RDTR Jadi Instrumen Penting Ciptakan Iklim Investasi di Indonesia

Setelah menjadi Perkada (Peraturan Kepala Daerah), RDTR harus segera diintegrasikan ke dalam sistem OSS (Online Single Submission).

Foto: realestat.id dok
Foto: realestat.id dok

RealEstat.id (Jakarta) – Presiden Joko Widodo menekankan bahwa RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) merupakan sebuah instrumen yang sangat penting dalam penciptaan iklim investasi di Indonesia. 

Guna menindaklanjuti arahan Presiden untuk terus mempercepat penyusunan RDTR, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Direktorat Jenderal Tata Ruang kembali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Lintas Sektor, di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Senin, (13/3/2023).

Kali ini rapat ditujukan untuk membahas empat rancangan RDTR yang meliputi RDTR Arahan Prioritas Nasional Food Estate, RDTR di sekitar Kawasan Industri Batanjung, Kabupaten Kapuas, RDTR Kawasan Perkotaan Bora, Kabupaten Sigi, serta RDTR Wilayah Perencanaan Mamuju, Kabupaten Mamuju.

Baca Juga: Rencana Tata Ruang, Salah Satu Cara Mitigasi Bencana Alam

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang, Gabriel Triwibawa kembali menggarisbawahi instruksi Presiden Joko Widodo pada Januari silam tentang pentingnya RDTR sebagai suatu instrumen dalam penciptaan iklim investasi di Indonesia. 

“Setelah menjadi Perkada (Peraturan Kepala Daerah), RDTR ini harus segera diintegrasikan ke dalam sistem OSS (Online Single Submission). Kalau RDTR tidak terintegrasi OSS, maka penerbitan KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang,) sebagai syarat dasar dalam perizinan berusaha akan melalui skema Persetujuan KKPR dan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan Konfirmasi KKPR (by system),” papar Gabriel Triwibawa.

Dirjen Tata Ruang juga mengapresiasi penyusunan RDTR di Kabupaten Kapuas yang dapat mendukung pengembangan Kawasan Food Estate, di mana perencanaan ruang RDTR-nya berada di daerah luar perkotaan. 

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Rilis 7 Layanan Prioritas Pertanahan Terintegrasi

“Ini baik sekali untuk dicontoh oleh daerah lain karena akan memicu pemerataan pembangunan dan meningkatkan pusat-pusat pertumbuhan di luar perkotaan sehingga dapat meminimalisir adanya urbanisasi,” lanjut Gabriel Triwibawa.

Sebagai penutup, Dirjen Tata Ruang mengatakan, ia berharap dengan rapat koordinasi ini dapat tercipta koordinasi dan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam merevisi masukan serta saran dari kementerian/lembaga.

Hal ini guna mengakselerasi persetujuan substansi yang akan diterbitkan oleh Kementerian ATR/BPN dan penetapan Perkada oleh pemerintah daerah terkait.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) dan Satu Kahkonen, Country Director World Bank Indonesia dan Timor Leste, saat pertemuan di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. (Foto: Dok. ATR/BPN)
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) dan Satu Kahkonen, Country Director World Bank Indonesia dan Timor Leste, saat pertemuan di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. (Foto: Dok. ATR/BPN)
Dari kiri ke kanan: Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR; Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri ATR/Kepala BPN; dan Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. (Foto: Dok. ATR/BPN)
Dari kiri ke kanan: Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR; Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri ATR/Kepala BPN; dan Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. (Foto: Dok. ATR/BPN)
Foto: Dok. Kementerian ATR/BPN
Foto: Dok. Kementerian ATR/BPN