Lima Hal Terkait Proyek Properti Berkonsep TOD yang Mesti Anda Ketahui!

Proyek properti high rise yang mengadaptasi konsep transit oriented development (TOD) memiliki beberapa kelebihan dibanding proyek stand-alone.

Stasiun MRT Jakarta (Foto: Colliers)
Stasiun MRT Jakarta (Foto: Colliers)

RealEstat.id (Jakarta) – Properti yang mengadaptasi konsep Transit Oriented Development (TOD) dipredikasi akan menjadi daya tarik bagi konsumen end-user. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya angka pembeli end-user di pasar apartemen—yang diharapkan akan kembali pulih.

"Hal ini mengindikasikan bahwa ada kebutuhan nyata untuk high-rise residence berkonsep TOD seperti ini,” jelas Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto.

Dalam riset "Colliers Radar: Are TOD Apartments More Desirable?" yang dirilis belum lama ini, konsultan properti Colliers International melakukan perbandingan 15 proyek properti berkonsep TOD dan non-TOD yang diluncurkan di Jakarta dan sekitarnya di tahun 2017. Proyek-proyek ini berlokasi di area serta dalam masa periode peluncuran yang sama.

Baca Juga: Peluang dan Prospek Hunian Berkonsep TOD di Jakarta

Dari riset tersebut, tim Research Colliers mengidentifikasikan bahwa:

1. Kinerja Proyek TOD Lebih Baik

Proyek TOD bertahan lebih baik terhadap kondisi pelemahan ekonomi, terutama saat masa pandemi. Ini ditunjukkan dengan proyek TOD yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan proyek non-TOD yang mengalami perlambatan.

2. Penyerapan Proyek TOD Lebih Baik

Berdasarkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir tahun 2022, terlihat proyek TOD menunjukan adanya peningkatan dalam penyerapan bila dibandingkan dengan proyek non-TOD.

3. Beda Kelas

Apartemen TOD dan non-TOD memiliki kelas yang berbeda, sehingga menyebabkan laju kenaikan harga pada kategori TOD lebih tinggi karena angka penjualan yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Jababeka: Pengembangan TOD Perlu Sinergi Pemerintah dan Swasta

4. Pembeli TOD Mayoritas Investor

Pembeli proyek TOD didominasi oleh investor, baik sebagai investor individual maupun agen atau broker properti. Berikutnya diikuti oleh pembelian untuk penggunaan pribadi oleh investor yang merupakan end-user.

5. Cara Bayar Installment

Sebagian besar pembeli lebih memilih metode pembayaran angsuran tunai (installment) langsung kepada developer agar dapat memonitor perkembangan pembangunan proyek.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)