Tiga Alasan Mengapa Investasi Properti Bisa Bikin Kaya Raya

Investasi properti, bahkan dalam skala kecil, mampu menjadi sarana yang tepat untuk membangun arus kas dan menjadikan Anda tajir melintir.

Foto: diolah dari Pixabay.com
Foto: diolah dari Pixabay.com

RealEstat.id (Jakarta) – Sebagai salah satu instrumen investasi, properti sejak lama dipercaya dapat membuat seseorang kaya raya, tajir melintir, bahkan melipatgandakan kekayaan tersebut.

Robert Kiyosaki, pebisnis, investor dan penulis buku best seller “Rich Dad, Poor Dad” mengatakan “real estate investing, even on a very small scale, remains a tried and true means of building an individual's cash flow and wealth.”

Jika diartikan secara bebas, investasi properti, bahkan dalam skala yang sangat kecil, tetap mampu menjadi sarana yang tepat dan patut dicoba untuk membangun arus kas dan kekayaan seseorang.

Baca Juga: 7 Tips Sukses Investasi Properti Bagi Pemula Dari Nol

Dari beberapa hal yang menyebabkan investasi properti bisa bikin seseorang kaya raya, RealEstat.id merangkum tiga di antaranya.

1. Kelangkaan (Scarcity)

“Tuhan tidak menciptakan Lahan lagi”. Demikian sebagian orang berkata.

Memang, jumlah manusia yang memerlukan lahan hunian kian bertambah, sementara luas tanah relatif tetap. Hal inilah yang membuat properti bersifat langka (scarce).

Karena permintaan terhadap tanah terus meningkat, sementara persediaan kian terbatas, hukum supply-demand pun bermain di sini. Jadi, tidak aneh bila harga sebidang tanah akan terus meningkat tanpa perlu dirawat.

Baca Juga: Investasi Properti di Masa Pensiun Adalah Ide yang Bagus, Ini Alasannya!

Ingat: don’t wait to buy property. Buy property and wait!

Sifat kelangkaan ini akan lebih terasa di lokasi-lokasi yang berkembang atau pusat kota atau keuangan, yang menjadi pusat kegiatan banyak orang dan memiliki infrastruktur baik. Lokasi seperti ini menawarkan kenaikan harga yang lebih tinggi dibanding kawasan lain.

2. Capital Gain dan Rental Yield

Properti merupakan satu-satunya investasi yang menawarkan kenaikan harga jual (capital gain) dan pendapatan dari sewa (yield).

Anda bisa menyewakan mobil milik Anda—yang akan menghasilkan uang—tetapi di sisi lain, harga jual mobil Anda akan semakin menurun.

Baca Juga: 3 Tips Dapat Untung Besar dari Investasi Rumah

Berbeda dengan properti, nilainya akan terus bertambah, tetapi tetap bisa mendatangkan income dari sewa properti tersebut. Oleh sebab itu, properti kerap disebut sebagai investasi yang ideal (ideal investment).

Selain itu, properti (kebutuhan papan) juga satu-satunya kebutuhan primer yang dapat dijadikan investasi. Sementara, kebutuhan primer lain (pangan dan sandang) tidak dapat dijadikan investasi.

Inilah yang membuat bisnis properti akan terus prospektif, karena selalu dibutuhkan manusia.

Baca Juga: 4 Keuntungan Memiliki Rumah Berkonsep Cluster

3. High Leverage Investment

Salah satu keistimewaan investasi properti dibanding investasi lain adalah daya pengungkit yang tinggi  (high leverage investment).

Bayangkan, jika Anda memiliki uang Rp100 juta untuk berinvestasi dalam bentuk saham, emas, dolar, atau investasi finansial lainnya, Anda hanya akan memiliki investasi sebesar nilai yang ditanamkan.

Namun jika Anda berinvestasi di sektor properti, dengan modal Rp150 juta sebagai uang muka, Anda bisa memiliki investasi properti sebesar Rp1 miliar (dengan aturan loan to value (LTV) 85%). Sementara, sisanya sebesar Rp850 juta dibayar menggunakan pembiayaan dari bank (KPR).

Baca Juga: Investasi Properti saat Resesi Ekonomi, Mengapa Tidak?

Coba bandingkan jika Anda berinvestasi dalam bentuk saham atau investasi finasial lainnya. Jika naik 10% per tahun, maka nilai investasi Anda menjadi Rp165 juta. Atau keuntungan yang Anda peroleh hanya Rp15 juta (Rp165 juta – Rp150 juta).

Di sisi lain, jika nilai investasi properti Anda naik 10%, maka nilai investasi tersebut menjadi Rp1,1 miliar. Artinya, keuntungan Anda Rp100 juta (Rp1,1 miliar – Rp1 miliar).

Jadi, keuntungan investasi Anda sesungguhnya bukan 10%, tetapi sekitar 66% dari nilai investasi Anda yang “cuma” Rp150 juta. Inilah yang disebut daya pengungkit investasi yang tinggi.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Foto: Pixabay.com
Foto: Pixabay.com
Foto: Dok. Pixabay.com
Foto: Dok. Pixabay.com