RealEstat.id (Jakarta) – Bank Indonesia mencatat, properti residensial mengalami peningkatan penjualan di 2021. Pada kuartal II 2021, peningkatan penjualan terjadi khususnya untuk rumah tipe menengah (21 m2 - 70 m2) dan besar (di atas 70 m2). Demikian penuturan Ndari Surjaningsih, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia.
“Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV dan perpanjangan insentif PPN DTP tahun ini, sektor properti dapat bangkit dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Ndari Surjaningsih, dalam acara Property Outlook 2022 bertema "Era Kebangkitan Sektor Properti Tanah Air" yang dihelat Rumah123.com, Selasa (18/1/2022).
Baca Juga: Konsumen Rumah Jabodebek-Banten Incar Segmen yang Lebih Rendah
Penerapan kebijakan dari pemerintah tentunya memerlukan kolaborasi dan dukungan dari para pelaku industri properti, salah satunya datang dari asosiasi pengembang Real Estat Indonesia (REI).
Paulus Totok Lusida, Ketua Umum DPP REI mengatakan, pada 2021, REI berhasil mencatat realisasi penjualan rumah komersial sebanyak 73.518 unit di seluruh di Indonesia. Angka tersebut meroket 223% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY) yang hanya mencapai 22.721 unit.
“Sentimen positif pasar properti sudah jelas terlihat dengan peningkatan penjualan rumah komersial yang naik hingga 223% pada 2021 dibanding 2020. Tren ini tentu jadi bukti pemulihan industri properti yang didukung oleh kerja sama berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintah,” tutur Paulus Totok Lusida.
Baca Juga: Asosiasi Pengembang Ungkap Sejumlah Kendala Sektor Perumahan yang Harus Diatasi Pemerintah
Sementara itu, Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch (IPW), menyinggung pemulihan di sektor properti. Menurutnya, indikator perekonomian nasional telah menunjukkan kondisi yang membaik sejak masa pandemi di awal 2020.
Ali Mengatakan, laju perekonomian nasional telah mengalami pertumbuhan positif pada kuartal III 2021 sebesar 3,51% secara kuartalan (qtq), meskipun sebagian masih ditopang oleh tingkat pembelanjaan negara. Kendati demikian, hampir semua sektor industri terlihat mengalami pertumbuhan.
“Secara nasional kita telah melihat tanda-tanda rebound dengan pasar properti yang mulai bergeliat kembali. Akselerasi pemulihan diharapkan terjadi dengan dukungan kebijakan pemerintah dan minat beli masyarakat yang terus naik. Jadi kita bawa semangat ini untuk industri properti bisa bangkit tahun ini,” jelas Ali Tranghanda.
Baca Juga: Ini Dia, Faktor-faktor Pendukung Sektor Properti Indonesia di 2022
Pada kesempatan yang sama, Deputy CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan menjelaskan, tren pasar properti Tanah Air berhasil menunjukkan perubahan ke arah positif. Data internal 99 Group mencatat, sepanjang 2021 pencarian properti di portal Rumah123.com dan 99.co mencapai 270 juta, di mana sebanyak 46% di antaranya merupakan pengunjung baru.
"Porsi penambahan pencari properti baru ini merupakan sinyal positif akan pemulihan pasar dengan meningkatnya permintaan dari konsumen," jelas Wasudewan.
Dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 59,5% adalah perempuan dan 40,5% laki-laki. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti yang berasal dari generasi Z sebanyak 19,4% dan milenial dengan persentase 48,7%. Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.
Baca Juga: Tiga Kawasan Prospektif untuk Investasi Sektor Properti di 2022
“Dengan adanya tren generasi muda yang semakin aktif mencari properti, 99 Group menyesuaikan strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk kelompok usia ini. Harapannya tentu, para pencari properti ini dapat menemukan hunian idamannya dengan mudah dan nyaman,” imbuh Wasudewan.
Rumah tapak masih menjadi properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 84,1%. Berdasarkan statistik internal portal Rumah123.com dan 99.co, properti dengan harga di bawah 400 juta diminati oleh 39,1% konsumen per semester kedua 2021.
"Fenomena baru juga tercatat dengan naiknya minat terhadap properti premium di kisaran harga Rp2 miliar hingga Rp10 miliar ke atas," pungkasnya.