Lippo Karawaci (LPKR) Bukukan Pendapatan Rp14,8 Triliun di 2022, Tiga Sektor Jadi Penopang

PT Siloam International Hospitals Tbk menjadi kontributor utama terhadap total pendapatan LPKR pada tahun 2022, yakni sebesar 64%.

John Riady, CEO PT Lippo Karawaci Tbk.
John Riady, CEO PT Lippo Karawaci Tbk.

RealEstat.id (Jakarta) – Pengembang properti dan penyedia layanan kesehatan di Tanah Air, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp14,8 triliun selama tahun 2022.

Pendapatan LPKR yang solid ini didukung oleh proyek rumah tapak yang berhasil diserahterimakan tepat waktu, pertumbuhan layanan kesehatan yang berkelanjutan, serta pemulihan di lini bisnis pusat perbelanjaan dan hotel.

Pendapatan real estat LPKR meningkat signifikan sebesar 46% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp1,4 triliun di Kuartal IV 2022. Pencapaian ini terutama ditunjang oleh serah terima 495 unit Cendana Parc, salah satu proyek rumah tapak yang dikembangkan di Lippo Village, Tangerang.

Baca Juga: Rilis Cendana Parc, Lippo Hadirkan Desain 'Kelas Sultan' Bagi Milenial Kelas Menengah

Sementara, pendapatan pra penjualan LPKR selama tahun 2022 mencapai Rp4,76 triliun.

Pendapatan sektor layanan kesehatan yang ditopang oleh anak usaha LPKR, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), tetap stabil di Kuartal IV 2022 dengan kenaikan 3% (QoQ) menjadi Rp2,6 triliun. SILO menjadi kontributor utama terhadap total pendapatan LPKR sebesar 64% pada tahun 2022.

Di sisi lain, sektor bisnis lifestyle terus menunjukkan pemulihan dengan peningkatan pendapatan 15% (QoQ) menjadi Rp332 miliar di Kuartal IV 2022.

Baca Juga: Lippo Rilis 3 Produk 'Cendana Homes Series' dengan Harga Rp700 Jutaan

Group CEO LPKR, John Riady menyatakan, Lippo Karawaci bangga dengan kinerja keuangan dan pencapaian bisnis selama tahun 2022, yang mencerminkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan peningkatan operasional yang signifikan yang dilakukan oleh unit-unit bisnis mereka.

Kendati demikian, imbuhnya, LPKR menyadari kondisi ekonomi makro yang menantang tahun ini. Sehingga, pihaknya perlu menyesuaikan strategi untuk memitigasi dampak keuangan dari ketidakpastian ekonomi yang lebih besar dan kenaikan suku bunga, di antara faktor-faktor lainnya.

"Memasuki tahun 2023, kami akan fokus untuk menyelesaikan serah terima proyek dengan tepat waktu dan menangkap lebih banyak permintaan melalui peluncuran produk baru, sambil mempertahankan kinerja operasional yang kuat dari bisnis layanan kesehatan dan lifestyle,” pungkas John Riady.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Laba bersih Metland tumbuh ditopang oleh peningkatan pendapatan dari penjualan properti. Di sisi lain, MTLA juga terus melanjutkan pengembangan pada unit berjalan dengan menghadirkan produk-produk terbaru, seperti Metland Cikarang yang berkonsep Eco Living in Harmony. (Sumber: PT Metropolitan Land, Tbk)
Laba bersih Metland tumbuh ditopang oleh peningkatan pendapatan dari penjualan properti. Di sisi lain, MTLA juga terus melanjutkan pengembangan pada unit berjalan dengan menghadirkan produk-produk terbaru, seperti Metland Cikarang yang berkonsep Eco Living in Harmony. (Sumber: PT Metropolitan Land, Tbk)