Ekonomi Global Mengkhawatirkan, Pasar Perumahan Tapak Tetap Stabil di 2023

Meskipun terjadi kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global pada tahun 2023, permintaan perumahan tapak diproyeksikan relatif stabil. Apa sebabnya?

Perumahan di Jakarta Selatan (Foto: Realestat.id)
Perumahan di Jakarta Selatan (Foto: Realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Pasokan kumulatif perumahan tapak di kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) diperkirakan meningkat sebesar 2,9% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada akhir 2022 lalu.

Tangerang akan terus mendominasi suplai perumahan tapak baru di Jabodetabek. Sementara itu, sebuah proyek perumahan baru memasuki pasar perumahan tapak di wilayah Bekasi, menambah sekitar 400 suplai baru untuk pasar tahun 2022.

Demikian penuturan Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia dalam pemaparan "Kilas Balik Pasar Properti 2022 & Proyeksi 2023" beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Semester I 2022, Tangerang dan Bekasi Kuasai Pasar Rumah Tapak di Jabodetabek

Cushman & Wakefield memperkirakan, pada tahun 2023, banyak perumahan tapak diperkirakan akan terus menyediakan produk dengan segmen yang lebih tinggi.

Perumahan tapak baru lainnya diperkirakan akan memasuki pasar Tangerang pada awal tahun 2023, menawarkan produk mulai dari segmen Menengah Bawah.

"Tren semakin banyak proyek yang menawarkan rumah 3 lantai segmen atas pada tahun 2022 diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2023," lanjut Arief Rahardjo.

Baca Juga: Survei: Kondisi Ekonomi Global Tidak Banyak Berpengaruh Pada Sektor Properti Indonesia di 2023

Permintaan kumulatif diproyeksikan meningkat sekitar 3% (YoY) pada akhir tahun 2022, dengan pertumbuhan yang relatif stabil pada tahun 2023 juga. Seiring dengan semakin terkendalinya pandemi dan ekonomi yang mulai membaik di tahun 2022, daya beli secara umum semakin terlihat seperti yang ditunjukkan oleh penerimaan yang baik dari produk segmen menengah atas dan kelas atas oleh pasar.

Tren ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2023. Meskipun kekhawatiran ekonomi global pada tahun 2023, permintaan perumahan tapak diproyeksikan relatif stabil pada tahun 2023, karena sebagian besar permintaan berasal dari end-user dengan kebutuhan untuk membeli rumah pertama mereka.

"Krisis, bagaimanapun, dapat berdampak pada suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah), yang secara bertahap mempengaruhi permintaan terutama dari pembeli yang bermaksud membeli unit menggunakan pinjaman kedua dan seterusnya," kata Arief.

Baca Juga: Pasar KPR Diprediksi Tetap Tumbuh Positif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi di 2023

Dengan dibukanya infrastruktur tol di beberapa wilayah Tangerang dan Bekasi, pertumbuhan harga tanah di tahun 2023 diproyeksikan akan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun- tahun awal pandemi.

Dengan meningkatnya inflasi yang mempengaruhi biaya bahan bangunan, harga jual rata-rata unit total diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023. Untuk menjaga agar harga tetap terjangkau, perumahan diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan harga tanah secara konservatif pada tahun 2023.

"Mengingat pasar perumahan tapak yang relatif stabil selama pandemi pada 2020-2021 dan kondisi pasar yang membaik pada 2022, pasar perumahan tapak pada 2023 akan mempertahankan tren positif baik dari penawaran maupun permintaan," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)