Tren Perkantoran Jakarta Kuartal I-2024 Stabil, Tenant Beralih ke Gedung Baru

Tren tingkat hunian gedung perkantoran Jakarta di kawasan CBD berada pada angka 70%, sedangkan untuk area non CBD di level 71%.

Ilustrasi laporan tren pasar perkantoran di Jakarta yang stabil berdasarkan survei JLL Indonesia pada kuartal I-2024. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi laporan tren pasar perkantoran di Jakarta yang stabil berdasarkan survei JLL Indonesia pada kuartal I-2024. (Sumber: Shutterstock)

RealEstat.id (Jakarta) - Permintaan ruang perkantoran di Jakarta mengalami tren yang cukup stabil selama awal tahun 2024.

Berdasarkan laporan terbaru konsultan properti Jonas Lang LaSalle (JLL) Indonesia, pasar gedung perkantoran Jakarta masih dipengaruhi sejumlah kondisi yang terjadi pada kuartal IV-2023 lalu.

“Situasi dan perkembangan sektor perkantoran pada awal tahun 2024 telah diamati sebagai kelanjutan dari apa yang terjadi pada semester akhir tahun 2023," terang Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim.

Dia menerangkan lebih lanjut, tingkat hunian kawasan perkantoran CBD Jakarta berada pada angka stabil sebesar 70%.

Baca Juga: Strategi Pengelola Gedung Perkantoran Jakarta Mempertahankan Tenant

Sedangkan tingkat hunian gedung perkantoran yang berada di kawasan Non-CBD berada pada angka 71%.

Beralih ke Gedung Perkantoran Baru

JLL Indonesia juga turut menyoroti tren permintaan perkantoran yang dilakukan oleh para tenant di Jakarta selama kuartal I-2024.

Terdapat tren pasar yang berlanjut di mana tenant beralih ke gedung yang lebih baru, disertai dengan peningkatan kualitas.

Hal senada juga diterangkan oleh Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, Angela Wibawa.

Baca Juga: Tiga Sektor Properti Paling Diminati di Kuartal IV 2023: Riset JLL Indonesia

Dia memaparkan aktivitas pencarian ruang perkantoran pada kuartal I-2024 tetap aktif di kawasan CBD untuk gedung-gedung baru dengan kualitas yang lebih baik.

"Beberapa gedung perkantoran telah mencapai tingkat okupansi 90% dan sudah mulai menahan harga sewa mereka pada tingkat tertentu," kata Angela.

Baca Juga: JLL Kenalkan Layanan Chat GPT Pertama untuk Properti Komersial

Meskipun sejumlah ruang perkantoran telah mencapai tingkat huni 90%, tetapi Angela berujar bahwa pemilik gedung masih berupaya mempertahankan posisi kompetitif di pasar dengan strategi penghematan biaya.

"Kami melihat harga sewa masih mengalami tekanan, meskipun memiliki kualitas yang lebih baik, serta telah mendapatkan sertifikasi bangunan hijau.” pungkas Angela Wibawa.

Tren Pusat Perbelanjaan dan Apartemen

Selain pasar perkantoran Jakarta, JLL Indonesia juga melaporkan bahwa tren positif juga terjadi pada pusat perbelanjaan (mall).

Hal ini ditunjukkan melalui harga sewa pusat perbelanjaan yang mengalami pertumbuhan sehat pada kuartal I-2024.

Sektor makanan dan minuman, fast fashion, dan kecantikan tetap aktif dalam melakukan ekspansi di pusat perbelanjaan di Jakarta.

Peritel mancanegara juga terlihat masih aktif membuka gerai di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta.

Baca Juga: Inovasi Pengembangan Jadi Kunci Industri Ritel Bisa Bertahan Hidup

Adanya peningkatan permintaan mengakibatkan tingkat hunian sedikit meningkat menjadi 89%, tanpa adanya pasokan baru di triwulan pertama.

Sedangkan penjualan di apartemen Jakarta relatif stagnan dan masih terbatas, seperti kondisi di tahun sebelumnya.

Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto menerangkan belum terlihat peningkatan aktivitas yang signifikan pada pasar apartemen di Jakarta.

Baca Juga: Apartemen Jabodetabek: Penjualan Melemah, Pasar Sewa Justru Menarik

Menurut dia, ada potensi peningkatan aktivitas pasar di paruh kedua tahun 2024.

"Sektor perumahan baik kondominium maupun rumah tapak, tetap menjadi sektor yang diminati secara konsisten oleh pengembang dan investor," tandas Vivin.

Redaksi@realestat.id

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)