Kuasai 42%, Bekasi Dominasi Serapan Lahan Industri di Jabodetabek

Serapan terbesar masih didominasi Bekasi dengan data center, chemical, automotive-related, electronics, dan logistic sebagai sektor yang paling aktif.

Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi (Foto: realestat.id)
Kawasan Industri Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Di tahun 2023, tren investasi properti di dunia akan diwarnai oleh sektor industri yang kian prospektif. Demikian hasil riset yang dirilis oleh konsultan properti, Knight Frank.

Sementara secara regional, pertumbuhan harga sewa pergudangan (warehouse) diprediksikan akan tetap stabil tahun ini. Knight Frank Asia Pasifik menyebut, rerata pertumbuhan harga sewa logistic warehouse di Asia Pasifik berkisar 2,5% (yoy).

Berdasarkan laporan bertajuk Jakarta Property Highlight terbaru, Knight Frank Indonesia mencatat, posisi pertumbuhan harga pergudangan di Bodetabek setara dengan pertumbuhan rata-rata di Asia Pasifik, yakni sebesar 2,5%.

Baca Juga: 2023, Harga Lahan Kawasan Industri Jabodetabek Naik, Bogor Paling Signifikan

Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia menjelaskan bahwa total serapan lahan industri yang terjual di Jabodetabek pada semester kedua tahun 2022 memang tidak sebaik semester sebelumnya.

Kendati demikian, sektor industri tetap dinilai prospektif mengingat adanya tren positif pada jumlah lahan terjual dan stabilitas harga, bahkan terdapat peningkatan pada beberapa submarket.

“Secara umum, performa total serapan lahan terjual sektor industri di Jabodetabek di semester kedua tahun 2022 memang tidak sebaik semester satu, namun secara keseluruhan performa masih bagus," katanya.

Baca Juga: Kawasan Timur Jakarta Kuasai Serapan Lahan Industri Jabodetabek

Sektor industri adalah best performer di antara sub sektor properti lainnya dalam periode yang penuh tantangan dan ketidakpastian beberapa tahun belakangan ini.

"Penutupan tahun 2022 ditandai dengan total penjualan lahan sejumlah 67,4% yang merefleksikan optimisme,” tutur Syarifah Syaukat menambahkan.

Kawasan Industri Jabodetabek Bekasi Knight Frank realestat.id dok
Kawasan Industri Jabodetabek (sumber: Knight Frank)

Jakarta Property Highlight mengungkapkan, total pasokan lahan kawasan industri di Jabodetabek saat ini mencapai 13.808 hektar. Total stok kawasan industri sepanjang 2022 meningkat tipis yang didominasi ekspansi di koridor timur Jakarta.

Knight Frank Indonesia juga menggarisbawahi bahwa pada semester kedua tahun 2022, sebanyak 75% penjualan lahan kawasan industri berasal dari Koridor Timur Jakarta.

Baca Juga: Mengapa Lahan Kawasan Industri di Bekasi dan Karawang Jadi Incaran?

Sementara sepanjang 2022, total serapan lahan kawasan industri Jabodetabek berkisar di angka 207,5 hektar, di mana 91,2 hektar (42%) di antaranya terserap di Bekasi.

Serapan lahan terbesar masih didominasi oleh kawasan Bekasi dengan data center dan chemical sebagai sektor yang paling aktif menyerap lahan industri di paruh kedua tahun 2022. Disusul sektor automotive-related, electronics, dan logistic.

Tahun 2022 merupakan tahun ke-4 bagi wilayah Bekasi menjadi penyerap lahan tertinggi lahan kawasan industri, dengan angka 44% dari total serapan. 

Baca Juga: Kawasan Industri Makassar (KIMA) Perlu Tambahan Rusun Pekerja

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menyebutkan, performa tahunan sektor industri di tahun 2022 ditutup dengan angka yang relatif baik dan cukup kuat. Harga sewa pun diprediksi masih akan stabil di 2023.

"Hal ini tidak terlepas dari stimulasi yang dikirimkan oleh leading sector, termasuk data center, chemical, electronics, autodrives, dan FMCG yang terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental pasar domestik,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)