Renovasi Selesai, Masjid Istiqlal Diresmikan Kembali Sebelum Idul Adha

Renovasi Masjid Istiqlal meliputi penataan kawasan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mechanical electrical plumbing (MEP), pekerjaan interior, dan signage, dengan anggaran Rp475 miliar.

Interior Masjid Istiqlal pasca-renovasi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Interior Masjid Istiqlal pasca-renovasi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyatakan, renovasi Masjid Istiqlal yang dimulai pada Mei 2019 dinyatakan telah selesai dan siap diresmikan kembali.

“Renovasi Masjid Istiqlal sudah 100% dan sudah dilakukan provisional handover (PHO). Saya dan Imam Besar Masjid Istiqlal bersepakat dan berjanji kepada Bapak Presiden supaya Masjid Istiqlal bisa digunakan saat Idul Adha. Alhamdulillah ternyata bisa. Akan saya laporkan ke Presiden untuk menunggu waktu beliau meresmikan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat melakukan peninjauan renovasi Masjid Istiqlal pekan ini.

Baca Juga: 75,51% Dana FLPP Terserap, 14 Bank Pelaksana Tak Capai Target

Basuki mengatakan, renovasi Masjid Istiqlal ini berjalan baik, utamanya pada pekerjaan lanskap dan pencahayaan.

“Di dalam masjid ada tanaman lee kuan yew yang sudah menjuntai panjang, beberapa waktu lalu juga sudah dicek Bapak Presiden. Lighting juga sudah kita coba tadi. Renovasi besar-besaran untuk pertama kali sejak dibangun 42 tahun lalu, Insya Allah sudah sesuai dengan harapan masyarakat,” tambah Basuki dalam siaran pers yang dirilis Kementerian PUPR.

Lingkup pekerjaan renovasi Masjid Istiqlal meliputi penataan kawasan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mechanical electrical plumbing (MEP), pekerjaan interior dan signage dengan anggaran sebesar Rp475 miliar.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tanggapi Pro-Kontra Terkait Tapera

Pekerjaan penataan kawasan meliputi pengembalian aksis Monas dan perapihan zonasi kawasan, perbaikan gerbang, penambahan plaza-plaza sebagai ruang publik, perbaikan tepi/tanggul sungai, penambahan gedung parkir lapis 2 (basement), perbaikan kantin dan penambahan area PKL.

Pekerjaan arsitektur mencakup pekerjaan fasad, lantai, dinding, kusen, jendela, pintu, ruang wudhu, toilet dan kamar mandi. Pekerjaan interior di antaranya adalah interior ruang salat utama, area VIP dan perkantoran pengurus masjid.

Pekerjaan MEP di antaranya adalah perbaikan sistem MEP keseluruhan bangunan, instalasi solar panel pada atap selasar, dan perbaikan tata pencahayaan interior dan eksterior. Pekerjaan signage meliputi pergantian signage gerbang, ruang luar dan interior.

Di samping pekerjaan di atas, untuk mendukung protokol kesehatan pencegahan COVID-19 akan dibangun tempat cuci tangan tambahan di beberapa tempat seperti di dekat pintu masuk dan area food stall (PKL).

Sementara untuk Terowongan Silaturahmi bawah tanah yang akan menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, direncanakan mulai dibangun pada akhir 2020 ini. Kebutuhan anggaran diperkirakan mencapai Rp40 miliar.

Masjid Istiqlal memiliki luas area kawasan 91.629 meter persegi (tidak termasuk area sungai) dan luas bangunan masjid 80.948 meter persegi yang dapat menampung 200.000 orang. Masjid Istiqlal bukan hanya masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, melainkan juga masjid negara.

Baca Juga: Dapat Anggaran Rp7,48 Triliun, Ini Target Prioritas Program Perumahan di 2021

Renovasi Masjid Istiqlal merupakan tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo usai menerima kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Masjid Istiqlal pada tanggal 30 Mei 2018 lalu. Renovasi ini dikerjakan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui BPPW Provinsi DKI Jakarta. Renovasi ini dilaksanakan oleh PT Waskita Karya selaku kontraktor pelaksana dan PT Virama Karya selaku konsultan manajemen konstruksi.

Turut mendampingi Menteri Basuki dalam kunjungan ini Direktur Jenderal Cipta Karya Danis Sumadilaga, Direktur Operasi I PT Waskita Karya Didit Oemar Prihadi, Direktur Bina Penataan Bangunan Diana Kusumastuti, Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Bambang Hery Mulyono, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.