Konsumen Rumah Jabodebek-Banten Incar Segmen yang Lebih Rendah

Pertumbuhan unit rumah terjual di Jabodebek Banten bertolak belakang dengan penurunan nilai penjualan yang mengindikasikan pasar bergeser ke segmen yang lebih rendah.

Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR

RealEstat.id (Jakarta) - Nilai penjualan rumah di Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) dan Banten pada Kuartal IV 2021 lalu tercatat sebesar Rp2,01 triliun, atau mengalami penurunan -15,7% secara kuartalan (QtQ) setelah kenaikan cukup tinggi pada kuartal sebelumnya, yakni 53,5%. Demikian laporan "Tren Perumahan Kuartal IV 2021" yang dirilis Indonesia Property Watch (IPW).

Di sisi lain, pertumbuhan unit rumah terjual pada Kuartal IV 2021 di Jabodebek Banten sebesar 2.502 unit, atau tumbuh 9,3% secara kuartalan (QtQ). Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan penurunan yang terjadi pada nilai penjualan yang mengindikasi bahwa pasar bergeser ke segmen yang lebih rendah. 

Baca Juga: Dinilai 'Nanggung', Perpanjangan Insentif PPN Cuma Dinikmati Pengembang Besar

IPW mencatat, harga rata-rata unit rumah terjual di Jabodebek Banten turun 22,9% (QtQ) menjadi Rp805.380.562. Kenaikan tertinggi harga rumah terjual rata-rata terjadi di Bogor (sebesar 31,9%) sebagai indikasi lebih banyak rumah terjual di segmen menengah-atas. Sedangkan penurunan tertinggi (-38,7%) terjadi di Tangerang dan sekitarnya sebagai indikasi minat pasar bergeser ke segmen lebih rendah. 

Pertumbuhan penjualan rumah ready stock pada Kuartal IV 2021 mengalami pertumbuhan tinggi 76,8% (QtQ). Hal ini melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN diberlakukan pada 1 Maret 2020. Tren ini juga berdampak pada komposisi penjualan rumah ready stock yang naik menjadi 39,87% dibandingkan inden 60,13%. 

Dilihat dari wilayah, pertumbuhan unit terjual di Tangerang Raya, Bekasi, dan Jakarta mengalami penurunan tipis dengan angka masing-masing -0,1%, -0,9%, dan -0,6%. Sementara, kenaikan tertinggi terjadi di Depok sebesar 41,7%, diikuti Bogor (37,3%), Serang (30,5%), dan Cilegon (21%). 

Baca Juga: Insentif PPN Dongkrak Penjualan Perumahan Siap Huni di Jabodebek-Banten

Sedangkan berdasarkan pertumbuhan nilai penjualan, Tangerang Raya mengalami penurunan tertinggi nilai penjualan -38,7%, sedangkan kenaikan tertinggi terjadi di Bogor sebesar 81,0%. 

IPW memperkirakan pasar perumahan di Jabodebek Banten mulai bergeser ke segmen menengah, setelah dalam tiga kuartal berturut-turut didominasi oleh segmen menengah hingga atas. Komposisi penjualan di segmen menengah Rp300 jutaan - Rp1 miliaran mendominasi penjualan rumah pada Kuartal IV 2021. 

Rumah terjual di segmen Rp500 juta - Rp1 miliar mencapai persentase tertinggi, yakni 25,46%, diikuti segmen Rp300 juta - Rp500 juta (25,02%), segmen di bawah Rp300 juta (24,78%), segmen Rp1 miliar - Rp2 miliar (14,47%), dan segmen di atas Rp2 miliar (10,27%).

Baca Juga: Rumah Segmen Rp500 Juta - Rp1 Miliar Masih Dominasi Pasar Jabodebek - Banten

IPW menggarisbawahi, bahwa kinerja pasar perumahan tahun 2021 relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020 dengan kenaikan unit terjual 27,3% dan kenaikan nilai penjualan 69,0%. 

Sampai Kuartal III 2021, pasar perumahan terus terkonsentrasi di segmen menengah-atas. Namun pada Kuartal IV 2021 pasar mulai bergeser ke segmen yang lebih rendah meskipun belum membentuk tren yang stabil. 

Seperti yang diprediksi sebelumnya, bahwa kemungkinan pasar akan kembali ke segmen yang lebih ‘membumi’ dengan target end-user pada pergerakan pasar ke depan. 

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)