Panduan Membuka Kembali Kantor Pasca-PSBB dan Wabah COVID-19

Panduan yang dirilis Cushman & Wakefield ini ditujukan untuk para pemilik dan penyewa properti yang akan membuka kembali lingkungan kerja dan perkantoran.

Suasana kerja di perkantoran. (foto: netclipart)
Suasana kerja di perkantoran. (foto: netclipart)

RealEstat.id (Jakarta) – Menyusul berlakunya keringanan aturan pembatasan aktivitas di luar rumah di berbagai negara—termasuk Indonesia, yang memperbolehkan pekerja usia 45 tahun ke bawah untuk beraktivitas—konsultan properti Cushman & Wakefield merilis panduan komprehensif yang bertemakan “Kesiapan Pemulihan: Panduan Pembukaan Kembali Lingkungan Kerja”. Panduan ini ditujukan untuk para pemilik maupun penyewa properti yang akan membuka kembali lingkungan kerja dan kantor pasca pelonggaran PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan wabah COVID-19.

Dikembangkan oleh para ahli dan peneliti lingkungan kerja di Cushman & Wakefield, panduan ini digadang menjadi solusi yang tanggap dan mudah disesuaikan dengan implementasi yang hemat biaya. Dalam menciptakan panduan ini, Cushman & Wakefield menyaring pemahaman dan praktik terbaik dari proses pembukaan kembali 10.000 perusahaan dan pengembalian hampir satu juta pekerja ke dalam 74 juta meter persegi dari luas bangunan yang dikelola di China melalui joint venture dengan Vanke Service. 

Baca Juga: Strategi Pengembang, Investor, dan Penyewa Ruang Perkantoran saat Wabah COVID-19

Panduan ini menggarisbawahi “The Safe Six” atau enam langkah keamanan esensial kesiapan lingkungan kerja: 

  1. Persiapan pada Bangunan
    Jalankan rencana pembersihan, inspeksi sebelum pembukaan kembali, dan pengecekan jaringan mekanik dan HVAC.
  2. Persiapan pada Tenaga Kerja
    Buat kebijakan yang mengatur pegawai yang kembali bekerja, gilir/jadwalkan komunikasi antar pegawai dan manajemen.
  3. Kendalikan Akses
    Jalankan protokol untuk keamanan dan pengecekan kesehatan, akses masuk bangunan, pengiriman/penerimaan barang, penggunaan elevator dan kebijakan terhadap pengunjung.
  4. Buat Rencana Pembatasan Sosial (Social Distancing) 
    Ikuti petunjuk untuk menurunkan kepadatan dalam ruangan, rencanakan sirkulasi pada area kerja.
  5. Kurangi Area Sentuh dan Tingkatkan Pembersihan 
    Berlakukan kebijakan kebersihan meja, jaga pintu tetap terbuka, pembersihan di area bersama, pengaturan area makan.
  6. Komunikasi untuk Kepercayaan Diri 
    Kenali kecemasan yang mungkin dialami pegawai saat kembali ke lingkungan kerja, komunikasikan dengan transparan dan lakukan survei secara reguler.

Baca Juga: Pasar Perkantoran Konvensional Bergeser Jadi Lebih Compact Akibat COVID-19

Matthew Bouw, Chief Executive Officer Cushman & Wakefield Asia Pasifik menuturkan, Panduan Pembukaan Kembali Lingkungan Kerja merupakan pedoman penting yang wajib dibaca oleh para pemilik maupun penyewa properti mengenai cara sukses mengatasi tantangan sulit dalam mengembalikan pegawai ke tempat kerja dengan aman dan berkelanjutan. Praktik dan protokol yang direkomendasikan dalam panduan ini telah diimplementasikan pada beberapa negara di Asia Pasifik dengan tingkat keberhasilan tinggi. 

“Kami bermitra dengan beberapa firma yang memiliki keahlian mendalam di bidangnya. Sebagai contoh, kami bermitra dengan Delos dan the Well Living Lab dalam menjalankan studi berbasis penelitian untuk mengembangkan prototip Six Feet Office kami dengan pengujian lebih lanjut di berbagai area seperti penyaringan udara tingkat tinggi dan teknologi permukaan higienis,”  papar Matthew Bouw dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Baca Juga: Wajah Muram Pasar Apartemen Jabodetabek Dihantam Wabah COVID-19

Cushman & Wakefield Indonesia akan membantu para pemilik bangunan dan perusahaan yang ditanganinya pada sektor komersial dan ritel untuk kembali ke lingkungan kerja mereka saat kebijakan pembatasan aktivitas mulai diringankan dalam beberapa bulan mendatang. 

Sementara itu, David Cheadle, Managing Director Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, Pedoman ini berlaku sebagai langkah awal untuk menginformasikan para klien kami mengenai bagaimana bangunan akan beroperasi pada “kebiasaan baru” dan bagaimana para penghuni dapat mengelola kebutuhan real estat mereka di masa depan, dengan fokus pada isu finansial, mengingat dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi ini pada sektor bisnis. 

Baca Juga: Harga Lahan Industri Jabodetabek Naik Karena Dua Hal Ini

“Kami berupaya membantu para pemilik bangunan dalam menciptakan kerangka perencanaan terpadu untuk kembali beroperasi penuh, disesuaikan dengan properti yang mereka miliki. Juga untuk para tenant agar dapat mengembangkan protokol yang jelas dan siap diadopsi serta tindakan pembatasan sosial (social distancing) yang dapat diterapkan dengan cepat dan biaya yang relatif rendah pada kantor mereka selagi mereka merencanakan strategi jangka panjang,” jelas David Cheadle. 

Kantor Cushman & Wakefield Indonesia sendiri, imbuhnya, menjalani proses fit-out baru di tahun lalu, memasukkan elemen kerja yang dinamis dan lingkungan kerja yang sehat, seperti ruang kolaborasi, ruang konsentrasi, dan praktik kerja yang mendukung lingkungan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong kesehatan dan kolaborasi antar pegawai.

"Perusahaan akan mengaplikasikan protokol sesuai arahan prototip Six Feet Office untuk menjamin kesehatan dan keamanaan seluruh pegawainya saat mereka kembali ke kantor," pungkasnya. 

Berita Terkait

Ilustrasi dindin rumah rembes karena air hujan. (Sumber: Shutterstock/Burdun Iliya)
Ilustrasi dindin rumah rembes karena air hujan. (Sumber: Shutterstock/Burdun Iliya)