Pasar Perumahan Jabodebek-Banten: Penjualan Melonjak, Segmen Pasar Bergeser

Pasar perumahan Jabodebek-Banten menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak pelonggaran PSBB. Pertumbuhan ini didominasi perumahan dengan brand yang kuat.

Perumahan Jakarta Garden City (Foto: Dok. Modernland)
Perumahan Jakarta Garden City (Foto: Dok. Modernland)

RealEstat.id (Jakarta) - Nilai Penjualan Pasar Perumahan Jabodebek-Banten pada kuartal II-2020 tercatat menyentuh angka Rp1.304.047.831.624, atau naik 81,4% (qtq), setelah kuartal sebelumnya turun hingga 50,1%. Angka penjualan ini bahkan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2019 yang mencapai Rp1.174.214.288.207 dengan kenaikan 11,1% (yoy). 

Sementara itu, jumlah unit terjual di pasar perumahan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Banten mencapai 2.319 unit, atau meningkat sebesar 88,7% (qtq) dan 2,7% (yoy). Demikian informasi yang dikutip RealEstat.id dari laporan bertajuk "Tren Pasar Perumahan Jabodebek-Banten Q2-2020" yang dirilis Indonesia Property Watch (IPW).

Baca Juga: Pasar Perumahan: Penjualan Rumah Menengah-Bawah Turun 62,5% di Kuartal I-2020

Pertumbuhan unit terjual dan nilai penjualan di Tangerang dan sekitarnya (Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) meningkat tajam dibandingkan wilayah lainnya, masing-masing sebesar 164,1% dan 158,5%. Sementara, penurunan terbesar terjadi di Cilegon (-14,5% dan -43%).

IPW mencatat, pertumbuhan di segmen harga rumah di bawah Rp300 juta mengalami kenaikan sebesar 152,6%, diikuti segmen harga di atas Rp1 miliar sebesar 108,0%. Sedangkan di segmen menengah meskipun tumbuh namun relatif lebih rendah.

QtQYoY
< Rp300 juta152,6%-1,3%
Rp301 juta - Rp500 juta58,8%5,1%
Rp501 juta - Rp1 miliar46,1%-1,1%
> Rp1 miliar108,0%20,5%

Komposisi unit rumah terjual di segmen harga di bawah Rp300 juta mengalami kenaikan 9,9%. Begitu pula komposisi yang terjadi di segmen harga di atas Rp1 miliar naik tipis sebesar 1,4%. Sedangkan segmen menengah dengan rentang harga Rp301 juta - Rp500 juta dan Rp501 juta - Rp1 miliar mengalami penurunan komposisi, masing-masing dengan angka -4% dan -7,2%.

Harga Rata-Rata Unit Terjual mengalami penurunan 3,9%. Kenaikan harga rata-rata tertinggi terjadi di Bogor sebesar 18,3%, disusul Bekasi (11,1%), Serang (10,8%) dan Depok (7,1%). Sedangkan penurunan harga rata-rata tertinggi terjadi di Cilegon sebesar -33,3%. Penurunan juga terjadi di Jakarta dengan persentase -15.6% dan Tangerang sebesar -2,1%.

Pengembang Waspadai Pergeseran Segmen Pasar
Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch mengatakan, kondisi pasar perumahan Jabodebek-Banten sebagai benchmark pasar perumahan nasional sejak pelonggaran PSBB menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Proyek-proyek dengan brand yang sudah kuat di pasar, relatif mengalami peningkatan penjualan lebih tinggi.

"Secara umum, pergerakan pasar perumahan kuartal kedua 2020 cukup menggembirakan di tengah kondisi saat ini. Beberapa fenomena pergerakan pasar saat ini sulit untuk dijelaskan secara pasti, paling tidak dalam jangka pendek, karena pasar bergerak sangat dinamis. Kondisi ini masih harus diwaspadai, karena pasar belum memerlihatkan pola pergerakan yang stabil," tutur Ali Tranghanda.

Baca Juga: Pasar Perumahan Primer Jakarta Meningkat, Ini Penyebabnya!

IPW memprediksi, peningkatan akan terjadi lagi di kuartal berikutnya, bila kondisi pandemi tidak semakin buruk. Fenomena yang terjadi saat ini adalah terjadinya pergeseran pasar ke segmen yang lebih rendah.

Segmen menengah bergeser ke segmen menengah - bawah yang membuat pertumbuhan di segmen harga rumah di bawah Rp300 juta mengalami kenaikan. Sementara itu, tingkat permintaan di segmen harga di atas Rp1 miliar tumbuh cukup tinggi, namun secara harga jual rata-rata memperlihatkan penurunan.

Baca Juga: Kinerja Pasar Perumahan Banten Naik Dua Kali Lipat

Sebagian pengembang yang menyasar pasar di kisaran harga Rp500 juta sampai Rp1 miliar, terjebak dalam segmen harga ‘tanggung’. Di beberapa lokasi, pasokan rumah dengan kisaran harga tersebut menjadi terlalu tinggi di tengah penurunan daya beli.

"Sebaliknya, di wilayah dengan harga tanah yang sudah tinggi, celah pasar di segmen ini cukup besar, namun pengembang sulit memasok rumah di segmen ini, kecuali dengan resizing luasan. Berdasarkan pengamatan kami, beberapa pengembang akan mulai mencoba meluncurkan produk baru di kuartal ketiga untuk mengambil celah pasar ini," pungkasnya. 

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)