Pakar: Pandemi COVID-19 Buka Peluang Redesign Ibu Kota Negara

Munculnya Covid-19 menjadi momentum untuk kembali mendefinisikan rancangan Ibu Kota Negara yang baik dan siap bertahan menghadapi terpaan pandemi.

Rancangan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur. (Gambar: Kementerian PUPR)
Rancangan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur. (Gambar: Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) - Pandemi Covid-19 mendatangkan disrupsi di berbagai lini kehidupan manusia, termasuk pada bidang arsitektur dan desain perencanaan kota.

Pakar Perancangan Kota Departemen Arsitektur FTUI, Ir. Antony Sihombing, MPD., Ph.D memprediksi terdapat penyesuaian terhadap rancangan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, sebagai penyesuaian terhadap munculnya Coronavirus.

"Corona yang mewabah menjadi kesempatan bagi kita untuk kembali mendefinisikan rancangan (redesign) Ibu Kota Negara
yang baik dan siap bertahan menghadapi terpaan pandemi," tutur Antony, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (07/09/2020).

Baca Juga: Masih Ada Peluang dan Optimisme Pasar Properti di Tengah Pandemi

lebih lanjut dia mengatakan, profesi arsitek dan perencana kota juga berhubungan dengan bidang kesehatan.

Kini sebagai adapatasi menghadapi pandemi, perancangan ibukota baru diarahkan untuk membuat tempat kehidupan manusia yang memenuhi kesehatan masyarakat, nyaman dan aman.

"Konsep smart city tentunya memainkan peranan penting dalam kehidupan di era New Normal. Penggunaan Information Technology (IT) dan Artificial Intelligence (AI) akan turut menentukan kota-kota di masa depan, termasuk pembangunan IKN baru,” papar Antony.

Baca Juga: ATR/BPN Kaji Pemanfaatan Ruang Atas dan Bawah Tanah

Ia juga menguraikan bahwa desain bangunan-bangunan yang nantinya akan berdiri di Ibukota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, perlu beradaptasi dengan masalah pandemi.

Selain itu, adanya kebijakan physical distancing juga mengubah standar ruang kerja dan dalam konteks yang lebih luas, mengubah nilai ekonomi suatu bangunan.

"Faktor resiko penyebaran penyakit menjadi penting dalam menentukan arah bisnis perkantoran dan retail secara signifikan,” ujar Antony.

Baca Juga: Desain Arsitektur dan Interior Rumah Ideal di Era “New Normal”

Dalam sebuah perancangan kota baru hendaknya mempertimbangkan kembali fungsi ruang kantor, ruang aula, auditorium, maupun lapangan parkir.

Menurut Antony Sihombing, perlu dipikirkan adaptive reuse untuk fungsi lain, seperti drive-in cinema atau drive through sunday market untuk waktu-waktu tertentu.

"Dalam rancangan Ibu Kota Negara baru juga diperlukan memperbanyak taman-taman kota, RPTRA, dan mengarahkan pembangunan berorientasi lingkungan hijau dan biru," tandas dia.

Sebagai informasi tambahan, belum lama ini Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar diskusi seminar online bertajuk “Smart City” dan COVID-19: Relevansinya dengan Ibu Kota Negara Pascapandemi”.

Berita Terkait

Rumah Tipe C BIO District BSD (Foto: Dok. CHL Group)
Rumah Tipe C BIO District BSD (Foto: Dok. CHL Group)
Show Unit Apartemen The Belton Residence di kawasan Synthesis Huis. (Foto: Dok. Synthesis Development)
Show Unit Apartemen The Belton Residence di kawasan Synthesis Huis. (Foto: Dok. Synthesis Development)
New Matera Residences, Gading Serpong (Foto: Dok. Paramount Land)
New Matera Residences, Gading Serpong (Foto: Dok. Paramount Land)