Insentif PPN Dongkrak Penjualan Perumahan Siap Huni di Jabodebek-Banten

Pasar perumahan di Jabodebek Banten memperlihatkan peningkatan cukup tinggi di segmen harga rumah hingga Rp1 miliar dengan porsi mencapai 69,4%.

Cluster New Shinano Precast Jakarta Garden City (Foto: Modernland)
Cluster New Shinano Precast Jakarta Garden City (Foto: Modernland)

RealEstat.id (Jakarta) - Melanjutkan tren kenaikan sejak akhir 2020, pasar perumahan Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) - Banten pada Kuartal III 2021 mengalami pertumbuhan nilai penjualan cukup tinggi, yakni 53,5% (qtq) dengan nilai Rp2.391.547.480 dari Rp1.557.843.085 di Kuartal II 2021. Demikian hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) yang diterima RealEstat.id.

Indonesia Property Watch mencatat, pertumbuhan unit terjual pada Kuartal III 2021 mencapai 2.290 unit atau tumbuh 12,4% (qtq). Pertumbuhan ini lebih rendah dari peningkatan nilai penjualan yang mengindikasi bahwa harga rata-rata unit terjual lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, harga rata-rata unit rumah terjual mengalami pertumbuhan 36,6% (qtq) menjadi Rp1.044.343.878. Kenaikan tertinggi harga rumah terjual rata-rata terjadi di Tangerang dan sekitarnya sebesar 66,9% sebagai indikasi lebih banyak rumah terjual di segmen menengah - atas.

Baca Juga: Harga Rumah Bekas di Makassar Naik Paling Tinggi

"Sementara itu, penurunan tertinggi harga rumah terjual rata-rata sebesar 19,8% terjadi di Cilegon sebagai indikasi minat pasar bergeser ke segmen menengah," tutur Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch dalam laporan tersebut.

Pertumbuhan penjualan rumah siap huni (ready stock) pada Kuartal III 2021 terpantau mengalami pertumbuhan 14,0% (qtq). Hal ini melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi sejak program insentif PPN diberlakukan pada 1 Maret 2020.

Akan tetapi insentif PPN belum mampu mengubah komposisi penjualan inden yang masih dominan, yakni sebesar 75,78% di Kuartal III 2021, sementara ready stock "hanya" mencapai 24,22%.

Baca Juga: Relaksasi PPN Berpotensi Hambat Penjualan Rumah Inden, Kok Bisa?

Berdasarkan wilayah, Cilegon mengalami pertumbuhan unit rumah terjual paling tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya (175%). Kenaikan unit rumah di Cilegon ini lebih didominasi oleh segmen menengah-bawah. Di lain pihak, wilayah Serang mengalami penurunan unit rumah terjual paling dalam, yakni -3,6%.

Sedangkan, berdasarkan nilai penjualan, wilayah Cilegon membukukan pertumbuhan nilai penjualan tertinggi dibandingkan kuartal sebelumnya (120,6%), diikuti Tangerang dan sekitarnya (75,8%) dan terendah di wilayah Bekasi (10%).

Pergerakan pasar terus memerlihatkan pergeseran ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan cukup tinggi terjadi di segmen harga rumah hingga Rp1 miliar. Posri segmen perumahan di bawah Rp300 juta tercatat sebesar 22,4%, segmen Rp300 juta - Rp500 juta sebesar 17,9%, sedangkan segmen Rp500 juta - Rp1 miliar sebesar 29,1%.

Baca Juga: Pencarian Online Jadi Pilihan, Inilah Properti yang Paling Dicari Konsumen

"Peningkatan juga terjadi di segmen Rp300 juta hingga 500 juta. Namun tren penurunan di segmen harga di bawah Rp 300 juta secara umum terus berlanjut," terang Ali Tranghanda.

Tingkat penjualan 2020 lebih rendah dibandingkan 2017 saat pasar properti sedang di bawah. Sebaliknya nilai penjualan tercatat lebih tinggi dibandingkan 2017. Bahkan nilai penjualan terus mengalami kenaikan lebih tinggi lagi pada tahun 2021.

"Sampai Kuartal III 2021, pasar perumahan Jabodebek - Banten terus terkonsentrasi di segmen menengah - atas. Meskipun belum memperlihatkan kejenuhan, namun para pelaku pasar jangan lengah. Semakin cepat peningkatan yang terjadi, puncak siklus akan semakin cepat terjadi dan kemungkinan pasar akan kembali ke segmen yang lebih membumi," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)