Kinerja Sektor Perhotelan di Jakarta, Surabaya, dan Bali Makin Menjanjikan, Ini Indikatornya

Kinerja sektor perhotelan di Jakarta, Bali, dan Surabaya mulai menggeliat, menuju kondisi normal saat pra-pandemi.

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) - Secara umum, performa sektor perhotelan di Jakarta, Surabaya, dan Bali semakin membaik. Bahkan bisa dikatakan selama periode pandemi (2020 - 2022), performa sektor perhotelan selama 2022 di tiga kota ini adalah yang terbaik. 

"Jumlah kunjungan wisatawan asing di Jakarta, Surabaya, dan Bali terus meningkat, dengan angka lebih dari dua juta orang selama 2022," jelas Ferry SalantoHead of Research Colliers Indonesia.

Konsultan properti  Colliers Indonesia mencatat, hingga akhir 2022, sektor perhotelan di tiga kota ini kedatangan sebanyak 789 pasokan kamar: 117 kamar di Bali, 379 kamar di Jakarta, dan 293 kamar di Surabaya. 

Baca Juga: 2023, Pasar Hotel Jakarta Mulai Pulih, Namun Ada Risiko Mengancam

Perhotelan Jakarta

Colliers Indonesia menilai, pasar perhotelan di Jakarta menuju ke kondisi normal seperti pra-pandemi. Kinerja tahun 2022 adalah yang terbaik selama masa dua tahun masa pandemi.

Pelonggaran aturan oleh pemerintah membuat bisnis kembali berjalan. Hal ini diikuti oleh mulai ramainya kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang dilaksanakan di sejumlah hotel.

"Kinerja hotel di Jakarta sudah mendekati kondisi pra-pandemi. Tahun 2023 ini diperkirakan kunjungan wisatawan akan meningkat. Selain itu diperkirakan akan mulai banyak kegiatan seperti meeting di hotel-hotel, dalam rangka persiapan pemilu 2024," kata Ferry Salanto.

Data Colliers Indonesia menyebut, pasokan kamar hotel baru sampai dengan tahun 2025 juga akan bertambah, terutama dari hotel bintang 3 sampai hotel bintang 5. 

Baca Juga: Kinerja Bandara Meningkat, Metland Yakin Bisnis Perhotelan di Kertajati Makin Diminati

Perhotelan Bali

Pasar perhotelan di Bali mulai menggeliat, di mana kunjungan wisatawan mancanegara dan lokal terlihat terus meningkat. Sepanjang 2022, wisatawan mancanegara yang mendominasi pasar perhotelan Bali berasal Australia dan Eropa, khususnya Inggris dan Perancis.

Performa hotel di Bali sudah mendekati kondisi pra-pandemi, di mana tingkat hunian rata-rata sudah melebihi 60% dengan tarif kamar per malam telah kembali berada di atas USD100.

Di tahun 2023 ini, jumlah kunjungan wisatawan asing diperkirakan akan meningkat. Terlebih pemerintah China sudah akan menghapuskan peraturan karantina.

"Diharapkan hal ini akan menarik kembali mereka untuk kembali berwisata ke Bali," jelas Ferry Salanto.

Baca Juga: Liberta Hotel International Siap Kelola Amartahills Hotel & Resorts, Malang

Perhotelan Surabaya

Kegiatan bisnis sudah mulai kembali aktif, membawa angin segar bagi sektor perhotelan di Surabaya. Hal ini terlihat dari kembali masuknya para tamu long-stay dari beragam perusahaan dan sektor bisnis.

Kegiatan meeting, convention, wedding serta kegiatan offline lainnya mendongkrak tingkat hunian ke angka rata-rata 60%. Secara umum, kinerja keseluruhan sektor perhotelan Surabaya sudah mulai meningkat.

"Di tahun 2023 diperkirakan kinerja sektor hotel di Kota Pahlawan ini akan meningkat. Pemicunya antara lain, karena Surabaya merupakan salah satu kota tempat pelaksanaan Piala Dunia U-20," pungkas Ferry.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)