Strategi Pengelola Gedung Perkantoran Jakarta Mempertahankan Tenant

Belum seimbangnya pasokan dan permintaan ruang perkantoran, membuat persaingan ketat tidak dapat dihindari, terutama dalam mempertahankan tenant yang masa sewanya segera berakhir.

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Di tengah kondisi pasar perkantoran Jakarta yang masih stagnan sejak merebaknya pandemi, beberapa pengelola gedung melakukan strategi, di antaranya secara proaktif menurunkan tarif sewa.

Kendati proses negosiasi kemungkinan akan terjadi, namun pengelola gedung perkantoran di Jakarta kini mempertimbangkan selisih yang wajar antara tarif yang diminta dan tarif yang ditransaksikan.

Colliers Indonesia menyebut, belum seimbangnya posisi pasokan dan permintaan ruang perkantoran di Jakarta membuat persaingan yang ketat tidak dapat dihindari, terutama dalam upaya mempertahankan penyewa yang masa sewanya segera berakhir.

Baca Juga: Tenant Harus Lakukan 3 Hal Ini Sebelum Menyewa Ruang Kantor

Di sisi lain, beberapa pemilik properti secara aktif meyakinkan calon penyewa untuk pindah ke gedung yang lebih berkualitas dengan menawarkan paket sewa yang lebih menarik.

Dalam upaya menarik penyewa, beberapa pemilik gedung bahkan bersedia menanggung biaya awal, yang menjadi pertimbangan penting bagi penyewa yang berpikir untuk melakukan relokasi.

“Dengan ruang kosong yang cukup besar, termasuk digedung-gedung yang baru beroperasi, peluang untuk bernegosiasi menjadi lebih kuat, memungkinkan mereka merumuskan strategi dan bernegosiasi untuk faktor-faktor yang menguntungkan dalam menyewa ruang kantor untuk beberapa tahun ke depan,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.

Menyewakan ruangan yang sebagian telah terisi furnitur juga dapat menjadi pilihan menarik bagi calon penyewa yang bertujuan untuk meminimalisasi biaya di awal.

Baca Juga: Mulai Pulih di 2023, Pasar Perkantoran Jakarta Diprediksi Positif Tahun Ini

Pengeluaran yang dikeluarkan pada tahap awal seringkali dapat menjadi hambatan, yang menyebabkan kantor pusat perusahaan penyewa dapat menunda persetujuan sewa.

Salah satu strategi yang dilakukan, para pemilik properti menawarkan solusi amortisasi dengan menyertakan perhitungan biaya awal ke dalam pembayaran sewa bulanan sepanjang periode sewa.

Oleh sebab itu, menurut Bagus Adikusumo, Head of Office Services Colliers Indonesia, mengingat kondisi yang menantang di pasar kantor pada tahun 2024, kunci bagi pemilik properti adalah tetap fleksibel dan bersedia menyesuaikan diri dengan tuntutan penyewa selama masih dapat diterima.

Di sisi lain, dikarenakan kondisi pasar saat ini masih didominasi oleh pasar penyewa, maka negosiasi yang dilakukan juga seharusnya tetap masuk akal dan merefleksikan kondisi pasar.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Dirjen Perumahan, Iwan Suprijanto (kiri) dan Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT REI ke-52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia