Pembangunan Huntap di Palu, Sulawesi Tengah, Libatkan Warga Lokal Terlatih

Para warga yang bekerja di proyek pembangunan Huntap Palu mendapatkan pelatihan kontruksi rumah tahan gempa (RTG) rumah instan sederhana sehat (RISHA).

Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) di Sulawesi Tengah (Foto: dok. Kementerian PUPR)
Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) di Sulawesi Tengah (Foto: dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) – Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melibatkan ratusan warga setempat untuk membangun hunian tetap (Huntap) tahap 2B di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Agar dapat bekerja dengan baik, sebelumnya para warga yang bekerja di lokasi proyek pembangunan Huntap Palu mendapatkan pelatihan kontruksi rumah tahan gempa (RTG) rumah instan sederhana sehat (RISHA).

Salah seorang pekerja yang berasal dari Kota Palu, Iswandi Mansyur Dullan (41 tahun) mengaku bersyukur bisa bekerja dalam proyek pembangunan Huntap di Palu, Sulawesi Tengah. Apalagi masih banyak masyarakat yang terdampak bencana di provinsi tersebut yang membutuhkan hunian layak.

Baca Juga: Kementerian PUPR Serahterimakan Huntap Kepada Korban Gempa Palu

Pembangunan Huntap Palu, imbuhnya, juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sehingga mereka mendapatkan penghasilan sekaligus pengalaman kerja di bidang konstruksi.

Adanya pelatihan konstruksi, jam kerja yang teratur dan upah yang mencukupi juga membuat para pekerja menjadi lebih semangat untuk menyelesaikan Huntap tersebut.

"Alhamdulillah, kami bisa ikut membangun Huntap dan mendapatkan pelatihan konstruksi pembangunan rumah tahan gempa RISHA sebelum bekerja di proyek ini. Kami bekerja delapan jam sehari dan dibagi menjadi beberapa tim untuk membangun rumah tahan gempa RISHA sehingga cepat terbangun," katanya saat ditemui di lokasi pembangunan Huntap tahap 2B di Sulawesi Tengah, Selasa (9/5/2023).

Baca Juga: Pembangunan Huntap di Palu Ditargetkan Rampung September 2020

Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menyatakan, keterlibatan warga lokal di Sulteng dalam proses pembangunan Huntap sangat diperlukan.

Pekerja yang sudah mendapat pelatihan diharapkan bisa memahami dan memiliki kemampuan konstruksi yang baik sehingga Huntap yang ada bisa lebih cepat terbangun.

"Kami ingin warga lokal tidak hanya bisa bekerja sebagai pekerja konstruksi biasa. Tapi mereka punya kemampuan dan pengetahuan tentang pembangunan kontruksi yang baik apalagi teknologi RISHA ini mudah untuk diaplikasikan di lapangan," katanya.

Baca Juga: Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan 151 Huntap Tahap II di Cianjur

Pada kesempatan tersebut, Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah, Erpika Ansela Surira yang mewakili Kepala Balai P2P Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Bakhtiar menjelaskan, ratusan warga lokal ikut bekerja di sejumlah proyek pembangunan Huntap di Sulteng.

"Di lokasi pembangunan Huntap 2B di Tondo misalnya, dari 150 pekerja yang ada, sebanyak 135 pekerja merupakan warga lokal," katanya.

Sebagai informasi, jumlah Huntap tahap 2B yang akan dibangun di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah sebanyak 1.321 unit.

Baca Juga: Diserahterimakan, Pemkab Lumajang Kelola Huntap Warga Korban Erupsi Semeru

Sebaran pembangunan Huntapnya ada di Tondo 2 (1.055 unit), Sibalaya Selatan (120 unit) dan Bangga Dusun 2 (146 unit). Huntap tersebut dibangun dengan RTG RISHA tipe 36 yang memiliki satu ruang keluarga, dua kamar tidur dan kamar mandi.

"Kami targetkan pembangunan Huntap tahap 2B di Tondo ini bisa selesai bulan Desember mendatang. Adanya pekerja lokal sangat membantu kami untuk percepatan pembangunan Huntap di Sulteng," pungkas Erpika.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)