Masih Ada Peluang dan Optimisme Pasar Properti di Tengah Pandemi

Para investor properti tengah melakukan penyesuaian investasi dan pengembangan bisnis properti mereka di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Ilustrasi pasar properti di kawasan Asia Pasifik. (Foto: Nasdaq)
Ilustrasi pasar properti di kawasan Asia Pasifik. (Foto: Nasdaq)

Realestat.id (Jakarta) - Pengembangan industri properti dan investasinya, telah berada pada tahap lanjut dari transaksi yang sudah ada sebelumnya, meski pandemi Coronavirus (Covid-19) masih terus menjangkiti masyarakat dunia.

Konsultan real estat global, Colliers International dalam laporan terbarunya mencatat bahwa di tengah kondisi yang tak menentu, masih ada optimisme dan potensi ditunjukan oleh para pelaku pasar properti,

Sejumlah investor di Tanah Air mencoba bergerak mengambil peluang pengembangan pada bisnis properti disaat Covid-19 belum mereda.

Baca Juga: 6 Wajah Bisnis Properti Tanah Air di Era “New Normal”

Menurut Steve Atherton, Kepala Pasar Modal Colliers International Indonesia, para investor memanfaatkan kondisi pasar untuk mencari harga lebih rendah dan peluang pembelian aset properti yang tepat.

"Dalam konteks pasca Covid-19, sebagian besar investor dan pengembang mempertimbangkan kembali semua keputusan modal mereka dan melindungi risiko mereka," jelasnya, seperti dilansir dari siaran pers, Kamis (18/06/2020).

Lebih lanjut Atherton menerangkan, pada saat seperti ini investor tidak benar-benar mengharapkan imbal hasil atau Return of Investment (ROI) dalam waktu dekat.

Baca Juga: Usaha Parkir Butuh Relaksasi Pajak Demi Bertahan di Tengah Covid 19

"Jika tidak ada tanda-tanda positif pemulihan pasar, ini bisa menjadi saat yang tepat bagi mereka untuk melakukan perbaikan dan menyiapkan propertinya untuk menyesuaikan dengan standar baru,” kata dia.

Aset Properti Paling Sehat di Tengah Covid-19
Colliers juga mencatat selama pandemi virus Corona melanda dunia, terdapat dua aset properti yang tak terlalu terpengaruh dan dianggap paling sehat saat ini.

"Kami melihat bahwa properti industri, seperti logistik atau pergudangan modern dan pusat data adalah dua kelas aset yang paling sehat," tutur Atherton.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Properti di Tengah Pandemi Virus Corona

Dia mengatakan, hal itu tak terlepas dari bisnis e-commerce serta barang konsumen yang bergerak cepat, dan layanan makanan yang semakin berkembang saat ini.

Di sisi lain, sektor perkantoran dan hotel masih perlu waktu untuk pulih. Konsultan real estat global tersebut berpendapat bahwa bisnis ruang perkantoran mungkin berada di bawah tekanan dalam jangka pendek hingga menengah.

"Kami melihat industri properti di Indonesia dapat memiliki perputaran yang lebih sehat untuk ritel dan hotel. Hal itu dikarenakan, konsumsi dalam negeri akan kembali begitu orang diizinkan untuk kembali ke bisnis," tandas Steve Atherton.

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)