Lebarkan Sayap, Metland Lirik Kota-kota Lapis Ketiga di Indonesia

Metland lirik kota-kota lapis ketiga di Indonesia melalui pengembangan proyek properti terbaru, sebagai langkah menaikan brand value perseroan.

Anhar Sudradjat, Presiden Direktur PT Metropolitan Land, Tbk (Foto: Dok. Metland)
Anhar Sudradjat, Presiden Direktur PT Metropolitan Land, Tbk (Foto: Dok. Metland)

RealEstat.id (Bekasi) - Tiga dekade berkiprah dalam industri properti tak lantas membuat PT Metropolitan Land Tbk (Metland) merasa terlena.

Kini, Metland mencoba melebarkan sayapnya dengan lirik kota-kota lapis ketiga di Indonesia.

Memasuki usia ke-30 tahun menjadi momentum Metland untuk semakin agresif menunjukkan eksistensinya dengan menghadirkan berbagai proyek properti di berbagai daerah di Tanah Air.

Bila sebelumnya perseroan hanya berkonsentrasi pada wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi) saja.

Baca Juga: Strategi Marketing 'Bestie' ala Metland Rebut Hati Konsumen

Namun, dalam usia tiga dekade tersebut Metland akan melirik kota-kota lapis ketiga di Tanah Air, untuk mengembangkan lahan maupun proyek terbaru.

Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Anhar Sudradjat menjelaskan, sebelumnya Metland hanya dikenal di Greater Jakarta, maka saat ini Perseroan berupaya membuat brand Metland dikenal di seluruh Indonesia.

"Kami berusaha meningkatkan brand awareness terhadap Metland agar brand value-nya naik. Jika nilai brand naik, maka Metland semakin mudah berkembang,” imbuhnya.

Incar Kota dengan Ekonomi Bertumbuh

Menurut pria yang menjabat sebagai Presiden Direktur Metland sejak 2021 ini, banyak sekali daerah-daerah lapis ketiga dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat.

Hal itu tentunya membuat Pendapatan Asli Daerah atau PAD menjadi tinggi pula.

Baca Juga: Metland Membangun Peradaban Kota Melalui Pengembangan Kawasan

"Kalau PAD-nya bagus, tentu banyak orang akan mencari pekerjaan di daerah tersebut dan mereka pastinya memerlukan tempat tinggal," kata Anhar Sudradjat.

Dia mencontohkan kawasan Kendal, Jawa Tengah, yang saat ini telah berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lantaran hadirnya kawasan industri seluas ribuan hektare.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi PAD Kabupaten Kendal tahun 2020 berada pada angka Rp425 miliar dan nilainya bertumbuh pada tahun 2022 menjadi Rp438 miliar.

Di luar Jawa, Anhar menjelaskan bila Metland juga tertarik dengan potensi keindahan Sulawesi dan akan melirik kota lapis ketiga di pulau tersebut.

Baca Juga: Metland: Kawasan Timur Jakarta Masih Prospektif Dikembangkan

Menurut Anhar Sudradjat, Sulawesi punya potensi keindahan alam dan pariwisata yang tinggi, sehingga tentu akan berdampak pada kebutuhan hotel yang tinggi pula.

"Kami juga sedang melihat kemungkinan potensi yang ada di daerah penunjang IKN Nusantara, seperti Balikpapan," ungkap dia.

Buka Peluang Berkolaborasi

Untuk mewujudkan rencana ekspansi ke kota-kota lapis ketiga tersebut, Metland membuka peluang untuk berkolaborasi dan bermitra dengan pihak manapun.

Anhar mengatakan, Perseroan akan tetap menjaga pertumbuhan perusahaan melalui penambahan beberapa proyek baru. Bentuknya, bisa dengan cara pembelian maupun dalam bentuk kerja sama.

Baca Juga: Harga Rp400 Jutaan, Metland Cikarang Usung Konsep 'Eco Living in Harmony'

Hal ini sebagaimana dilansir dari buku "Bersyukur, Berkarya, Berbagai-30 Tahun Metland Mewarnai Negeri 1994-2024", karya Robert Adhi KSP.

"Kami memiliki target untuk membangun 10 residensial, 10 hotel, dan 5 mal di seluruh Indonesia," papar Anhar.

