Tenant Perkantoran di CBD Jakarta Dapat Banyak Keuntungan di 2023, Apa Sebabnya?

Komitmen penyewa pada gedung perkantoran baru di Jakarta akan sangat menentukan naik-turunnya tingkat hunian di tahun 2023.

CBD Jakarta (Foto: RealEstat.id)
CBD Jakarta (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Sepanjang 2022 lalu, sebanyak tiga gedung perkantoran di Jakarta berhasil dirampungkan. Dua di kawasan central business district (CBD) Jakarta, yakni PNM Tower (Office One) dan Menara BRI, sementara satu gedung berada di luar CBD, yakni MTH 27.

Hingga akhir 2022, total pasokan ruang perkantoran di CBD Jakarta sekitar 7,04 juta m2, sementara di luar CBD mencapai 3,72 m2. Demikian laporan riset yang dirilis konsultan properti Colliers Indonesia.

Penundaan penyelesaian sejumlah proyek perkantoran masih terjadi sepanjang 2022, terutama di wilayah CBD. Namun, di 2023 diperkirakan akan masuk sebanyak 330.000 m2 ruang perkantoran baru di CBD Jakarta dan 12.000 m2 di luar CBD.

Baca Juga: Tingkat Kekosongan Perkantoran CBD Jakarta Tetap Tinggi di 2023, Ini Penyebabnya!

"Hal ini akan menjadi tantangan bagi landlord yang akan mengalami tingkat persaingan yang lebih ketat. Namun di sisi lain, para tenant akan mendapat keuntungan, karena memiliki banyak pilihan lokasi dan harga sewa," tutur Ferry SalantoHead of Research Colliers Indonesia.

Pertumbuhan pasok diperkirakan mulai melambat mulai tahun 2024. Hingga saat ini, belum ada proyeksi ruang perkantoran baru yang selesai di CBD Jakarta, sementara pasokan baru di luar CBD berkisar 12.000 m2.

Hingga akhir 2022, tingkat hunian ruang perkantoran di CBD Jakarta menyentuh angka 74,7%, sedangkan di luar CBD sekitar 70,8%. Hal ini disebabkan menurunnya permintaan kantor di semester pertama 2022.

Baca Juga: Green Building Berkonsep ESG Mulai Jadi Tren di Pasar Perkantoran Jakarta

"Pada rentang waktu ini, banyak perusahaan yang menahan untuk melakukan relokasi dan ekspansi sembari menunggu stabilnya kondisi ekonomi," kata Ferry Salanto, menjelaskan.

Komitmen penyewa pada gedung perkantoran baru di Jakarta akan sangat menentukan naik-turunnya tingkat hunian di tahun 2023. Perusahaan di bidang energi terbarukan diperkirakan akan terus tumbuh dan menjadi penggerak permintaan ruang perkantoran.

Sementara itu, tingkat hunian diperkirakan akan kembali menurun pada 2023 akibat tingginya jumlah pasok baru yang masuk. Colliers Indonesia memprediksi, tingkat hunian akan mulai membaik mulai dari tahun 2024, saat pasokan baru terbatas.

Baca Juga: Konsolidasi Grup Perusahaan Dominasi Demand Ruang Perkantoran di CBD Jakarta

Menyoal tarif, landlord perkantoran di CBD Jakarta men-charge Rp249.562 per meter persegi per bulan, sedangkan di luar CBD sebesar Rp174.563 per meter persegi per bulan. Penyesuaian biaya pemeliharaan diperkirakan terjadi di 2023 seiring dengan naiknya UMR, tarif dasar listrik, dan bahan bakar.

Harga jual ruang kantor turun, pemilik dan investor mulai realistis dengan kondisi pasar yang belum kondusif. Diskon antara harga penawaran dengan yang ditransaksikan masih cukup tinggi. Di sisi lain, beroperasinya gedung kelas premium akan memengaruhi perhitungan rata-rata tarif dasar sewa.

"Kondisi tenants’ market terus memaksa landlord untuk terus akomodatif dan fleksibel. Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pemberian insentif tidak lagi berbentuk diskon, melainkan berbentuk keringanan fit-out, tarif parkir, dan sebagainya," pungkas Ferry.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)