Perkantoran Sewa di CBD Jakarta Masih Dalam Tekanan

Meskipun pemulihan pasar terus berlanjut, namun tingkat okupansi yang relatif rendah, membuat persaingan ketat antar gedung perkantoran sewa di CBD Jakarta.

Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Pada tahun 2022 ini, sebanyak 225.000 m2 pasokan ruang perkantoran baru diperkirakan akan memasuki pasar dan menambah total pasokan ruang perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta menjadi sekitar 7,3 juta m2. 

Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, tidak ada pasokan ruang kantor tambahan yang masuk ke pasar perkantoran CBD Jakarta selama Kuartal II 2022. Proyek yang diperkirakan rampung dalam waktu dekat antara lain The Autograph Tower (86.000 m2) dan Rajawali Place (40.000 m2) yang akan masuk ke pasar ruang perkantoran CBD pada akhir Kuartal III 2022.

Baca Juga: Miris, Jakarta Masih Minim Gedung Perkantoran Ramah Lingkungan

Arief Rahardjo, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia menjelaskan, terjadi peningkatan pasar yang lebih kuat pada Kuartal II 2022. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah permintaan dari calon penyewa baru.

"Jumlah serapan bersih seluas 34.700 m2 tercatat selama kuartal kedua 2022. Ini merupakan tingkat penyerapan bersih per kuartal tertinggi dalam sembilan kuartal terakhir. Tingkat hunian rata-rata pasar perkantoran CBD meningkat 0,5% menjadi 71,1% pada akhir Juni 2022," jelas Arief Rahardjo dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Sementara itu, imbuhnya, beberapa transaksi besar penyewaan ruang perkantoran juga terjadi selama Kuartal II 2022, seperti di The City Center seluas sekitar 4.000 m2 oleh perusahaan asuransi untuk relokasi kantor.

Baca Juga: Ini Dia, Tiga Tren Fit-Out Ruang Kantor di Tahun 2022

Meskipun pemulihan pasar masih terus berlangsung, namun tingkat okupansi yang masih relatif rendah, membuat persaingan ketat antar gedung perkantoran. Hal ini, menurut Arief, menyebabkan pasar sewa ruang perkantoran CBD Jakarta tetap berada di bawah tekanan.

"Beberapa pemilik tanah cenderung menawarkan potongan sewa dalam jumlah yang besar dari tarif publikasi mereka untuk menarik penyewa baru ke gedung mereka," jelas Arief Rahardjo. "Sementara itu, service charge relatif stabil selama kuartal dua tahun 2022."

Tarif sewa dasar dalam Rupiah turun 1,4% secara kuartalan (QoQ) pada Kuartal II 2022, menjadi Rp170.600 per m2 per bulan, atau menurun 7,7% secara tahunan (YoY). Sementara sewa dalam Dolar AS menjadi USD11,42 per meter persegi per bulan, atau turun -5,2% (QoQ) atau -10,2% (YoY).

Baca Juga: Hybrid Working Mengubah Fit-Out Ruang Kantor, Seperti Apa?

Di sisi lain, Cushman & Wakefield memperkirakan, tren peningkatan permintaan dan transaksi akan terus meningkat pada semester kedua 2022. Diperkirakan, permintaan akan didominasi oleh penyewa yang mencari relokasi kantor dan melakukan konsolidasi ruang kantor untuk tahun 2023 dan setelahnya.

"Sementara itu, sewa akan tetap berada di bawah tekanan karena ruang kosong diperkirakan akan terus meningkat dengan selesainya proyek perkantoran besar di kawasan CBD Jakarta pada semester dua tahun 2022, yang mungkin tidak diikuti oleh tingkat permintaan yang sama," pungkas Arief.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)