Tahun 2022: Saat yang Tepat Membeli Apartemen di Jakarta, Ini Alasannya!

Knight Frank mencatat ada 18 proyek baru yang menunda penyelesaian pembangunannya sampai minimal dua tahun ke depan.

Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)
Apartemen di Jakarta Barat. (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Pasar apartemen di Jakarta terpantau terus bergerak positif. Hal ini didorong oleh kebutuhan end-user yang juga didukung oleh promo pengembang dan insentif pemerintah yang berlanjut. Meski demikian, pergerakan performa apartemen di tengah pandemi tidak sebaik performa rumah tapak. 

Di kawasan regional sendiri, Jakarta tergolong sebagai kota yang diprediksi mengalami pertumbuhan harga hunian di 2022. Konsultan properti Knight Frank mencatat sepanjang Kuartal IV-2021 lalu, Jakarta telah memperlihatkan pertumbuhan harga hunian premium, meski masih di bawah angka 1%.

Riset Knight Frank Indonesia menunjukkan, pasokan apartemen di Jakarta pada semester II 2021 bertambah menjadi 225.563 unit, dengan masuknya enam proyek baru. Stok baru yang masuk di Semester II sebanyak 1980 unit, sedangkan pasokan baru sepanjang tahun 2021 mencapai 3.852 unit.

Baca Juga: Nishitetsu dan Pulauintan Helat Groundbreaking Apartemen The Veranda

"Tingkat penjualan apartemen di Jakarta berada di angka 95,6%, dengan kumulasi penjualan 0,2% dari tahun sebelumnya. Rerata penjualan stok baru mencapai 65,4% atau naik 3% dari semester sebelumnya," jelas Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.

Secara umum, imbuhnya, rerata harga jual melemah -5,1% dari tahun sebelumnya. Penjualan apartemen di proyek yang sudah jadi ataupun baru banyak terjadi di segmen middle.

Bahkan, Knight Frank mencatat ada 18 proyek baru (20% dari total proyek baru) yang menunda penyelesaian pembangunannya sampai minimal dua tahun ke depan.

"Dengan perpanjangan promosi dari pengembang dan perpanjangan insentif dari pemerintah, serta indikasi membaiknya perekonomian, tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli apartemen," jelas Syarifah Syaukat dalam pemaparan 'Jakarta Property Highlight Semester II 2021', Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Setinggi 87 Lantai, Putragaya Wahaya Gelar Topping Off Luminary Tower, Thamrin Nine

Kendati 2022 merupakan waktu yang tepat untuk membeli apartemen, bukan berarti konsumen abai. Pasalnya, tak sedikit pembangunan proyek apartemen terhambat, bahkan beberapa di antaranya mangkrak.

Syarifah Syaukat mengatakan, konsumen apartemen juga harus memiliki strategi, di antaranya memastikan pembangunan apartemen (untuk unit baru) terus berjalan progresif. Kemudian, lihat juga profil pengembang sehingga tergambar track record performanya selama ini. Selain itu, pastikan perizinan dan legalitas bangunan apartemen telah aman.

"Setelah screening di atas, maka Anda dapat melihat program promosi yang ditawarkan pengembang, kemudahan pembayaran, dan jangan lupa untuk melakukan site check untuk memastikan bahwa unit apartemen sesuai dengan yang diharapkan," tuturnya.

Baca Juga: Beroperasi di 2025, The Okura Residences & Hotel Okura Jakarta Mulai Dibangun

Sementara itu, Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, menyebutkan bahwa pergerakan pasar primer apartemen di 2021 cukup baik terutama pada segmen middle & upper middle.

"Tahun ini menjadi saat yang tepat untuk pemulihan performa sektor apartemen dengan adanya berbagai insentif dari pengembang dan pemerintah,” katanya.

Secara historis, akumulasi permintaan kondominium tahunan memang masih melemah di 2021. Akan tetapi, dalam empat tahun ke depan, riset Knight Frank memperlihatkan, bakal ada 36.271 unit apartemen baru yang rampung dibangun di Jakarta. Sebanyak 12.311 unit rampung di 2022, sementara di 2023 sebanyak 12.620 unit, di 2024 sebanyak 8.578 unit, dan di 2025 sebanyak 2.762 unit.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)