JLL: Pengembang Rumah Tapak Aktif Luncurkan Produk Baru, Pengembang Apartemen Hati-hati

Para pengembang apartemen masih tetap berhati-hati dalam meluncurkan produk baru dalam kondisi pasar saat ini, ketika tingkat penjualan masih mengalami pelemahan.

Cluster hunian di Jakarta Garden City (Foto: Modernland Realty)
Cluster hunian di Jakarta Garden City (Foto: Modernland Realty)

RealEstat.id (Jakarta) - Sektor rumah tapak terus aktif di tengah pandemi. Hal ini terlihat dari respon pembeli terhadap peluncuran produk baru dengan berbagai tipe, terutama di kawasan kota mandiri area Jabodetabek. Demikian penuturan Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia belum lama ini.

"Kompetisi terlihat dari para pengembang rumah tapak yang mengadaptasi konsep-konsep produk favorit dan memiliki penjualan yang cukup tinggi sejak dua tahun terakhir. Sebagian besar pasokan dan permintaan menyasar segmen menengah ke bawah," terangnya.

Selain berbagai opsi pembayaran dan perpanjangan periode cicilan, imbuh Vivin Harsanto, keterjangkauan harga tetap menjadi faktor kunci sukses penjualan rumah tapak. Beberapa pengembang telah mengumumkan untuk meluncurkan kawasan perumahan baru di paruh kedua 2022.

Baca Juga: Melesat, Kenaikan Harga Rumah di Medan Salip Jakarta dan Surabaya

Sementara itu, Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia mengatakan, permintaan di pasar hunian vertikal (apartemen) masih melanjutkan tren yang terlihat selama pandemi. Namun, dengan PPKM yang relatif lebih longgar, pengembang mulai terlihat aktif dalam melakukan kegiatan pemasaran offline seperti penyelenggaraan pameran dan seminar.

"Para pengembang terpantau masih tetap berhati-hati dalam meluncurkan produk baru dalam kondisi pasar saat ini ketika tingkat penjualan masih mengalami pelemahan, sehingga tidak ditemukan produk apartemen baru yang diluncurkan oleh para pengembang di kuartal ini,” kata Yunus.

Di sisi lain, hingga pertengahan 2022, sektor perkantoran di Jakarta menikmati tingkat hunian yang stabil di angka 72% untuk kawasan CBD dan di angka 74% untuk kawasan Non-CBD. Hal ini menyusul permintaan yang masih terbatas dan tidak ada jumlah pasokan baru yang selesai dibangun.

Baca Juga: Miris, Jakarta Masih Minim Gedung Perkantoran Ramah Lingkungan

Yunus Karim mengungkapkan, ke depannya, empat gedung di kawasan CBD diperkirakan akan rampung dibangun pada Semester II 2022, yang berpotensi menambah pasokan sektor perkantoran sekitar 270 ribu meter persegi. Sedangkan, untuk kawasan Non-CBD, diperkirakan akan bertambah sebanyak 130 ribu meter persegi. 

Pelonggaran PPKM yang diberlakukan membuat pusat perbelanjaan diperbolehkan untuk beroperasi secara penuh yang berdampak pada aktivitas yang meningkat, khususnya di pusat perbelanjaan menengah ke atas.

"Pada Kuartal kedua 2022 ini, sebagian besar penyerapan terjadi di pusat perbelanjaan yang masih terhitung baru dengan penyewa yang paling aktif masih dari kategori makanan dan minuman. Secara umum, tingkat hunian masih relatif stabil di angka 87%. Pasokan pusat perbelanjaan diperkirakan akan bertambah sebesar sekitar 100 ribu meter persegi pada tahun 2022," ujarnya.

Baca Juga: Naik 250%, Pencari Properti Berusia Mapan Beralih ke Online

Menurut Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, perusahaan yang berbasis di sektor teknologi masih mendominasi aktivitas di pertengahan tahun 2022 ini.

Melanjutkan tren, aktivitas pencarian ruang perkantoran masih terlihat di Kuartal II 2022. Hal ini terlihat, khususnya untuk gedung Grade A yang dapat menawarkan fleksibilitas dan harga sewa yang kompetitif.

"Akan tetapi, keputusan relokasi masih bergantung dari strategi penghematan biaya, termasuk pengurangan luas ruang kantor atau downsizing yang masih tetap terlihat dilakukan oleh para penyewa," kata Angela.

Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih berada di angka 66%. Dengan tingkat permintaan yang masih terbatas dan tingkat hunian yang tertekan, harga sewa perkantoran di kawasan CBD maupun kawasan Non-CBD, masih mengalami penurunan. 

Baca Juga: Apa Dampak PPN 11% dan Rencana Kenaikan Suku Bunga Pada Pasar Properti Indonesia?

Di sektor industri dan logistik, Farazia Basarah, Head of Logistics and Industrial JLL Indonesia menerangkan, pada Kuartal II 2022, permintaan positif didominasi oleh penyedia jasa logistik dan pemain e-commerce yang terus melakukan ekspansi dengan wilayah pencarian di Jakarta dan Cikarang, yaitu lokasi mayoritas pasokan gudang modern berada.

Hingga tahun 2024, mayoritas pasokan baru juga masih akan berpusat di area Cikarang, meliputi pergudangan multi-tenant dan built-to-suit. Tidak ada pasokan baru yang selesai dibangun di Kuartal kedua 2022 membuat tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek stabil di angka 93%.

"Beberapa proyek masih dalam proses konstruksi dan direncanakan akan mulai beroperasi di paruh kedua 2022,” katanya.

Baca Juga: Sektor Perhotelan di Bali Belum Kembali Normal Seperti Jakarta dan Surabaya, Apa Sebabnya?

Pada kesempatan yang sama, Julien Naouri, Vice President Investment Sales Asia JLL Hotels & Hospitality Group memaparkan, meningkatnya aktivitas pariwisata di Indonesia menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam performa hotel seperti tingkat hunian dan harga kamar.

"Oleh karena itu kami memperkirakan aktivitas investasipun akan meningkat dikarenakan investor mulai bergerak untuk memanfaatkan setiap peluang yang muncul dalam beberapa bulan mendatang, meskipun dengan berhati-hati dan menerapkan seleksi yang ketat untuk penjaminan masih menjadi prioritas,” terangnya.

Sedangkan, James Allan, Country Head JLL Indonesia berpendapat, Indonesia tetap menjadi tujuan yang menarik untuk investasi dengan potensi sosioekonomi yang dimiliki. Saat ini, investor asing dan lokal terlihat aktif dalam mencari peluang di beberapa sektor properti, seperti logistik, pusat data (data centre), dan residensial.

"Meskipun Jakarta masih menjadi pintu utama untuk berinvestasi di Indonesia, pembangunan ruas jalan tol baru dan jalan tol luar kota diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya,” tutupnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)