Tingkat Kekosongan Perkantoran CBD Jakarta Tetap Tinggi di 2023, Ini Penyebabnya!

Meskipun terjadi penyerapan bersih yang positif, harga sewa ruang perkantoran di CBD Jakarta diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan di 2023 ini.

Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Perkantoran CBD Jakarta (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Pasar perkantoran di CBD Jakarta akan kedatangan pasokan baru dari dua proyek, yakni Mori Tower dan Luminary Tower, yang diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2023 ini.

Menurut data konsultan properti  Cushman & Wakefield Indonesia, kedua proyek perkantoran ini akan menyumbang sekitar 136.000 m2 ruang perkantoran baru di central business district (CBD) Jakarta. Saat ini, keduanya memiliki tingkat pra-komitmen gabungan di bawah 50%.

"Setelah tahun 2023, pasokan ruang perkantoran di CBD Jakarta semakin tidak pasti, di mana beberapa proyek yang sebenarnya siap jalan, belum memulai konstruksi," jelas Arief RahardjoDirector of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, dalam pemaparan "Kilas Balik Pasar Properti 2022 & Proyeksi 2023" beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Konsolidasi Grup Perusahaan Dominasi Demand Ruang Perkantoran di CBD Jakarta

Menengok kembali ke 2022, permintaan ruang perkantoran di CBD Jakarta terpantau membaik dengan menguat. Hal ini didorong oleh konsolidasi perusahaan dan peningkatan kualitas.

Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, penyerapan bersih ruang kantor di pasar CBD Jakarta secara keseluruhan mencapai 100.000 m2 pada tahun 2022.

Penyerapan bersih diperkirakan akan stabil pada tahun 2023 karena penyewa akan tetap berhati-hati dan menunda keputusan besar untuk mengantisipasi perkiraan perlambatan ekonomi global.

Baca Juga: Green Building Berkonsep ESG Mulai Jadi Tren di Pasar Perkantoran Jakarta

"Sementara itu, tingkat kekosongan (vacancy) diperkirakan akan tetap tinggi dengan selesainya proyek perkantoran besar di Jakarta pada tahun 2023 yang mungkin melebihi perkiraan permintaan," jelas Arief Rahardjo.

Meskipun terjadi penyerapan bersih yang positif, harga sewa diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan pada tahun 2023, yakni sekitar Rp290.000 per meter persegi per bulan. Hal ini disebabkan ketatnya persaingan di pasar yang 'relatif tipis’.

Untuk itu, beberapa manajemen gedung perkantoran kemungkinan akan terus menawarkan diskon yang besar untuk tarif yang dipublikasikan untuk menarik penyewa baru ke gedung mereka.

Baca Juga: Perkantoran Sewa di CBD Jakarta Masih Dalam Tekanan

Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan, pertumbuhan sewa ruang perkantoran di Jakarta akan kembali ke wilayah positif (di angka 2%) mulai tahun 2024, menyusul kondisi ekonomi yang perkirakan membaik.

"Kuatnya perekonomian Indonesia dan lancarnya proses kampanye politik pada tahun 2023 menuju Pemilihan Umum pada tahun 2024 akan menjaga tingkat permintaan ruang perkantoran di Jakarta dalam teritori positif," jelas Arief.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)