RealEstat.id (Jakarta) - Dalam merencanakan proyek bangunan, pemilihan bahan/material yang digunakan merupakan satu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Komposisi material tentu harus yang terbaik agar kelak bangunan yang berdiri sesuai proyeksi.
Seiring berjalannya waktu, pilihan material untuk membangun rumah pun makin beragam. Contohnya adalah batu bata yang telah menjadi material utama proyek bangunan selama berabad-abad. Namun kini, banyak orang beralih ke bahan beton atau biasa disebut hebel sebagai alternatif pengganti bata.
Lantas, apa alasan banyak orang beralih dari bata ke hebel (bata ringan/bata putih), apa saja kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana dengan harganya?
Baca Juga: 7 Tips Renovasi Rumah Hemat Biaya
Berdasarkan informasi yang dinukil dari laman solutionsbuilt.com, baik batu bata atau hebel mempunyai kelebihan masing-masing. Dengan demikian Anda sebagai pengguna yang harus menyesuaikan penggunaannya dengan kebutuhan masing-masing.
Apa itu Hebel?
Hebel adalah Beton Aerasi Autoklaf (AAC) yang bentuknya panel atau blok. Hebel terbuat dari campuran pasir, semen, kapur, dan gipsum. Hebel berisi kantong udara yang membantu isolasi termal dan suara, serta tulangan baja anti-korosi untuk menambah kekuatan.
Hebel mudah diukir, dipahat atau dipotong sesuai kebutuhan. Ukuran standarnya panjang 60 cm lebar 20 cm dan tebal antara 7,5 cm sampai 12,5 cm.
Baca Juga: Cara Menghitung Kebutuhan Keramik Lantai Saat Renovasi Rumah
Apa Keunggulan Hebel?
Salah satu keunggulan hebel dibanding bata adalah pemasangannya relatif lebih mudah dan cepat. Penggunaan hebel juga lebih hemat dibandingkan bata. Di Amerika Serikat, biaya pembangunan rumah satu lantai seluas 20 meter persegi dengan material hebel antara USD9.000 hingga USD11.000 atau setara Rp136 juta - Rp166 juta. Sementara dengan material batu bata, biayanya mencapai USD12.000 - USD15.000 atau setara Rp181 juta - Rp227 juta.
Hebel juga dikenal tahan terhadap api, lebih kedap suara, ringan, dan kedap air. Hebel lebih efisien untuk mengatur suhu sehingga penggunanya bisa menghemat biaya pemanasan dan pendinginan suhu dalam ruangan. Tampilannya berkesan modern dan bersih.
Di lain pihak, hebel membutuhkan perekat khusus bernama mortar untuk merekatkan dan merangkainya, sehingga ada biaya ekstra dibandingkan semen. Hebel yang kedap air menyebabkannya sulit kering jika terkena air (basah). Ukurannya yang lebih panjang dibandingkan bata dan seragam, menyebabkan hebel lebih banyak terbuang di proyek bangunan.
Baca Juga: Mau Beli Kayu MDF? Simak Kelebihan dan Kekurangannya Dulu Ya
Bagaimana dengan Batu Bata?
Batu bata adalah tanah liat yang dipanggang berbentuk persegi panjang (balok) dengan ukuran seragam. Batu bata digunakan untuk mendirikan dinding dalam atau luar ruangan yang sudah dimanfaatkan selama ribuan tahun di seluruh dunia. Daya tahannya teruji kokoh hingga saat ini. Saking lamanya, tampilan bata dianggap klasik dan abadi.
Selain daya tahannya yang sudah diakui selama ribuan tahun, batu bata juga material luar ruangan yang paling efektif untuk mengontrol dan mengurangi kelembapan, mengurangi risiko jamur dan pembusukan.
Untuk merekatkan batu bata, hanya diperlukan campuran pasir dan semen. Ukurannya yang relatif kecil lebih mudah diangkut dan harganya lebih murah.
Baca Juga: Mengupas Inovasi Bahan Bangunan di Era Arsitektur Digital
Namun, di sisi lain, batu bata lebih berat dibandingkan hebel dan membutuhkan lebih banyak perekat sehingga boros untuk menyediakan campuran semen dan pasir. Bata juga tidak stabil menjaga suhu ruangan, karena lebih mudah menyerap panas dan dingin. Pemasangan bata lebih lama dibandingkan hebel.
Hebel dan bata sama-sama material utama proyek bangunan dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Bagi yang ingin lebih ringan dan terlihat modern, hebel. Sementara pemuja nuansa klasik dan mementingkan kekokohan abadi, batu bata jadi pilihan utama. Anda pilih yang mana?