Komitmen Schneider Ciptakan Gedung Hemat Energi dan Ramah Lingkungan di Indonesia

Dalam portfolio kerja selama puluhan tahun, Schneider Electric telah membantu ribuan perusahaan termasuk di Indonesia, dalam rangka dekarbonisasi operasional bangunan.

Dari kiri ke kanan: Sanny Tjhin, Digital Energy Solution Sales, Schneider Electric Indonesia; Meity Daniel, Head of Global Marketing, Schneider Electric Indonesia; dan Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste saat kunjungan awak media di kantor Schneider Electric Indonesia.  
(Foto: realestat.id)
Dari kiri ke kanan: Sanny Tjhin, Digital Energy Solution Sales, Schneider Electric Indonesia; Meity Daniel, Head of Global Marketing, Schneider Electric Indonesia; dan Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste saat kunjungan awak media di kantor Schneider Electric Indonesia. (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Gedung-gedung high rise ditengarai mengonsumsi sekitar 30% energi dunia dan menghasilkan sekitar 40% emisi CO2 per tahun. Hal ini disikapi PT Schneider Electric Indonesia dengan menawarkan solusi dan produk yang dapat membuat bangunan menjadi lebih ramah energi dan lingkungan.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan energi dalam gedung bisa lebih efisien dan terjadi pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang signifikan.

Tak hanya itu, PT Schneider Electric Indonesia juga menargetkan pasar bangunan masa depan yang lebih berkelanjutan (sustainable), tahan lama (resilient), efisien (hyper-efficient), dan berpusat pada manusia (people centric).

Baca Juga: Wavin Dukung Pengembangan Lingkungan Sehat dan Berkelanjutan di Indonesia Lewat 4 Pilar Utama

Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste menjelaskan, PT Schneider Electric Indonesia senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan solusi yang ramah lingkungan dan membantu setiap pihak dalam mencapai tujuan berkelanjutan.

"Melalui kerjasama lintas sektor, termasuk mitra kerja, klien, dan pemerintah kami bertujuan untuk mewujudkan bangunan ramah energi (cerdas) dan ramah lingkungan (rendah karbon) dalam konteks revitalisasi fasilitas bangunan eksisting dan pembangunan fasilitas bangunan baru untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, dan sustainability atau keberlanjutan,” ujar Hery Saputra, Senin (29/5/2023).  

Dia menuturkan, Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund/IMF pada 2020 lalu menyatakan bahwa perusahaan yang menyelaraskan model bisnis mereka dengan rendah karbon menuju transisi energi net-zero akan memetik manfaat besar. Sementara itu, perusahaan yang gagal melakukan adaptasi akan tersingkir dari percaturan bisnis.

Hal ini, imbuh Hery, telah disadari dan menjadi salah satu prioritas sebagian besar organisasi bisnis tentang pentingnya upaya penurunan emisi CO2 (dekarbonisasi) pada unit gedung yang selama ini dikelola untuk kepentingan usaha.

Baca Juga: 7 Alasan Perumahan Madani Berkelanjutan (Harus) Berbasis Syariah

"Dalam portfolio kerja selama puluhan tahun, Schneider Electric telah membantu ribuan perusahaan termasuk di Indonesia, dalam rangka dekarbonisasi operasional bangunan, mulai dari hotel, ritel, rumah sakit, hingga perkantoran," terangnya.

Hal tersebut, jelas Hery, dilakukan Schneider Indonesia dengan menerapkan tiga langkah sederhana, yaitu: strategi, digitalisasi, dan dekarbonisasi.

Strategi, mengacu pada nilai portfolio dan bangunan eksisting dengan strategi jangka panjang untuk hasil yang terukur.

Digitalisasi, mengacu pada pemanfaatan saluran digital untuk mendata penggunaan energi dan sumber daya secara akurat dan terukur agar dapat membuat keputusan berbasis data.

Sedangkan, Dekarbonisasi, mengurangi jejak karbon dalam skala besar di seluruh portfolio dan bisnis dengan memanfaatkan beragam masukan dari langkah 1 dan 2.

Baca Juga: Suryacipta Kembangkan Subang Smartpolitan Sebagai Kota Pintar dan Berkelanjutan

Dalam perspektif Schneider Electric, jelas Hery, kalangan bisnis dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai pertumbuhan usahanya dengan mengupayakan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan. 

"Hal ini karena fasilitas gedung tersebut serta sistem manajemen energi yang telah diterapkan dapat memberikan laporan dan data dekarbonisasi yang terukur untuk mencapai net-zero.  Sehingga capaian-capaian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan performa bisnis," katanya.

Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh Carbon Development Project/CDP di tahun 2022, sebanyak 76% organisasi mengatakan bahwa pelaporan hasil upaya keberlanjutan yang dilakukan entitas bisnis dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar.

Di dalamnya termasuk: Menarik investasi; Menumbuhkan pengaruh, reputasi, dan merek industri; serta Menarik dan mempertahankan tenaga kerja terbaik dalam perusahaan dimaksud.

Baca Juga: Pentingnya Pemilihan Cat dalam Penerapan Desain Rumah Berkelanjutan

Saat ini, Schneider Electric Indonesia menawarkan solusi Building Management System (BMS) dengan nama EcoStruxure™ Building Advisor yang memberikan masukan penting dalam pengoperasian gedung dengan memantau sistem dan mengidentifikasi kesalahan untuk secara proaktif mengatasi inefisiensi. 

"Solusi ini terbukti dapat mengurangsi biaya operasional, meningkatkan kenyamanan, dan mempertahankan nilai aset dengan biaya dan sumber perawatan yang terbatas," papar Hery.  

Sementara itu, Schneider juga menawarkan produk pendukung gedung ramah energi dan ramah lingkungan lain, termasuk Building Automation and Control Devices (programmable logic controller (PLC), sensor, actuator, dan controller), Electrical Distribution Solutions (circuit breaker, switch, panel distribusi, dan sistem monitoring listrik), Energy Management and Metering Solutions (mengukur, memonitor, dan menganalisa konsumsi energi dalam gedung).

Ada pula produk Lighting Control Systems (sensor, dimmer, timer, dan perangkat lunak manajemen pencahayaan untuk memungkinkan kontrol otomatis dan optimasi pencahayaan di dalam gedung), Security and Access Control Systems (panel access control, sistem surveillance, intrusion detection systems, dan sistem evakuasi darurat), Data Center Infrastructure Management/DCIM (memungkinkan manajemen data center yang efisien di dalam gedung), dan Renewable Energy Solutions (inverter tenaga matahari, charge controller, dan sistem penyimpanan energi).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)