RealEstat.id (Jakarta) – Juni lalu, OXO Group Indonesia, pengembang properti yang bermarkas di Bali, sukses memasarkan proyek OXO The Residences.
Hanya dalam waktu kurang dari satu hari, tercatat sebanyak 40 unit vila dengan total nilai Rp500 miliar, berhasil terjual habis.
Pencapaian spektakuler ini tidak hanya mengejutkan OXO Group Indonesia, tetapi juga mencatatkan rekor penjualan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Pulau Dewata.
Kesuksesan penjualan OXO The Residences ternyata tak lepas dari campur tangan Investera, Pty Ltd, master agent yang menangani proyek tersebut.
Baca Juga: Sold Out dalam Sehari! OXO The Residences Cetak Sejarah Properti di Bali
Prisca Edwards, Founder dan CEO Investera Pty Ltd menjelaskan, konsep master agency dalam memasarkan properti telah banyak digunakan di berbagai negara.
Menurutnya, para master agent hanya menangani project marketing. Mereka tidak melakukan penjualan unit per unit properti, tapi seluruh unit di proyek yang diluncurkan pengembang.
Dalam perjalanannya, master agent bisa saja bekerja sama dengan agen properti lain untuk membantu penjualan proyek.
"Jadi di satu sisi, master agent mengatur administrasi, di sisi lain juga ikut berjualan," terangnya.
Prisca menjelaskan, di Sydney, Australia, master agent sudah umum dipakai developer mengurus penjualan proyek baru mereka.
"Meski demikian, hanya kurang dari lima brand master agent besar yang beroperasi di sana," ungkapnya.
Baca Juga: Apa Itu Agen Independen? Ini Penjelasannya serta Tips Agar Sukses Dapatkan Cuan
Master agent bekerja secara eksklusif, seperti sedang memasarkan proyek mereka sendiri.
Mereka bergerak dengan brand sendiri, tanpa tergantung pada brand developer.
"Bahkan di China, master agent bahkan dianggap sebagai developer, lantaran kuatnya brand mereka," kata Prisca.
Hal ini membuat beberapa developer—terutama developer besar—enggan memakai jasa master agent, karena khawatir brand mereka kalah bersaing.
Dengan demikian, master agent banyak mencari klien dari developer kecil dan menengah, karena mereka umumnya tidak punya bujet untuk membuat tim sales sendiri.
"Harapannya, dengan menggunakan jasa master agent—yang dibayar berdasarkan performance—para pengembang ini bisa menjual produk properti tanpa risiko yang berarti," tuturnya.
Baca Juga: Tips Lengkap Memilih Broker/Agen Properti Sesuai Kebutuhan
Prisca melihat, saat ini konsep master agency masih belum banyak digunakan di Indonesia, kemungkinan karena cost untuk gaji karyawan masih tergolong rendah.
"Namun, untuk membuat tim sales in-house tidaklah mudah bagi pengembang properti," katanya.
Pasalnya, developer harus melakukan pelatihan (training) bagi tenaga sales, karena training adalah komponen paling penting bagi seorang sales.
Hal ini memakan waktu yang tidak singkat dan biaya yang tidak sedikit. Dan tidak semua developer punya kapasitas seperti itu.
"Belum lagi masalah loyalitas, di mana banyak sales yang pindah kerja setelah di-training dan jago jualan," ujar Prisca.
Menggunakan jasa master agent bisa lebih menguntungkan bagi pihak developer, karena penjualan bisa langsung jalan, karena semua SDM mereka sudah terlatih.
Baca Juga: AREBI Jalin Kolaborasi Pemasaran Properti dengan IEA Singapura
Tawarkan End-to-end Service
Lebih lanjut, Prisca Edwards menjelaskan, sebagai perusahaan yang fokus pada project marketing dan investasi, Investera menawarkan layanan master agency yang end-to-end kepada klien mereka.
Kendati demikian, tutur Prisca, developer bisa juga menggunakan jasa master agent sesuai kebutuhan mereka (customised).
"Misalnya, developer ingin menjual sendiri sebagian unit properti yang mereka rilis. Tetapi biasanya di lapangan akan mengalami kendala, karena para sales bisa rebutan klien," katanya.
Saat menangani OXO The Residences, terangnya, Investera memegang seluruh kegiatan sales dan marketing.
"Dengan demikian, semua hal yang terkait sales dan marketing diputuskan oleh kami sebagai master agent," jelas Prisca, menambahkan.
Baca Juga: Resmi Diperkenalkan, OXO The Residences Digadang Jadi Standar Baru Properti Bali
Investera meng-handle konten dan desain materi iklan, memonitor kualitas leads yang masuk, men-training tim sales, membuat strategi penjualan, mengatur acara unveiling dan launching, sponsorship, hingga speech saat event.
"Selain itu, kami juga mengurus kehumasan (public relation), menjalin kerja sama dengan agen properti, melakukan strategi pricing, dan tentu saja melakukan penjualan," ungkapnya.
Untuk komisi agen properti, biasanya lebih rendah dari market rate. Namun, untuk kasus OXO The Residences—di mana brand OXO Group Indonesia belum terlalu dikenal—pihaknya menggunakan market rate, yakni 5%.
"Setelah kesuksesan penjualan OXO The Residences, kami mendapat tawaran dari beberapa pengembang di Bali. Setidaknya, ada lima pengembang yang tertarik menggunakan jasa kami, namun kami harus melakukan seleksi," pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News