Terapkan Prinsip ESG, Sinar Mas Land Kembangkan Produk Ramah Lingkungan

Sinar Mas Land terus melakukan pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam produk properti dengan target mengurangi emisi karbon hingga 34% dari penggunaan listrik di 2034.

Dari kiri ke kanan: Atikah Sunarya (Vice President of Corporate Communications Sinar Mas Land), Meita Laimanto (Partner – Risk Assurance PwC), Citra Amelya Pane (Senior Vice President, Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri), M. Reza Abdulmajid (Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land), Hermawan Wijaya (Direktur PT BSD Tbk) dan Nina Sukanti Ekawati (Senior Vice President Bank Mandiri, Head of Corporate Banking 1) dalam acara Media Talkshow bertajuk “Penerapan ESG dan Dampaknya Bagi Sektor Properti”.   (Foto: realestat.id)
Dari kiri ke kanan: Atikah Sunarya (Vice President of Corporate Communications Sinar Mas Land), Meita Laimanto (Partner – Risk Assurance PwC), Citra Amelya Pane (Senior Vice President, Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri), M. Reza Abdulmajid (Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land), Hermawan Wijaya (Direktur PT BSD Tbk) dan Nina Sukanti Ekawati (Senior Vice President Bank Mandiri, Head of Corporate Banking 1) dalam acara Media Talkshow bertajuk “Penerapan ESG dan Dampaknya Bagi Sektor Properti”. (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Tangerang) – Emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim juga membuat kenaikan suhu bumi mencapai 1,15 derajat Celsius. Sejumlah upaya telah dilakukan oleh negara-negara di dunia, salah satunya penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).

Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dalam praktik bisnis dan investasinya akan turut mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.

Sinar Mas Land menjadi salah satu pengembang properti di Indonesia yang mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan sebelum proses ESG diterapkan. Sinar Mas Land juga mendukung penuh kebijakan pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Langkah konkret Sinar Mas Land untuk meminimalisir dampak negatif dari perubahan iklim pun menjadi topik pembahasan dalam acara Media Talkshow bertajuk “Penerapan ESG dan Dampaknya Bagi Sektor Properti”.

Baca Juga: Chandra Asri Dukung Sinar Mas Land Gunakan Aspal Campuran Sampah Plastik di BSD City

Media Talkshow diselenggarakan pada Rabu (2/8/2023) bertempat di Marketing Office BSD City, sejumlah pembicara memberikan perspektif yang menarik mengenai bagaimana produk ramah lingkungan memiliki dampak yang besar tak hanya bagi produsen namun juga bagi konsumen.

Para narasumber yanghadir antar alain Meita Laimanto, Partner – Risk Assurance PricewaterhouseCoopers (PwC); Citra Amelya Pane, Senior Vice President Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri; Hermawan Wijaya, Direktur PT BSD Tbk; dan M. Reza Abdulmajid, Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land.

Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land, M. Reza Abdulmajid menjelaskan, dalam mewujudkan visi untuk 'Building a Better Future', Sinar Mas Land secara konkret terus melakukan pembangunan berkelanjutan yang diterapkan dalam produk properti dengan target mengurangi emisi karbon hingga 34% dari penggunaan listrik pada tahun 2034 mendatang. 

"Upaya penerapan konsep sustainable development ini memberikan dampak positif bagi pengembang dan pemilik properti seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni," tuturnya.

Baca Juga: Tangani Sampah Plastik, BSD City Gelar Program 'Plastic to Food'

Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan konsep pembangunan berkelanjutan mendorong konsumen melirik rumah dan gedung yang ramah lingkungan untuk investasi dan kepemilikan mereka.

"Bahkan, untuk bangunan komersial seperti gedung perkantoran BSD Green Office Park pun memiliki occupancy rate di atas 93%. Apalagi saat ini tren green living juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban,” terang Reza.

Inisiatif yang sudah dilakukan Sinar Mas Land di bidang ESG antara lain penerapan material ramah lingkungan, menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui penerapan panel surya di bangunan-bangunan komersial, sarana penerangan jalan hingga pemanfaatan layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).

"Melalui layanan tersebut, Sinar Mas Land turut mendukung inisiasi pemerintah dan mengambil bagian dalam mengurangi emisi CO2," jelasnya.

Baca Juga: Sinar Mas Land Implementasikan Prinsip ESG, Dukung Iklim Industri Berkelanjutan

Selain mengoptimalkan sertifikat EBT, sejumlah gedung perkantoran milik Sinar Mas Land juga telah mendapatkan sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Selanjutnya, untuk kawasan perkantoran BSD Green Office Park sudah tersertifikasi Gold Green District dari Building Construction Authority (BCA) Singapura. Perusahaan terus berkomitmen untuk menerapkan konsep sustainable development dalam setiap produk hunian hingga kegiatan bisnisnya. 

Dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Sinar Mas Land pun bekerja sama dengan Chandra Asri untuk mengaplikasikan aspal dengan campuran sampah plastik sepanjang 3,8 km atau 56.138 mdi kawasan BSD City pada tahun 2022 dan berlanjut hingga tahun 2023.

Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat sekitar daerah pembangunan menuju penerapan model ekonomi sirkular. 

Baca Juga: Didukung Segmen Residensial, BSDE Raih Prapenjualan Rp4,79 Triliun di Semester I 2023

"Perjalanan ESG suatu organisasi adalah suatu perjalanan yang berdampak tidak hanya pada aspek kehidupan kita sebagai individu, tetapi juga perusahaan atau organisasi. Sebagai individu, kita ingin mencapai keberlanjutan karena kepedulian kita terhadap kesejahteraan sosial dan lingkungan kita," kata Partner – Risk Assurance PwC, Meita Laimanto

Menurutnya, perusahaan atau organisasi perlu memastikan bisnis yang berkelanjutan dalam lanskap risiko yang senantiasa berubah. Penting bagi perusahaan untuk memaparkan perjalanan ESG dan inisiatif mereka secara transparan, akurat, dan tepat.

"Hal ini merupakan kunci untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan serta mencapai kesuksesan dalam perjalanan ESG organisasi,” jelas Meita Laimanto.

Krisis perubahan iklim memiliki dampak sosial-ekonomi yang luas dan signifikan. Untuk mengatasi masalah tersebut pembiayaan berkelanjutan memainkan peran penting guna mendorong transisi menuju pemulihan ekonomi yang hijau, tangguh, dan inklusif. Transisi yang berhasil membutuhkan kerja sama serta kolaborasi antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan KPR Primary dan Perluas Channel Bisnis, Bank Mandiri Gandeng LinkTown

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai salah satu stakeholders terus berupaya meningkatkan porsi pembiayaan terhadap sektor bisnis yang mendukung ekonomi hijau.

Tercatat pada kuartal II 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainable Financing) senilai Rp242 triliun atau 24,6% dari total kredit (bank only) atau meningkat 7,1% secara YoY.

Adapun penyaluran yang termasuk kategori Pembiayaan Hijau (Green Financing) sebesar Rp115 triliun atau sebesar 11,7% dari total kredit (bank only), atau meningkat 10,2% secara YoY.

Beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati Berkelanjutan sebesar Rp95,6 triliun; Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar Rp8,9 triliun; Eco-Efficient Product sebesar Rp4,7 triliun; Transportasi Ramah Lingkungan sebesar Rp3,2 triliun; serta Green Building sebesar Rp1,8 triliun.

Baca Juga: Kembali Digelar, Metland BlanjaProperti Tawarkan Beragam Keuntungan Bagi Konsumen, Enggak Pake Ribet!

Citra Amelya Pane, Senior Vice President Head of Environmental, Social & Governance Group Bank Mandiri menambahkan, selain penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan sesuai kriteria pada POJK 51/2017 (use of proceeds), Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti Sustainability Linked Loan (KPI Based), yang telah disalurkan, antara lain pada debitur yang bergerak di sektor dengan Emisi Karbon tinggi seperti industri semen, perkebunan, dan peternakan.

"Bank Mandiri optimis ke depannya dengan skema pembiayaan tersebut dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan termasuk pada sektor properti,” tuturnya.

Citra mengatakan, ke depannya, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan produk/jasa keuangan berkelanjutan (lending & funding), baik pada segmen wholesale maupun retail sebagai jawaban atas meningkatnya kesadaran nasabah terkait isu keberlanjutan.

Selain itu, dilakukan pula berbagai program dan insentif yang diberikan oleh pemerintah guna mewujudkan target Nasional NZE pada tahun 2060.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Direktur Human Capital, Compliance, and Legal PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Eko Waluyo (kiri) dan Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Kumbul K Sudjadi saat pembukaan acara Bimbingan Teknis Keluarga Berintegritas BTN, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Bank BTN)
Direktur Human Capital, Compliance, and Legal PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Eko Waluyo (kiri) dan Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Kumbul K Sudjadi saat pembukaan acara Bimbingan Teknis Keluarga Berintegritas BTN, Jumat, 26 April 2024. (Foto: Dok. Bank BTN)
Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)