RealEstat.id (Jakarta) – Konsultan real estat global, JLL, memprediksi pasar properti komersial Asia Pasifik akan lebih stabil pada tahun 2022 seiring percepatan kegiatan investasi dan sewa.
Volume investasi di 2022 diperkirakan akan mencapai angka sekitar USD200 miliar atau 15% lebih tinggi dari perkiraan volume investasi tahun 2021 yang telah mencapai USD162 miliar - USD169 miliar. Perkiraan JLL ini terlepas dari munculnya kekhawatiran baru mengenai dampak sosial dan ekonomi akibat Covid-19.
Beberapa hal akan mendorong peningkatan aktivitas investasi di 2022 dan mendukung pemulihan berkelanjutan di sektor leasing pada seluruh kelas asset, termasuk menguatnya pasar perkantoran, permintaan yang tinggi untuk fasilitas logistik modern, serta pertumbuhan berkelanjutan dari sektor alternatif seperti pusat data (data center) dan life science.
Baca Juga: Optimisme Pasar Perkantoran Asia Pasifik Pasca-Pandemi
Anthony Couse, Chief Executive Officer, JLL Asia Pasifik menjelaskan, pasar properti Asia Pasifik pada 2022 akan lebih kuat dari tahun sebelumnya, karena investor mempertahankan pandangan bullish mereka dan aktivitas persewaan yang akan terus membaik.
“Hal ini jelas, bahwa perjalanan pemulihan ekonomi tidak tanpa hambatan, namun kami mendengarkan klien kami mengatakan bahwa mereka meyakini untuk masa depan pekerjaan berbasis kantor. Sentimen investor positif, walaupun masih ada ketidakpastian yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan di tahun mendatang,” tutur Anthony Couse.
JLL memperkirakan volume modal yang menargetkan real estat akan tetap stabil sepanjang tahun 2022, di mana investor mengerahkan lebih banyak dana untuk investasi oportunistik di pasar seperti China dan Jepang.
Baca Juga: Prinsip Keberlanjutan Pengaruhi Fit Out Ruang Perkantoran di Asia Pasifik
Pada 2022, pasokan pasar perkantoran Asia Pasifik akan bertambah 6,9 juta meter persegi, atau naik 13% dari tahun 2021. JLL pun memperkirakan tingkat penyerapan bersih akan meningkat 20% tahun depan, didorong oleh ekspansi sektor keuangan, teknologi, dan ruang fleksibel.
Stok pergudangan premium ditargetkan tumbuh 17% antara tahun 2021 - 2022. Ini merupakan pertumbuhan tercepat yang pernah tercatat, dengan pasokan 20,8 juta meter persegi siap digunakan. Sebagai dampak dari meningkatnya realokasi saham dan portofolio, JLL memprediksi investasi logistik akan mencapai USD60 miliar pada tahun 2025.
Investasi perhotelan juga akan meningkat 30% pada tahun depan, mencapai USD9 miliar, berkat kepercayaan yang mulai pulih di sektor industri perhotelan.
Baca Juga: Ekonomi Asia Pasifik Pulih di 2022, Lampu Hijau Bagi Investor Properti
Permintaan dari investor dan penghuni pusat data akan terus bertumbuh tahun depan. Pasar cloud hyperscale akan naik 400% dari USD37 miliar tahun ini menjadi USD179 miliar pada tahun 2026. Hal ini akan menciptakan permintaan terhadap real estat untuk mendukung ekspansi.
Ketika sektor life science masih ideal bagi sebagian investor di Asia Pasifik, kawasan ini akan menawarkan beragam peluang dalam hal lokasi dan kelas aset karena permintaan penghuni terus tumbuh di tahun 2022.
“Pasar properti di Asia Pasifik telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2021. Sementara tahun 2022 akan membawa beberapa risiko, investor dengan pandangan jangka panjang tetap yakin dengan tren sekuler yang akan mendorong permintaan di wilayah ini: urbanisasi yang terus berlangsung; peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan kelas menengah; serta akselerasi sektor e-commerce. Semua ini menunjukkan peluang bagi investor,” kata Roddy Allan, Chief Research Officer JLL Asia Pasifik.