8 Kompetensi Coaching Untuk Mempercepat Return on Investment (RoI)

Coaching diyakini mempu mengembangkan potensi karyawan, meningkatkan kinerja, mewujudkan tim solid, dan berujung pada peningkatan keuntungan perusahaan.

Kris Banarto (Foto: Dok. RealEstat.id)
Kris Banarto (Foto: Dok. RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Perusahaan yang menerapkan coaching (pelatihan) untuk keperluan bisnis ternyata memperoleh RoI (Return on Investment) atau tingkat pengembalian investasi sebesar tujuh kali lipat dari nilai investasi yang ditanamkan. (studi coaching global oleh Internasional Coaching Federation tahun 2012.

Brian O. Underhill, PhD, seorang coach bisnis, penulis, pembicara dan founder Coach Source di AS, melakukan penelitian tahun 2008 dan menyimpulkan bahwa 45% CEO dan 71% eksekutif senior memiliki coach pribadi.

Dari 92% pemimpin organisasi yang telah diberikan coaching merencanakan untuk meneruskan kerja sama dengan coach (pelatih). Kemudian sebanyak 62% organisasi bisnis merencanakan untuk mengadakan program coaching periode lima tahun ke depan.

Baca Juga: Sebelum Bisnis Terpuruk, Lakukan "Change Management"

Coaching diyakini membawa manfaat untuk pengembangan potensi karyawan, meningkatkan kinerja, terwujudnya tim yang solid dan berujung pada peningkatan keuntungan perusahaan.

Sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam bisnis, maka seorang coach harus memiliki kompetensi yang mumpuni. ICF (Internasional Coaching Federation) sebagai organisasi yang menaungi para coach di seluruh dunia telah menentukan delapan kompetensi yang wajib dimiliki coach.

Berikut ini, delapan kompetensi coaching standar ICF:

1. Demonstrates Ethical Practice
Mendemonstrasikan praktik etis adalah memahami dan secara konsisten menerapkan etika dan standar pembinaan coaching. Menunjukkan integritas dan kejujuran dalam berinteraksi dengan klien.

Peka terhadap identitas, lingkungan, pengalaman, nilai, dan keyakinan klien, menggunakan bahasa yang pantas dan menghormati klien. Menjaga kerahasiaan informasi dari klien.

2. Embodies a Coaching Mindset 
Mewujudkan pola pikir coaching dengan cara mengembangkan dan mempertahankan pola pikir yang terbuka, sifat ingin tahu dan  fleksibel yang berpusat pada klien bukan pada masalah.

Coach terlibat dalam pembelajaran dan pengembangan secara berkelanjutan. Mengembangkan praktik, mempertahankan kesadaran dan selalu terbuka terhadap pengaruh budaya yang ada.

Baca Juga: 5 Langkah Jitu Tingkatkan 'Employee Engagement' dalam Perusahaan

3. Establishes and Maintains Agreements 
Menetapkan dan memelihara perjanjian yaitu bermitra dengan klien untuk menciptakan kejelasan kesepakatan tentang hubungan pembinaan, proses, rencana dan tujuan. Menjelaskan apa itu coaching dan mencapai kesepakatan tentang apa yang pantas dan tidak pantas serta apa saja yang ditawarkan pada klien.

Bermitra dengan klien dan pemangku kepentingan terkait untuk membangun keseluruhan rencana, tujuan coaching, mengidentifikasi atau menegaskan kembali apa yang ingin dicapai dalam coaching.

4. Cultivates Trust and Safety 
Menumbuhkan kepercayaan dan keamanan yaitu bermitra dengan klien untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung klien untuk berbagi secara bebas. Menjaga hubungan saling menghormati dan kepercayaan.

Coach harus berusaha memahami klien dalam konteks mereka yang mencakup identitas, lingkungan, pengalaman, nilai, dan kepercayaan. Menunjukkan rasa hormat terhadap identitas, persepsi, gaya, dan bahasa klien.

Baca Juga: Kenali 6 Ciri Pemimpin yang Disukai Karyawan

5. Maintains Presence 
Mempertahankan kehadiran dengan cara sepenuhnya sadar dan hadir bersama klien, menggunakan gaya yang terbuka, fleksibel, membumi dan percaya diri. Tetap fokus, jeli, empati dan responsif terhadap klien, menunjukkan rasa ingin tahu selama proses coaching.

Mengelola emosi seseorang untuk tetap hadir dengan klien, menunjukkan kepercayaan diri dalam bekerja dengan emosi klien yang kuat selama proses pembinaan.

6. Listens Actively 
Mendengarkan secara efektif dengan berfokus pada apa yang dikatakan klien dan sepenuhnya memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mendukung klien berekspresi diri.

Mempertimbangkan konteks klien, identitas, lingkungan, pengalaman, nilai dan keyakinan untuk meningkatkan pemahaman tentang apa yang klien komunikasikan. Coach merangkum apa yang dikomunikasikan klien untuk memastikan kejelasan dan klarifikasi pemahaman.

Baca Juga: Business Model Canvas: Kiat Sukses Perusahaan Start-up

7. Evokes Awareness 
Membangkitkan kesadaran dengan memfasilitasi wawasan dan pembelajaran klien dengan menggunakan alat dan teknik seperti: pertanyaan yang berbobot, keheningan, metafora atau analogi.

Mempertimbangkan pengalaman klien saat memutuskan dan mempertimbangkan apa yang paling berguna. Coach mengajukan pertanyaan tentang klien, seperti cara berpikir, nilai, kebutuhan, keinginan dan keyakinan.

8. Facilitates Client Growth 
Memfasilitasi pertumbuhan klien dengan cara bermitra dengan klien untuk mengubah pembelajaran dan wawasan menjadi tindakan. Mempromosikan otonomi klien dalam proses pembinaan. Mengintegrasikan kesadaran, wawasan, atau pembelajaran baru ke dalam pandangan dunia dan perilaku.

Bersama dengan klien merancang tujuan, tindakan, dan ukuran tanggung jawab yang mengintegrasikan dan memperluas pembelajaran baru. Mengakui dan mendukung otonomi klien dalam merancang tujuan serta tindakan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Empat Pilar Strategi Co-creation untuk Kesuksesan Bisnis

Belajar Dari Timnas Sepak Bola Italia
Ibarat pemain sepak bola yang membutuhkan kehadiran coach karena dia tidak memahami bagaimana meningkatkan keahlian, menerapkan taktik dan strategi. Demikian juga para pemilik bisnis, direktur, manajer dan karyawan.

Keberhasilan tim nasional Italia menjuarai Euro 2020 tidak lepas dari sentuhan tangan dingin sang coach Roberto Mancini. Banyak yang meragukan kemampuan Italia setelah gagal total dalam ajang Piala Dunia 2018.

Praktis Mancini hanya memiliki waktu tiga tahun mempersiapkan timnas Italia di pesta akbar sepak bola Eropa itu. Ia dapat mempertahankan identitas catenaccio dengan sentuhan sepak bola modern dan selalu membangkitkan semangat tim.

Sudah saatnya organisasi bisnis menggunakan jasa coach untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki karyawan dan manajer. Supaya tidak salah dalam menilai diri sendiri dan tujuan yang akan dicapai.

Kris Banarto, MM, CPM adalah praktisi bisnis properti, pemerhati etika bisnis dan blogger yang saat ini menjabat sebagai General Manager Sales & Marketing Gapuraprima Group. Artikel ini adalah pendapat pribadi penulis.

Berita Terkait

Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)