Perkantoran CBD Jakarta: Aktivitas Sewa Lemah, Harga Tertekan

Perampingan dan penutupan ruang perkantoran berlanjut di CBD Jakarta pada kuartal II 2021, sehingga jumlah serapan bersih menjadi -24.000 m2.

Perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id)
Perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Tertundanya penyelesaian konstruksi menyebabkan tidak ada tambahan ruang perkantoran baru di CBD Jakarta selama kuartal II 2021. Progres konstruksi dari beberapa proyek perkantoran mengalami perlambatan lantaran pandemi serta Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri pada kuartal ini.

Demikian informasi yang dirilis Cushman & Wakefield dalam Laporan MarketBeat yang menyajikan analisa aktivitas ekonomi dan real estat komersial setiap kuartal yang mencakup tren pasokan, permintaan, dan harga di tingkat pasar dan sub-pasar.

Laporan tersebut mencatat proyek yang diperkirakan selesai dalam waktu dekat adalah The Autograph Tower dengan 86.000 meter persegi ruang kantor yang akan masuk ke dalam pasar Perkantoran CBD pada kuartal 3 2021.

"Di tahun ini, 206.000 meter persegi pasokan ruang perkantoran baru diperkirakan akan memasuki pasar menambah total inventori ruang Perkantoran CBD Jakarta menjadi sekitar 7,2 juta meter persegi," jelas  Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia dalam laporan tersebut.

Baca Juga: Kinerja Sektor Perkantoran CBD Jakarta di Titik Nadir!

Transaksi sewa ruang masih terpantau lemah di bulan April dan Mei, disebabkan Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Sejumlah aktivitas inspeksi, fit-out, dan kesepakatan transaksi mengalami penundaan dan bergerak lambat selama bulan-bulan tersebut.

Beberapa tanda positif dari aktivitas sewa-menyewa terlihat pada awal Juni dengan adanya beberapa transaksi sewa menyewa besar. Namun, meningkatnya kasus Covid-19 sejak akhir Juni menghambat tren positif pasar, dengan tertundanya pembicaraan sewa-menyewa yang sedang berlangsung.

Beberapa perampingan ruang kantor (downsizing), bahkan penutupan, berlanjut di kuartal II 2021, sehingga jumlah serapan bersih menjadi -24.000 meter persegi. Rata-rata tingkat hunian pasar Perkantoran CBD Jakarta terus menurun ke 70.6% di akhir Juni 2021.

Baca Juga: Variabilitas Harga Sewa Kantor Jakarta Tertinggi di Asia Pasifik Dalam Satu Dekade

Harga sewa dalam Rupiah terus menurun pada kuartal kedua, sejalan dengan lemahnya permintaan dan menurunnya tingkat hunian di pasar. Hingga akhir Juni 2021, rata-rata harga sewa kotor Perkantoran CBD Jakarta berada pada Rp274.100 per meter persegi per bulan (menurun 4,7% Year on Year). Dalam USD, angka tersebut setara dengan USD18,88 per meter persegi per bulan, menurun 63% secara tahunan (Year on Year/YoY).

"Memburuknya pandemi Covid-19 dan pengetatan pembatasan sosial di Jakarta telah memperlambat aktivitas bisnis dan menurunkan permintaan ruang perkantoran serta aktivitas transaksi ke level terendah," kata Arief.

Dengan proyeksi bisnis yang lemah dan dampak negatif pandemi terhadap ekonomi yang diprediksi masih akan berlanjut, tren ke arah biaya akomodasi perkantoran yang rendah dan perampingan ruang perkantoran CBD diprediksi terus berlanjut di kuartal III 2021. Selain itu, harga sewa kotor juga diperkirakan terus menurun dengan lemahnya permintaan.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)