"Oleh sebab itu, kami membuka diri terhadap joint operation (JO) dan joint venture (JV) untuk mengejar target tersebut," tambah dia.

Sejauh ini, Anhar mengaku bila Metland sudah melakukan pendekatan dengan perusahaan Jepang dan Singapura.

Kendati tengah melirik kota-kota lapis ketiga, kata Anhar, Metland tidak ingin bertindak tanpa perhitungan. Sebab, menjaga brand bukan perkara mudah.

Baca Juga: Lengkapi Fasilitas, Metland Cibitung Bangun Wahana Waterland

Proyek-proyek lama harus dijaga agar tetap bersinar dan berkualitas. Apalagi nama Metland selalu disandingkan di setiap proyek residensial yang dikembangkan.

Anhar mengatakan, pihak Metland akan tetap berada di proyek-proyek residensial yang sudah ada, terutama melalui fasilitas di dalam kawasan hunian tersebut.

"Di setiap proyek residensial yang hampir selesai, kami membangun mal, hotel atau sekolah dan fasilitas lainnya, yang tujuan akhirnya adalah agar proyek terjaga dengan baik," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait


Kiri ke kanan: Mart Polman; CEO Lamudi.co.id, Albert Surjaudaja; Co-Founder & CEO IDEAL, Mark Nosworthy; CEO Digital Classifieds Group (DCG), Ian Daniel Santoso; Co-Founder & Board Advisor IDEAL. (Sumber: Lamudi)
Kiri ke kanan: Mart Polman; CEO Lamudi.co.id, Albert Surjaudaja; Co-Founder & CEO IDEAL, Mark Nosworthy; CEO Digital Classifieds Group (DCG), Ian Daniel Santoso; Co-Founder & Board Advisor IDEAL. (Sumber: Lamudi)
Keberhasilan di ajang FIABCI Indonesia-REI Excellence Awards 2024 ini menempatkan CitraLand City CPI sebagai salah satu pengembang properti yang siap bersaing di tingkat global. (Foto: Istimewa)
Keberhasilan di ajang FIABCI Indonesia-REI Excellence Awards 2024 ini menempatkan CitraLand City CPI sebagai salah satu pengembang properti yang siap bersaing di tingkat global. (Foto: Istimewa)
Perwakilan Sharp Indonesia bersama perwakilan Sharp Corporation menunjukan produk vacuum cleaner, Kamis (05/12/2024) di Hotel Mulia, Jakarta. Vacuum cleaner ini merupakan bagian dari small home appliance terbaru yang dirilis di akhir tahun 2024. (Sumber: Sharp Indonesia)
Perwakilan Sharp Indonesia bersama perwakilan Sharp Corporation menunjukan produk vacuum cleaner, Kamis (05/12/2024) di Hotel Mulia, Jakarta. Vacuum cleaner ini merupakan bagian dari small home appliance terbaru yang dirilis di akhir tahun 2024. (Sumber: Sharp Indonesia)
Dari kiri ke kanan: Regina Winanda (Manager Ecosystem Strategy and Collaboration Sinar Mas Land), Puguh Widyoko (Co- Founder Ringkas), Yanto Suryawan (Senior VP Ecosytem Acquisition & Partnership Sinar Mas Land), Yoko Simon (Co-Founder Ringkas), Lee Roy Pinto (Co-Founder Ringkas), Ilya Kravtsov (Co-Founder Ringkas) dalam acara peresmian kantor baru Ringkas di Biomedical Campus, BSD City, pada 28 November 2024. (Foto: Istimewa)
Dari kiri ke kanan: Regina Winanda (Manager Ecosystem Strategy and Collaboration Sinar Mas Land), Puguh Widyoko (Co- Founder Ringkas), Yanto Suryawan (Senior VP Ecosytem Acquisition & Partnership Sinar Mas Land), Yoko Simon (Co-Founder Ringkas), Lee Roy Pinto (Co-Founder Ringkas), Ilya Kravtsov (Co-Founder Ringkas) dalam acara peresmian kantor baru Ringkas di Biomedical Campus, BSD City, pada 28 November 2024. (Foto: Istimewa)