2023, Pasar Hotel Jakarta Mulai Pulih, Namun Ada Risiko Mengancam

Meningkatnya kegiatan rapat yang dilakukan pemerintah dan partai politik, sebagai persiapan pemilihan umum, akan menurunkan tingkat kekosongan hotel Jakarta di 2023.

Kamar hotel (Foto: Dok. Pixabay.com)
Kamar hotel (Foto: Dok. Pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) - Hingga akhir tahun 2022, total pasokan hotel di Jakarta—hotel bintang 3 hingga hotel mewah—berjumlah sekitar 42.500 kamar atau naik 1,6% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Dari total pasokan tersebut, 27% merupakan hotel bintang 3, 42% hotel bintang 4, 20% hotel bintang 5, dan 11% hotel mewah. Demikian data yang dirilis konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia.

Perlu digaris bawahi, pasar hotel Jakarta di 2023 masih dalam tahap pemulihan. Pasalnya, total pasokan yang diharapkan beroperasi pada tahun ini hanya 600 kamar hotel, atau masih jauh di bawah total pasokan baru sebelum pandemi pada 2019, yakni sebanyak 2.400 kamar.

Baca Juga: 2023, Volume Investasi Properti Asia Pasifik Diprediksi Turun 10%, Perhotelan Justru Naik 6%

"Rata-rata pasokan baru dalam 10 tahun terakhir hanya sekitar 1.700 kamar hotel per tahun," jelas Arief RahardjoDirector of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, dalam pemaparan "Kilas Balik Pasar Properti 2022 & Proyeksi 2023" beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pencabutan larangan perjalanan internasional Indonesia pada 12 Januari 2022 merupakan tonggak penting bagi pemulihan sektor pariwisata dan hotel negara pada tahun 2022. Pencabutan aturan PPKM semakin meningkatkan pergerakan pelancong dan tamu hotel di Jakarta.

Sepanjang tahun 2022, peningkatan perjalanan bisnis FIT (free and independent traveler) dan aktivitas meeting perusahaan dinilai berkontribusi pada penurunan tingkat kekosongan dari 63% pada tahun 2021 menjadi 52% pada tahun 2022.

Baca Juga: Pasar Perhotelan Jakarta Menggeliat, Tarif Harian Naik Hingga 51,6%

"Meningkatnya kegiatan rapat dari kalangan pemerintah dan partai politik, yang merupakan tahun persiapan pemilihan umum, akan terus menurunkan tingkat kekosongan hotel di Jakarta pada tahun 2023," jelas Arief.

Di sisi lain, tingkat kekosongan (vacancy) kamar hotel di Jakarta yang lebih rendah, terlihat berdampak pada peningkatan harga rata-rata kamar di seluruh segmen pasar selama tahun 2022.

Pada akhir tahun 2022, harga rata-rata kamar per malam sebagai berikut: hotel bintang 3 sebesar Rp400.700 (naik 10% YoY); hotel bintang 4 sebesar Rp687.600 (naik 25% YoY), hotel bintang 5 sebesar Rp1.435.700 (naik 45% YoY), dan hotel mewah sebesar Rp1.966.100 (naik 28% YoY).

Baca Juga: Sektor Perhotelan di Bali Belum Kembali Normal Seperti Jakarta dan Surabaya, Apa Sebabnya?

"Pertumbuhan harga rata rata kamar hotel di Jakarta ini diperkirakan akan kembali ke level normal positif pada tahun 2023, seiring dengan peningkatan okupansi," papar Arief Rahardjo.

Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan, di 2023 pemulihan pasar hotel di Jakarta akan terus berlanjut, seiring dengan tingkat perjalanan domestik yang kembali seperti masa pra-pandemi.

Meski demikian, kondisi ekonomi global, inflasi yang lebih tinggi dan biaya energi, ketegangan geopolitik, dan risiko varian baru COVID-19, masih dapat memberikan risiko penurunan pada pemulihan pasar perhotelan.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)