Wajah Muram Pasar Apartemen Jabodetabek Dihantam Wabah COVID-19

Belum pulih dari imbas Pilpres dan perang dagang internasional di 2019, pasar apartemen Jabodetabek dihantam pandemi COVID-19.

Apartemen di Jakarta. (Foto: RealEstat.id)
Apartemen di Jakarta. (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Pasar apartemen di Jabodetabek di kuartal I-2020 belum benar-benar pulih dari dampak pemilihan presiden dan perang dagang global pada  2019 silam. Kondisi ini diperparah dengan musibah banjir di beberapa wilayah Jabodetabek di Januari dan disusul wabah pandemi COVID-19. 

Cushman & Wakefield mencatat total apartemen yang ditawarkan sebanyak 186.051 unit, dengan penambahan 3.746 unit baru dari 6 proyek yang diluncurkan selama kuartal pertama 2020. Angka ini lebih rendah dibanding 4.652 unit yang tercatat pada kuartal terakhir 2019.

Baca Juga: Strategi Pengembang, Investor, dan Penyewa Ruang Perkantoran saat Wabah COVID-19

Konsultan properti global ini memprediksi jumlah unit apartemen baru yang diluncurkan bakal lebih kecil dalam dua kuartal ke depan, hingga wabah COVID-19 benar-benar berakhir. Demikian hasil survei Cushman & Wakefield yang tertuang dalam laporan bertajuk “Marketbeat Greater Jakarta - Condominium Q1-2020”.

Sebagai imbas dari wabah ini, hanya 3.087 unit kondominium dari 8 proyek diselesaikan pada kuartal pertama 2020, dengan angka penurunan -68,8% (QoQ) dibandingkan dengan unit yang selesai pada Q4 2019 dan -74% (YoY) dibandingkan dengan unit yang selesai pada Q1 2019. Cushman & Wakefield menyebutkan beberapa proyek yang dijadwalkan selesai pada Maret 2020, telah menunda jadwal serah terima unit karena pembangunannya dihentikan akibat wabah Corona.

Angka Pre-Sales Justru Meningkat
Pasar apartemen di Jabodetabek pada kuartal pertama 2020 memperlihatkan penyerapan bersih tercatat sebanyak 3.797 unit, atau lebih rendah -47,2% dari angka 7.188 unit yang terserap pada kuartal pertama 2019 (YoY). Dengan jumlah kumulatif pasokan yang lebih sedikit, ditambah dengan kenaikan take-up kumulatif 0,7%, tingkat pre-sales pada kuartal ini sedikit meningkat dari 60,6% pada kuartal IV-2019 menjadi 61,1%. 

Baca Juga: Pasar Perkantoran Konvensional Bergeser Jadi Lebih Compact Akibat COVID-19

Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu dan keterbatasan kegiatan yang mempengaruhi prioritas dan keterjangkauan calon pembeli, beberapa pengembang telah berusaha mengatasi situasi ini dengan memberikan “diskon COVID-19”, misalnya menawarkan unit apartemen dengan berperabotan lengkap (fully furnished) atau menyediakan penjemputan kepada calon pembeli untuk melihat-lihat proyek atau show unit.

Kendati tingkat kekosongan rata-rata mengalami penurunan moderat dari 50,4% menjadi 49,6% pada akhir 2019, okupansi secara fisik tampaknya menurun menjelang akhir Maret 2020. Para penghuni umumnya kembali ke kampung halaman mereka sejak pelaksanaan WFH (work from home), terutama penghuni apartemen yang berada di area perkantoran, industri, dan universitas.

Pertumbuhan Harga Melambat
Pertumbuhan harga rata-rata apartemen di Jabodetabek mengalami penurunan moderat menjadi 3,37% (YoY) pada akhir kuartal pertama 2020, atau lebih rendah dari pertumbuhan 3,9% pada akhir tahun lalu.

Meski demikian, harga unit kondominium di CBD (Central Business District) Jakarta menunjukkan sedikit peningkatan dengan angka Rp65.300.000 per meter persegi, meningkat 3,7% dari pada kuartal yang sama tahun lalu.

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)