Kinerja Pasar Perumahan Banten Naik Dua Kali Lipat

Kinerja pasar perumahan Banten didominasi proyek properti dengan brand besar yang relatif mengalami peningkatan penjualan dengan angka bervariasi.

Cluster Alicante, Gading Serpong - (Foto: RealEstat.id)
Cluster Alicante, Gading Serpong - (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Meskipun pandemi COVID-19 masih terus membayangi pasar perumahan, namun di luar dugaan, pasar perumahan Banten di kuartal kedua 2020 mengalami lonjakan cukup signifikan, setelah pada kuartal sebelumnya sempat turun hingga setengahnya. Hal ini terungkap dari hasil riset terbaru mengenai pasar perumahan Banten pada Q2-2020 yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (IPW).

IPW mencatat, nilai transaksi penjualan rumah di wilayah Banten mengalami kenaikan sebesar 116,3% dari Rp391.615.728.133 menjadi Rp847.149.536.687 atau meningkat 2,16 kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya. Beberapa proyek mengalami lonjakan penjualan, namun ada pula yang tetap mengalami penurunan penjualan pada Q2-2020 ini.

Baca Juga: Wabah COVID-19 Bikin Pasar Perumahan Banten Turun 49,5%

Ali Tranghanda, CEO IPW menuturkan, berdasarkan analisis, terlihat proyek-proyek dengan brand yang sudah kuat di pasar relatif mengalami peningkatan penjualan dengan pertumbuhan yang bervariasi. Survei dilakukan terhadap 40 pengembang yang berada di wilayah Banten (Cilegon, Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) dengan melakukan investigasi lapangan langsung terkait nilai transaksi yang berhasil dibukukan pada Q2-2020.

"Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan penjualan yang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Tangerang dan sekitarnya (Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) sebesar 158,5%. Sedangkan penjualan rumah di wilayah Serang naik tipis 3,2%. Sementara itu penjualan rumah di wilayah Cilegon masih mengalami penurunan sampai 43,0%," jelas Ali Tranghanda kepada RealEstat.id.

Baca Juga: Pasar Perumahan: Penjualan Rumah Menengah-Bawah Turun 62,5% di Kuartal I-2020

Kenaikan tertinggi terjadi di segmen harga di atas Rp1 miliar (164,5%), diikuti oleh segmen harga di bawah Rp300 juta (153,9%), dan segmen harga antara Rp300 juta – Rp500 juta (119,6%). Sementara itu untuk unit terjual di segmen harga Rp500 juta sampai Rp1 miliar naik 41,8%, lebih rendah dibandingkan segmen harga lainnya.

Hasil ini membuat komposisi unit terjual di segmen kecil pada Q2-2020 naik dari 41,9% menjadi 49,1% dan komposisi segmen besar naik dari 8,3% menjadi 10,1%. Sedangkan segmen lainnya mengalami penurunan komposisi.

Baca Juga: 6 Wajah Bisnis Properti Tanah Air di Era “New Normal”

Riset IPW juga menunjukkan terjadi pergeseran pasar yang menggambarkan pergerakan di segmen menengah bawah dan segmen atas. Sedangkan di segmen menengah relatif tidak terlalu besar pergerakannya. Namun demikian, diperkirakan pada kuartal ketiga, pasar ini akan ikut tumbuh, menyusul rencana peluncuran produk baru oleh beberapa pengembang besar yang menyasar segmen ini.

Selain end-user, pasar investor pun mulai bergerak lebih agresif saat ini. Gencarnya promo dan penawaran yang menarik dari beberapa pengembang mulai dapat menghangatkan pasar secara umum.

Baca Juga: Strategi Promosi Pengembang Properti saat Wabah COVID-19

Selain itu, tren suku bunga yang terus menurun, diperkirakan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan pembelian rumah, bahkan pasar investor sekalipun banyak yang menggunakan KPR. Beberapa bank bahkan sangat agresif melakukan promo saat ini. Tercatat sebesar 84,13% penjualan rumah memilih untuk menggunakan KPR. Sedangkan sebesar 14,44% dilakukan secara cash keras dan sebesar 1,43% memilih cash bertahap.

"Pergerakan pasar perumahan di Banten pada Q2-2020 secara umum cukup menggembirakan di tengah kondisi saat ini. Namun demikian hal ini menjadi sesuatu yang challenging ke depan, agar pasar dapat tetap dijaga dan tetap waspada," pungkas Ali Tranghanda. 

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)