Inovasi Pengembangan Jadi Kunci Industri Ritel Bisa Bertahan Hidup

Sejumlah tenant di industri ritel Tanah Air mengubah konsep yang mereka miliki agar mampu bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan saat ini.

Ilustrasi bisnis pasar properti ritel. (Foto: Arsitag)
Ilustrasi bisnis pasar properti ritel. (Foto: Arsitag)

RealEstat.id (Jakarta) - Pembatasan jam operasional dan jumlah pengunjung, serta protokol kesehatan masih diterapkan di pusat perbelanjaan atau mall, dan restoran.

Adaptasi kenormalan baru di masa pandemi berdampak pada sektor pasar properti ritel yang terus memberikan ruang untuk berinovasi dan berkreasi.

Sander Halsema, Head of Retail Services Colliers Indonesia menyebutkan beberapa perusahaan ritel mengubah konsep jualan yang mereka miliki agar mampu tetap bertahan.

Baca Juga: Teknologi Jadi Kunci Bisnis Properti Sewa Bertahan Hadapi Pandemi

"Pertokoan dan pusat perbelanjaan berinovasi dari berbagai lini, dengan harapan dapat lebih meningkatkan kinerja penjualan mereka," jelas Sander seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (27/05/2021).

Dia memaparkan lebih lanjut, konsep alternatif mulai muncul dan berkembang pada industri ritel Tanah Air.

Alternatif Konsep Ritel
Seperti diketahui bersama, beberapa tahun belakangan bisnis ritel di Tanah Air sedang mengalami pasang-surut. Belum lagi, pagebluk COVID-19 yang belum hilang membuat industri ritel semakin remuk-redam.

Banyak perusahaan ritel Tanah Air terpaksa menutup operasionalnya secara permanen, akibat tak kuat menghadapi kondisi.

Baca Juga: Ruang Ritel Jakarta: Pasokan Baru Nihil, Tingkat Hunian Stabil

Terkini, seluruh gerai Giant dinyatakan akan tutup mulai akhir Juli 2021 mendatang. Pihak manajemen mengumumkan adanya peralihan fokus bisnis yang mereka jalani.

Melihat kenyataan kondisi bisnis properti ritel yang ada saat ini, Colliers berpendapat bahwa inovasi dan alternatif pengembangan konsep ritel dirasa cukup pantas untuk dilakukan.

Diantaranya, membuat konsep desain ruang ritel semi-outdoor; membuka pop-up store; serta penerapan cloud kitchen.

Baca Juga: Sektor Pergudangan dan Logistik Memimpin Pasar Properti 2021

"(Konsep itu) melibatkan lebih sedikit modal, sehingga menawarkan retailer di berbagai segmen sebuah kesempatan untuk mempertahankan keberadaan mereka ataupun memperluas ke area baru dengan biaya yang jauh lebih rendah," kata Sander Halsema.

Sander menambahkan, dengan adanya peraturan pembatasan sosial akibat kondisi saat ini, banyak pengunjung yang akhirnya mulai mencari pusat perbelanjaan, toko atau bahkan restoran yang memiliki ruang terbuka.

"Landlord dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik kepada pengunjungnya, terutama ditambah dengan penggunakan teknologi yang canggih," imbuh dia.

Baca Juga: Saran Konsultan Real Estat Agar Ritel Mampu Bertahan Saat Pandemi

Selain itu, Sander mengatakan konsep cloud kitchen juga bisa menjadi alternatif yang bisa membantu ritel FnB mempertahankan bisnisnya.

Colliers Indonesia memprediksi kalkulasi pasar pesan-antar makanan akan meningkat sekitar 42%, selama periode waktu 2019 hingga 2021.

"Ini menunjukkan bagaimana pasar pengiriman makanan telah tumbuh secara eksponensial dalam dua tahun terakhir. Cloud kitchens menawarkan alternatif yang lebih murah bagi pengecer F&B untuk berkembang lebih cepat," tandas Sander.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)