seperti dilansir dari siaran pers, Senin (03/05/2021).

Colliers menilai inovasi seperti sensor tanpa sentuhan dan kotak disinfektan UV akan terus digunakan.

Investasi Jangka Panjang
Hal itu dikarena penggunaan tersebut merupakan investasi jangka panjang yang baik untuk gedung dan perusahaan.

Sementara itu, Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia menyarankan untuk meningkatkan kualitas fasilitas.

Ia menuturkan tim manajemen gedung perlu mematuhi standar yang diberikan oleh peraturan setempat, atau pengetahuan yang terbaru dari para ahli.

Baca Juga: 2021, Tahun yang Menjanjikan untuk Pasar Properti Asia Pasifik

Untuk gedung yang sudah mulai berinvestasi pada teknologi bangunan sehat, dia mengatakan ketika kondisi pasar properti mulai membaik, pengembang dapat mengemasnya sebagai nilai jual yang memberikan nilai tambah dari gedungnya dibandingkan dengan gedung lain.

"Ketika persaingan terjadi, efek nilai tambah yang ditawarkan sebuah bangunan akan menjadi daya tarik dan eksklusivitas tersendiri," tutur Christina.

Oleh karena itu, Colliers berpendapat fasilitas gedung perkantoran yang sehat merupakan investasi jangka panjang yang baik bagi suatu perusahaan.

"Dengan mematuhi peraturan dan berfokus pada tren, isu terkini, kemajuan teknologi dan kepatuhan terhadap standar kesehatan, gedung perkantoran yang sehat akan meningkatkan produktivitas karyawan," tandas dia.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)