Metland: Kawasan Timur Jakarta Masih Prospektif Dikembangkan

Metropolitan Land berorientasi untuk mengembangkan proyek-proyek properti di kawasan Timur Jakarta, melalui konsep transit oriented development (TOD).

Hotel Horison Ultima Kertajati (Foto: Dok. Metland)
Hotel Horison Ultima Kertajati (Foto: Dok. Metland)

RealEstat.id (Bekasi) - Pengembangan infrastruktur di kawasan Timur Jakarta yang masif, menjadikan area tersebut dilirik dan menjadi primadona bagi sejumlah developer properti.

Tak terkecuali, PT Metropolitan Land, Tbk (Metland) yang telah sejak lama serius menatap Koridor Timur Jakarta sebagai lokasi dari berbagai proyek propertinya.

Perseroan memiliki beberapa portofolio proyek properti residensial dan komersial di wilayah tersebut.

Bahkan, perusahaan properti dengan kode emiten MTLA ini tak ragu untuk mengembangkan kawasan transit oriented development (TOD).

Baca Juga: Metland Membangun Peradaban Kota Melalui Pengembangan Kawasan

Contohnya, seperti proyek perumahan Cibitung yang terkoneksi dengan Stasiun Commuter Line Telaga Murni.

Bahkan nantinya Cibitung juga akan dilintasi proyek MRT jalur Cikarang-Balaraja yang pastinya bakal memudahkan mobilitas penghuni ke pusat kota.

Dilansir dari buku "Bersyukur, Berkarya, Berbagi - 30 Tahun Metland Mewarnai Negeri 1994-2024" karya Robert Adhi KSP, Pendiri dan Komisaris PT Metropolitan Land Tbk, Nanda Widya mengungkapkan pandangannya terhadap Timur Jakarta.

"Orientasi kami adalah mengembangkan wilayah Timur Jakarta. Mulai dari Bekasi, Tambun, Cibitung, Cikarang, dan Kertajati di Majalengka," terang Nanda Widya.

Nanda Widya Metropolitan Land Metland MTLA realestat.id dok
Nanda Widya, Komisaris PT Metropolitan Land, Tbk. (Foto: Dok. Metland)

Baca Juga: Strategi Marketing 'Bestie' ala Metland Rebut Hati Konsumen

Hal senada juga dikatakan oleh Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Anhar Sudradjat dalam sesi wawancara ekslusif dengan tim RealEstat.id.

"Sejak 30 tahun lalu, Koridor Timur Jakarta telah kami anggap menarik, karena pertumbuhan urbanisasi dan penduduknya sangat tinggi sekali," ujar Anhar.

Prinsip Ada Gula Ada Semut

Lebih lanjut Anhar Sudradjat menjelaskan, pengembangan proyek-proyek kawasan Metland di koridor Timur Jakarta didasari oleh kebutuhan hunian yang tinggi di wilayah tersebut.

"Prinsipnya ada gula ada semut. Jadi, kalau kebijakan pemerintah bilang ingin mengembangkan kawasan industri di Timur Jakarta, maka itu berarti para pekerja di daerah itu membutuhkan rumah," kata dia.

Meski demikian, imbuh Anhar, potensi kawasan tak bisa maksimal apabila tidak didukung oleh kebijakan pemerintah daerah.

Baca Juga: Lebarkan Sayap, Metland Lirik Kota-kota Lapis Ketiga di Indonesia

"Satu hal yang bikin kami khawatir adalah kenaikan upah minimum regional (UMR)," tutur Anhar.

Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang berada di urutan tiga besar sebagai daerah dengan UMR tertinggi tahun 2024, masing-masing Rp5.219.263 dan Rp5.257.834.

Menurut dia, bila UMR semakin naik, maka kawasan tersebut menjadi tidak menarik lagi bagi para pelaku usaha.

"Pelaku industri akan mencari daerah dengan UMR yang tidak terlalu tinggi. Tentu, hal ini akan berdampak pada bisnis properti," ujar Anhar Sudradjat.

Oleh sebab itu, Majalengka saat ini mulai dilirik oleh pelaku usaha industri, lantaran UMR-nya belum terlalu tinggi bila dibandingkan dengan Karawang.

Baca Juga: Berkah Tol Cisumdawu, Hotel Horison Ultima Kertajati Siap Layani Pengunjung BIJB

Hotel Horison Ultima Kertajati Majalengka Metland realestat.id dok
Hotel Horison Ultima Kertajati (Foto: Dok. realestat.id)

Merambah Majalengka

Melihat potensi kawasan Timur Jakarta jauh ke depan, Perseroan turut melebarkan sayapnya ke kawasan Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.

Hadirnya Bandara Kertajati dan infrastruktur jalan tol Cisumdawu membuat Metland tertarik mengembangkan proyek properti di wilayah tersebut.

Metropolitan Land meyakini bahwa Bandara Kertajati akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Jawa Barat.

Pasalnya, kawasan tersebut merupakan perpotongan antara Indramayu, Cirebon, Patimban, dan Majalengka.

Baca Juga: Kinerja Sektor Perhotelan di Jakarta, Surabaya, dan Bali Makin Menjanjikan, Ini Indikatornya

Ditambah, Bandara Kertajati diapit oleh dua jalan tol utama yakni Tol Cisumdawu dan Tol Cipali, sehingga dinilai sangat strategis dan prospektif.

MTLA telah membangun hotel bintang empat yakni Horison Ultima Kertajati, yang berjarak sekitar 1 km dan dapat ditempuh hanya 10 menit dari lokasi Bandara Kertajati.

Anhar mengungkapkan, Perseroan juga telah menyiapkan lahan seluas 300 hektare untuk membangun proyek residensial dan komersial di Majalengka.

"Ke depan, kami membuka kemungkinan untuk berpartner, baik berupa joint operational maupun joint venture untuk mengembangkan proyek hunian, logistik, lite industry, hingga komersial," pungkas Anhar Sudradjat.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Perumahan Royal Tajur, Bogor. (Foto: Istimewa)
Perumahan Royal Tajur, Bogor. (Foto: Istimewa)
Indradjati Sidi, Komisaris Thamrin Nine (kiri) dan Iwan Wijaya, Direktur Operasional Thamrin Nine di sela ajang FIABCI Indonesia - REI Excellence Award 2024. (Foto: Istimewa)
Indradjati Sidi, Komisaris Thamrin Nine (kiri) dan Iwan Wijaya, Direktur Operasional Thamrin Nine di sela ajang FIABCI Indonesia - REI Excellence Award 2024. (Foto: Istimewa)
Dari kiri ke kanan: Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land; Muhammad Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land; Santi Meilawati, Direktur Paramount Land; dan Chrissandy Dave Winata, Direktur Sales & Marketing Paramount Land berpose di ajang PropertyGuru Asia Property Awards 2024. (Foto: Istimewa)
Dari kiri ke kanan: Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land; Muhammad Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land; Santi Meilawati, Direktur Paramount Land; dan Chrissandy Dave Winata, Direktur Sales & Marketing Paramount Land berpose di ajang PropertyGuru Asia Property Awards 2024. (Foto: Istimewa)